Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan dalam konteks umum dapat diartikan sebagai interaksi atau kumpul-kumpul antara dua atau lebih individu atau kelompok untuk tujuan tertentu.
Antara ayah dengan anaknya, antara sahabat dengan sahabat lain, itu saja. Namun bagi Gus Baha sosok ulama yang dikenal alim alamah dan ahli tafsir ini sangat berbeda.
Ulama bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini memberikan pandangan unik tentang pentingnya membuat setiap pertemuan dengan keluarga menjadi momen yang istimewa.
Advertisement
Gus Baha dalam sebuah pengajiannya menekankan bahwa setiap pertemuan harus dianggap sebagai pertemuan terakhir, sehingga kita bisa menghargai setiap momen dengan lebih dalam.
Dalam ceramahnya, Gus Baha bercerita tentang interaksinya dengan anak-anaknya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Begini yang Diucapkan Gus Baha pada Anak-anaknya
"Saya bilang ke anak-anak, kamu ketemu saya itu harus spesial. Bisa saja Bapak besok meninggal, jadi semua hari itu spesial karena bisa jadi ini kenangan terakhir," ujarnya, dikutip laman Youtube kanal NgugemiDawuhMasyayikh.
Menurut Gus Baha, pesan ini disampaikan dengan tujuan agar anak-anaknya selalu menghargai waktu bersama keluarga.
Gus Baha mengingatkan, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk melaksanakan sholat dengan penuh khusyuk, seakan-akan itu adalah sholat terakhir mereka.
"Nabi itu kalau ngajari orang supaya sholat khusyuk, Kamu sholat seakan-akan itu sholat terakhir kamu," ungkap Gus Baha.
Menurutnya, prinsip ini juga bisa diterapkan dalam pertemuan dengan orang-orang tercinta.
Pendekatan Gus Baha ini bertujuan agar setiap pertemuan dengan keluarga dirasakan lebih mendalam dan berarti.
"Ketemu istri seakan-akan terakhir pertemuan, kayak mau pergi ke New Zealand atau ke Amerika aja. Malam itu spesial karena besok istri saya pergi. Bayangkan kalau itu terakhir mau mati," tuturnya dengan penuh emosi.
Advertisement
Penting Menciptakan Momen
Menurut Gus Baha, memperlakukan setiap pertemuan sebagai momen spesial akan menciptakan kebahagiaan yang lebih besar dalam keluarga.
"Sehingga anak-anak saya itu sama saya itu senang sekali. Saya juga sama anak-anak senang karena kesempatan ini nggak selalu ada," tambahnya.
Gus Baha juga menekankan bahwa menciptakan momen spesial ini tidak hanya berlaku untuk hubungan dengan anak-anak, tetapi juga dengan pasangan.
"Kalau ketemu istri seakan-akan pertemuan terakhir, itu akan membuat hubungan lebih harmonis," jelasnya.
Pandangan Gus Baha ini disampaikan dengan harapan agar keluarga-keluarga Muslim dapat lebih menghargai dan memperkuat ikatan mereka.
Dengan menganggap setiap pertemuan sebagai yang terakhir, diharapkan akan tercipta kenangan-kenangan yang berharga dan hubungan yang lebih erat.
Gus Baha juga memberikan contoh-contoh konkret dari pengalamannya sendiri. Misalnya, ketika anak-anaknya baru tamat dari sekolah atau pondok pesantren, dia selalu memastikan untuk membuat pertemuan tersebut istimewa.
"Anak saya itu baru tamat Aliah kemarin, yang satu barusan mondok di Sarang baru 2 bulan atau 1 bulan," ceritanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Gus Baha selalu berusaha menciptakan momen-momen spesial dengan anak-anaknya.
"Saya kalau bilang ke anak-anak gini, kamu ketemu saya itu harus spesial," tegasnya.
Hal ini tidak hanya menciptakan kebahagiaan, tetapi juga mengajarkan anak-anaknya untuk selalu menghargai waktu bersama keluarga.
Dengan pandangan dan pendekatannya yang unik ini, Gus Baha berharap agar keluarga-keluarga Muslim dapat lebih menghargai setiap momen bersama. "Karena kesempatan ini nggak selalu ada," tutupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul