Sukses

Miskin di Dunia Bisa Kaya di Akhirat, Miskin Akhirat Miskin Selamanya Kata UAH

Orang dikatakan berhasil dan sukses menurut Ustadz Adi Hidayat adalah orang dengan kriteria seperti ini.

Liputan6.com, Jakarta - Dai muda berwawasan luas, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengajak jemaahnya untuk merenungkan arti kehidupan yang sejati. Menurutnya dunia itu sementara saja.

"Dunia ini hanya sementara. Kekayaan yang kita kumpulkan di sini akan tinggal di sini juga. Yang abadi itu adalah apa yang kita bawa ke akhirat," ungkap Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya.

Sosok yang dikenal dengan ceramah-ceramahnya yang mendalam ini menegaskan bahwa kehidupan di dunia adalah ujian yang harus dihadapi dengan bijak dan tidak terlalu terikat pada materi.

"Jangan terlalu terpaku pada harta dan kekayaan di dunia ini. Karena pada saat kematian, harta tidak akan membawa manfaat lagi," ujar UAH seperti dikutip dari laman YouTube channel @tholabtv5174.

Ustadz Adi Hidayat juga menyoroti pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. "Kita harus selalu siap untuk menghadapi kematian yang pasti akan tiba. Persiapan ini adalah kunci untuk hidup yang lebih bermakna," ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kaya Miskin di Dunia dan Akhirat

"Segala sesuatu yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah. Kita harus menerima dengan ikhlas dan berserah diri," paparnya.

Ia juga menyinggung persoalan kaya miskin, antara dunia dan akhirat.

Menurutnya seseorang miskin di dunia bisa saja kelak kaya di akhirat. Sedangkan seseorang yang miskin akhirat, akan miskin selamanya.

Ia mengingatkan bahwa orang yang kaya di dunia namun tidak memiliki persiapan untuk akhirat sebenarnya lebih miskin daripada yang hanya memiliki sedikit harta tetapi berbekal untuk kehidupan abadi.

"Dunia ini adalah tempat ujian. Kita harus bijak dalam mengelolanya," katanya lagi.

 

3 dari 3 halaman

Berhasil dalam Kehidupan adalah Orang Ini

Menurut Ustadz Adi Hidayat, orang yang berhasil dalam kehidupan adalah mereka yang mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan dunia dan persiapan untuk akhirat.

"Kekayaan di dunia harus digunakan untuk kebaikan dan amal yang akan membawa manfaat di akhirat," jelasnya.

Ia menyoroti bahaya terlalu terikat pada dunia dan materialisme. "Materialisme bisa membuat kita lupa akan tujuan sejati kehidupan ini, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik di akhirat," tambahnya.

Dalam pandangannya, hidup yang penuh makna adalah hidup yang dijalani dengan kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.

"Setiap amal baik yang kita lakukan di dunia ini akan menjadi bekal yang berharga di akhirat nanti," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya untuk tidak terlalu terpengaruh oleh kesuksesan duniawi semata. "Kesuksesan sejati adalah kesuksesan yang membawa keberkahan dan ridha Allah," ungkapnya.

Ustadz Adi Hidayat mengajak umatnya untuk merefleksikan hidup mereka secara mendalam. "Kita harus selalu introspeksi diri untuk memastikan bahwa setiap langkah kita selaras dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang luhur," tuturnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â