Liputan6.com, Jakarta - Di bulan Muharram, ada dua puasa sunnah yang sering diamalkan umat Islam. Adalah puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram).
Dalil pertama yang mendasari puasa sunnah di bulan Muharram -termasuk Tasu’a dan Asyura- adalah sabda nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Ia berkatah bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Advertisement
Baca Juga
Secara khusus, anjuran mengamalkan puasa Tasu’a dan Asyura didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu.
Dalam hadis ini, Nabi SAW menganjurkan umatnya berpuasa pada hari Asyura. Sebagai pembeda, muslim berpuasa sehari sebelum atau setelah Asyura. Umumnya, umat Islam memilih puasa sehari sebelumnya atau tanggal 9 Muharram.
“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)
Kapan puasa Tasu’a dan Asyura 2024 diamalkan? Simak berikut jadwalnya menurut kalender Hijriah Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah, dan hasil rukyatul hilal Nahdlatul Ulama (NU).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Jadwal Puasa Tasu’a dan Asyura 2024
Awal Muharram 1446 H yang ditetapkan pemerintah-Muhammadiyah dengan NU berbeda. Oleh karenanya, terdapat perbedaan tanggal puasa Tasu’a dan Asyura 2024. Berikut jadwalnya yang perlu dicatat.
Jadwal Puasa Tasu’a dan Asyura versi Pemerintah dan Muhammadiyah
Senin, 15 Juli 2024 M/9 Muharram 1446 H (hari Tasu’a)
Selasa, 16 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 H (hari Asyura)
Jadwal Puasa Tasu’a dan Asyura versi NU
Selasa, 16 Juli 2024 M/9 Muharram 1446 H (hari Tasu’a)
Rabu, 17 Juli 2024 M/10 Muharram 1446 H (hari Asyura)
Advertisement
Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Niat Puasa Tasu’a
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
Sebagai catatan, niat puasa Tasu’a dan Asyura dimulai sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.