Sukses

Peristiwa Penting di Balik Muharram sebagai Bulan Pertama dalam Kalender Islam

Berikut ini alasan mengapa Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender hijriyah.

Liputan6.com, Cilacap - Muharram merupakan bulan yang memiliki arti penting bagi umat Islam. Pasalnya, di hari pertama ini umat Islam seluruh dunia merayakan tahun baru Islam. Dalam penanggalan Jawa, bulan pertama ialah Suro. Jadi bulan Suro sama dengan Muharram.

Menelisik pada sejarah, kesamaan ini tak lepas dari peran Sultan Agung dalam menetapkan kalender Jawa dengan cara mengadopsi kalender hijriyah yang ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Terlepas dari kesamaan tersebut, yang tak kalah pentingnya ialah mengetahui alasan yang mendasari Muharram sebagai bulan pertama, bukan yang lainnya.

Berdasarkan riwayat, di balik penetapan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, tak lepas dari peristiwa penting yang melatar belakanginya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Sekilas Tentang Kalender Hijriyah

Menukil NU Online, kalender Hijriah dikenal sebagai sistem penanggalan Islam. Kalender Hijriah memiliki 12 bulan atau sekitar 354-355 hari dalam satu tahun. 

Kalender Hijriah menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya sehingga dalam setahun jumlah harinya lebih sedikit 11 hari dari pada Masehi yang mengacu pada peredaran matahari (sekitar 365-366 hari). Allah swt berfirman. 

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya, dan ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa (QS At-Taubah: 36).

Dilansir dari NU Online, Amirul Mukminin Umar bin Khattab adalah orang yang menetapkan kalender Hijriah. Dia menjadikan hijrah Nabi Muhammad ke Kota Madinah sebagai permulaan dari kalender Islam tersebut. Umar bin Khattab menilai, hijrah Nabi Muhammad adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Karena, pada paat hijrahlah dakwah Islam menjadi semakin kuat dan gemilang, tentunya dengan pertolongan Allah swt.

3 dari 4 halaman

Alasan Muharram sebagai Bulan Pertama

Lalu, mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriah adalah Muharram, bukan Rabi’ul Awwal? Bukankah Nabi Muhammad berhijrah dari Makkah pada bulan Shafar dan tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-14 kenabian? Mengapa Umar bin Khattab tidak menetapkan Rabi’ul Awwal sebagai bulan pertama Hijriah?

Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018) dijelaskan, beberapa ahli menilai bahwa permulaan hijrah justru terjadi pada bulan Muharram. Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada bulan Dzulhijjah. 

Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad. Oleh karena itu hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.  

Sistem penanggalan Islam ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, pada tahun ke-16 Hijriah, 16 tahun setelah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad. Sebelum ada kalender Hijriah, umat Islam terkadang menggunakan Tahun Gajah atau peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah peperangan orang Arab sebagai patokan penanggalan.

Penetapan kalender Hijriah oleh Umar bin Khattab bukan tanpa perbandingan dengan sistem penanggalan yang sudah ada. Umar pernah membandingkan sistem penanggalan Hijriah dengan kalender Persia dan Romawi. 

4 dari 4 halaman

Lebih Baik dari Kalender Persia dan Romawi

Hasilnya, kalender Hijriah lebih cemerlang dari pada kalender Persia dan Romawi karena kalender Islam telah menerjemahkan peristiwa besar dalam sejarah dunia, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad ke Kota Madinah. 

Kemungkinan ada “misi khusus” dibalik Umar bin Khattab membuat kalender baru tersebut, yakni persatuan Arab di bawah naungan Islam. Demikian disebutkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Umar bin Khattab (2015). 

Misi Umar tersebut semakin kokoh manakala pasukan umat Islam berhasil membebaskan beberapa wilayah di luar semenanjung Arab, yaitu menaklukkan beberapa daerah seperti Kisra, Kaisar, Madain, dan Yerusalem hingga mendirikan Masjidil Aqsa di samping Gereja Anastasis.

Riwayat lain menyebutkan bahwa suatu ketika Umar bin Khattab menerima beberapa surat, termasuk sepucuk surat dari Abu Musa al-Asy’ari. Sayangnya, surat-surat tersebut tidak memiliki keterangan tanggal dan hari. 

Hal itu membuat Umar bin Khattab kesulitan untuk membalasnya, surat tersebut dari siapa dulu yang harus dibalas. Dia kemudian mengumpulkan beberapa sahabat senior dan mengajaknya bermusyawarah untuk menyusun sistem penanggalan Islam.   

Musyawarah tersebut menghasilkan beberapa usulan terkait dengan patokan awal kalender Islam. Ada yang mengusulkan tahun kelahiran Nabi, tahun pengangkatan Nabi, tahun wafatnya Nabi, dan tahun hijrahnya Nabi. Pertemuan itu akhirnya menyepakati bahwa permulaan kalender Islam adalah tahun hijrahnya Nabi Muhammad.

Demikianlah penjelasan mengenai alasan mengapa Muharram menjadi bulan pertama pada tahun hijriah. Semoga dengan memahami alasan tersebut, dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan kita terhadap agama Islam, menjadikan momen ini sebagai sarana untuk memperdalam spiritualitas, dan menjadi umat yang lebih beriman dan bertaqwa.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul