Sukses

Mau Sholat Dhuha di Bulan Muharram? Ini Waktu Terbaik dan Paling Utama Kata Buya Yahya

Sebagaimana diketahui, waktu Dhuha cukup panjang. Apakah ada waktu terbaik yang disarankan untuk sholat Dhuha? Kata Buya Yahya, tentu ada

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki Muharram 1446 H, umat Islam sebaiknya memanfaatkan bulan tersebut dengan meningkatkan ibadah. Salah satunya adalah melaksanakan sholat Dhuha, seminimalnya dua rakaat.

Hukum melaksanakan sholat Dhuha adalah sunnah. Kesunnahan ini berlaku setiap hari, sebagaimana diwasiatkan Rasulullah SAW melaui Abu Hurairah ra.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال : " أوصاني خليلي بثلاثٍ : صيامِ ثلاثةِ أيامٍ من كل شهر ، وركعتي الضحى ، وأن أوتر قبل أن أنام " ( رواه البخاري  

Artinya: ”Rasulullah SAW, kekasihku itu berwasiat kepadaku tiga hal. Pertama puasa tiga hari setiap bulan, kedua dua rakaat Dhuha (setiap hari), dan ketiga sholat Witir sebelum tidur.”

Sholat Dhuha adalah ibadah sholat yang dilakukan mulai matahari terbit seukuran satu tombak sampai waktu zawâl alias sebelum masuk waktu Dzuhur. 

Sebagaimana diketahui, waktu Dhuha cukup panjang. Apakah ada waktu terbaik yang disarankan untuk sholat Dhuha? Kata Buya Yahya, tentu ada. 

Simak berikut penjelasan ulama bernama asli KH Yahya Zainul Ma’arif itu tentang waktu terbaik sholat Dhuha dan paling utama yang dapat dilakukan selama Muharram. 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Waktu Terbaik Sholat Dhuha Menurut Buya Yahya

Buya Yahya mengatakan, sholat Dhuha yang paling afdhol dilakukan ketika ketika terik matahari telah terasa panas atau seperempat siang yang dihitung dari setelah matahari terbit.

“Separuh dari jam 06.00-12.00. Jadi 3 jam setelah matahari terbit. Itu adalah waktu yang paling bagus kalau mau sholat Dhuha,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (5/7/2024).

Buya Yahya mengutip hadis dari Sayyidina Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anhu bahwa ia pernah melihat segolongan orang melakukan sholat Dhuha. Lalu berkata, “Tidakkah kalian tahu bahwa sholat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda, sholat kaum awwâbîn (sholat dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari.” 

“Jadi anak unta itu kan dijemur. Jadi kalau sudah mulai jam 9 keliatan anget. Itulah waktunya sholat Dhuha yang lebih bagus. Dikatakan, yaitu mulai meninggi seperempat dari siang itu, 3 jam dari waktu terbit matahari kurang lebihnya seperti itu,” jelas Buya Yahya.

3 dari 4 halaman

Niat Sholat Dhuha

Mengutip NU Online, sholat Dhuha dapat dilaksanakan sebagaimana shola-sholat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat salam sebagaimana berikut.

Niat di dalam hati bersamaan takbîratul Ihrâm. Untuk memantapkan niat, sebelumnya bisa melafalkan niat sholat Dhuha berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى 

Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Saya niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”  

Selanjutnya melaksanakan gerakan dan bacaan sholat sebagaimana umumnya sampai salam setelah dua rakaat. Setelah salam atau selesai seluruh sholat kemudian membaca doa.

4 dari 4 halaman

Doa usai Sholat Dhuha

Berikut doa setelah sholat Dhuha.

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ   

Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.  

Artinya: “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Demikian penjelasan terkait waktu sholat Dhuha paling utama menurut Buya Yahya dan berdasarkan hadis nabi yang dilengkapi tata caranya. Wallahu a'lam.