Liputan6.com, Cilacap - Ulama Keshoro, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyatakan bahwa kita tidak boleh merasa utang jasa kepada selain Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, hal-hal ini dilakukan oleh seseorang yang memiliki keilmuan dan akidah yang kuat dan benar. Tanpa ilmu dan iman yang benar mustahil manusia akan merasa utang jasa kepada Allah SWT, bahkan sebaliknya yang ada ialah melalaikan dan melupakan nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT.
“Dengan tradisi ilmu yang benar, akidah yang benar, haadzihi ardlullah (ini buminya Allah), sehingga utang jasa Anda hanya kepada Allah, ini air juga ciptaan Allah, sehingga utang jasa kita ya sama Allah,” terangnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Kamis (11/07/2024).
“Sehingga dengan demikian, meskipun ada negara yang tatanannya bagus yang seakan-akan lebih baik ketimbang Indonesia itu itu tidak mendikte kita karena kita pertama merasa utang jasa sama Allah bukan kepada yang lain,” sambungnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Salah Besar Jika Merasa Utang Jasa Selain Kepada Allah
Berfikir dan merasa utang jasa kepada selain Allah menurut santri alumnus Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang ini merupakan kesalahan besar.
Pasalnya, yang benar ialah kita senantiasa merasa utang jasa kepada Allah SWT, Sang Pemilik alam semesta yang manfaatnya kita gunakan dan rasakan tiap waktu.
“Karena bumi yang kita injak milik Allah, air yang kita minum milik Allah, bahwa orang melupakan Allah karena tadi berpikirnya sudah sangat melenceng,” paparnya.
Bahkan baiknya sebuah negara kita tidak boleh mengesampingkan peran Allah SWT. Boleh mangakui baiknya sebuah negara lantaran ada peran manusia, namun yang terutama dan tidak boleh dilupakan ialah peran Allah SWT.
“Dikira itu negara baik, tertib kemudian jasanya manusia. Itu oke kita mengakui, tapi nomor satu jasanya Allah SWT,” tandasnya.
Advertisement
3 Cara Bersyukur Kepada Allah
Menukil NU Online, dari sejumlah keterangan yang didapat dari berbagai literatur, setidaknya ada tiga cara mengungkapkan syukur sebagai berikut:
1. Melalui Lisan
Mengapresiasi syukur lewat lisan yakni dengan ucapan ‘alhamdulillah” adalah hal minimal yang harus dilakukan. Aktivitas lain adalah berkata yang baik-baik.
Orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak baik. Mereka akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat orang lain tersakiti hatinya.
2. Melalui Hati
Dalam aktivitas hati ini, bagaimana mengelola hati menjadi hal sangat penting. Aktivitas hati terkait dengan syukur bisa diwujudkan dalam bentuk perasaan senang, ikhlas dan rela dengan apa sudah yang ada.
Orang-orang bersyukur tentu lebih mudah mencapai bahagia dalam hidupnya terlepas apakah mereka termasuk orang sukses atau belum sukses. Syukur tidak mensyaratkan sukses dalam hidup ini sebab kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia takkan pernah bisa dihitung.
Manusia takkan pernah mampu menghitung seluruh kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Allah dalam surat Ar-Rahman, ayat 13, bertanya kepada manusia:
فَبِأَيِّ آلاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Artinya: Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
3. Melalui Fisik
Aktivitas fisik atau perbuatan nyata terkait dengan syukur bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik melibatkan orang lain atau hanya melibatkan diri sendiri. Yang terkait dengan orang lain misalnya seperti berbagi rezeki, ilmu pengetahuan, kegembiraan dan sebagainya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul