Sukses

Kisah Pendosa Berat yang Diampuni Allah di Hari Kiamat, Ini Rahasianya Ungkap Gus Baha

Gus Baha: Sekecil apapun kebaikan kita, jika terkait dengan iman dan tauhid, bisa menjadi penyelamat kita di akhirat.

Liputan6.com, Jakarta - Jika Allah SWT menghendaki, tidak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya, termasuk bagi seorang pendosa untuk masuk surga sekalipun.

Keyakinan ini mencerminkan kekuasaan mutlak dan rahmat yang luas dari Allah SWT, yang mampu mengubah keadaan siapa pun sesuai dengan kehendak-Nya.

Dalam Islam, konsep ini mengajarkan bahwa keputusan Allah tidak terbatas oleh dosa atau kesalahan seseorang, melainkan lebih pada kemurahan-Nya yang tidak terbatas, yang mampu mengampuni dan mengubah siapa pun yang bertobat dengan sungguh-sungguh.

Oleh karena itu, bagi umat Islam, penting untuk senantiasa berharap dan berdoa kepada Allah atas rahmat-Nya yang melimpah serta menjalani hidup dengan taat dan penuh keimanan.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, dalam ceramah yang salah satunya diunggah di laman youtube kanal @Abahikfi, mengisahkan tentang seorang pendosa yang diampuni oleh Allah SWT.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Rahmat dan Ampunan Allah SWT Tiada Batasnya

Kisah ini mengandung pesan mendalam tentang rahmat dan ampunan Allah yang tiada batas.

Gus Baha mengawali ceramahnya dengan menceritakan tentang seorang pendosa yang telah banyak melakukan kesalahan sepanjang hidupnya.

"Ada orang itu pendosa, salahnya sudah minta ampun sama Allah," katanya. Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Musnad Ahmad dan beberapa riwayat lainnya, disebutkan bahwa orang ini dipanggil oleh Allah SWT pada hari kiamat.

Saat dipanggil, orang tersebut melihat boks-boks besar sepanjang mata memandang. "Dipanggil, Fulan kamu ke sini, kamu lihat itu apa? Boks, ya Allah, 99 boks, sepanjang mata melihat itu isinya dokumen kesalahan dia," ujar Gus Baha.

Melihat begitu banyak dokumen kesalahan, orang tersebut merasa putus asa dan berpikir bahwa dirinya tidak akan masuk surga.

Namun, Allah SWT dengan penuh kasih sayang menenangkannya. "Kemudian sama Allah sudah kamu tenang saja, diambilkan kecil-kecil sekali, paling kecil," kata Gus Baha, menirukan dialog antara Allah dan orang tersebut.

3 dari 3 halaman

Allah SWT Menghargai Kebaikan Sekecil Apapun

Dalam ceramahnya, Gus Baha menggambarkan bahwa Allah menunjukkan kebaikan kecil yang pernah dilakukan oleh orang tersebut.

Orang itu pun bertanya kepada Allah dengan penuh kebingungan, "Kenapa Gusti?" tanya orang itu.

Allah SWT menjawab, "Ini kamu punya kebaikan ini kecil sekali, udah kamu tenang aja". Ternyata, kebaikan kecil tersebut berupa kalimat tauhid "La ilaha illallah."

Ketika ditimbang, boks kecil yang berisi kalimat tauhid tersebut lebih berat daripada 99 boks kesalahan yang dimiliki oleh orang tersebut. "Ternyata setelah ditimbang, orang itu menangis. Boksnya kecil sekali, satu jam kecil karena isinya 'La ilaha illallah'," jelas Gus Baha.

Dalam kisah ini, malaikat yang bertugas menimbang dosa dan kebaikan orang tersebut merasa tidak berani mengabaikan kalimat tauhid yang mengandung nama Allah.

"Malaikat itu nggak berani. 'Kamu berani ada namaku kemudian kamu abaikan'," ujar Gus Baha menirukan dialog antara malaikat dan Allah SWT.

Malaikat yang menimbang pun diprovokasi oleh malaikat lainnya, yang mengatakan, "Kamu berani nggak mempertimbangkan kata Allah di situ." Dengan demikian, kalimat tauhid "La ilaha illallah" menjadi penyelamat bagi orang tersebut, menutupi segala dosanya dan membawanya menuju surga.

Gus Baha menutup ceramahnya dengan mengingatkan bahwa rahmat Allah sangat luas dan ampunan-Nya tiada batas. "Kisah ini mengajarkan kita bahwa sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, terutama yang berkaitan dengan iman dan tauhid, dapat menjadi penyelamat kita di akhirat," katanya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul