Sukses

Kisah Rasulullah dan Sahabat Patungan demi Merdekakan Salman al-Farisi yang Jadi Budak karena Ditipu

Salman al-Farisi, sahabat Rasulullah SAW pernah mengalami pahitnya menjadi budak sebab tertipu oleh bani Kalb dan dijual kepada seorang Yahudi

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu tempat bersejarah yang terletak di Kota Madinah ialah sebuah kebun kurma yang kemudian populer dengan sebutan ‘Pohon Kurma Salman al-Farisi.’

Dibalik namanya yang dilekatkan kepada salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang berasal dari tanah Persia ini terdapat kisah perjuangan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya.

Kebun ini menjadi saksi bisu atas spirit pengorbanan mereka terkait pembebasan Salman al-Farisi dari perbudakan.

Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya bahu membahu berdonasi alias patungan untuk memerdekakan sahabat yang memiliki ide membuat parit dalam perang Khandaq atau Ahzab ini.

Simak kisahnya sampai selesai.

 

Simak Video PIlihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menjadi Budak karena Tertipu

Menukil hidayatuna.com, sebuah kebun kurma yang masyhur disebut kebun kurma Salman Al-Farisi. Di area kebun kurma, Rasulullah pernah membantu Salman Al-Farisi untuk membebaskan diri dari perbudakan dengan cara membeli dirinya sendiri atau dalam istilah fikih akad mukatabah.

Salman al-Farisi sesungguhnya adalah seseorang yang merdeka, namun dalam perjalanan pengembaraan spiritualnya ia ditipu oleh Bani Kalb dan ia dijual kepada seorang Yahudi.

Di era jahiliyah hal ini biasa terjadi. Maka di era Rasulullah, perbudakan hanya boleh terjadi akibat peperangan agama.

Itupun Islam mempermudah seseorang dimerdekakan agar tidak lagi menjadi budak.

Islam menghapus perbudakan dengan cara yang sangat elegan dan santun. Betapa banyak pelanggaran-pelanggaran agama yang harus didenda dengan pembebasan budak.

3 dari 4 halaman

Rasulullah dan Para Sahabatnya Berdonasi untuk Membantu Salman al-Farisi

Karena statusnya sebagai budak ini, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ahmad dan Ibn Said dalam Thabaqat Qissah Gharsi Nabi linahli bi yadihi fil Bustan, Salman al-Farisi tidak dapat mengikuti perang Badar maupun perang Uhud. Rasulullah memerintahkan Salman al-Farisi untuk berakad kitabah kepada tuannya.

Kepada pemiliknya, Salman al-Farisi berjanji akan menanam 300 benih pohon kurma dan menyerahkan 40 uqiyah (1 uqiyah setara dengan 119 gram perak.

Jadi 40 uqiyah sama dengan 4,76 kg perak), sebagai harga yang harus dibayar untuk kemerdekaannya. Dan sang tuan menyetujui itu.

Rasulullah kemudian memerintahkan para sahabat untuk membantu salman mengumpulkan 300 benih bohon kurma.

Ada yang berdonasi 30, 20,15 dan 10 benih hingga kemudian terkumpul 300 benih.

Setelah terkumpul, Semua benih dikumpulkan dan Rasulullah memegangnya.

Dan tidak ada satupun dari bibit itu yang mati. Rasulullah kemudian memerintahkan agar Salman segera ditebus.

 

4 dari 4 halaman

Ajaibnya Kebun Salman

Rasulullah bersama para sahabat menanam bibit kurma itu. Dan kurma-kurma yang ditanam oleh Rasulullah langsung berbuah dalam setahun.

Padahal umumnya bibit kurma yang ditanam butuh minimal 5 tahun untuk kemudian berbuah.

Setelah Salman al-Farisi memenuhi persyaratan kebun kurma, ia masih harus memberikan 40 uqiyah kepada pemiliknya.

Rasulullah pun kemudian mendatangi Salman al-Farisi dengan membawa emas sebesar telur ayam.

Salman menerimanya dan kemudian membayarkannya kepada sang majikan.

Maka sejak itu, Salman al-Farisi menjadi manusia yang merdeka, tidak lagi menyandang status budak.

Maka sejak itu Salman al-Farisi tidak pernah terlewat dari peperangan dalam menegakkan Islam bersama Rasulullah.

Perjalanan mengunjungi tempat yang sekarang masyhur disebut kebun salman ini secara dzahir tidak ada beda dengan kebun kurma yang lain.

Hanya saja disana terdapat sumur tebusan yang menjadi bukti sejarah bagaimana Rasulullah menebus sahabatnya.

Dari kebun Salman ini kita belajar bagaimana Rasulullah mengajarkan secara langsung bahwa sayyidul ummah khodimahum, pemimpin suatu kelompok yang sesungguhnya adalah pelayan kelompok itu.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.