Sukses

Gus Baha Sebut Pengangguran Itu Baik, Simak Penjelasannya agar Tidak Gagal Paham

Nganggur ternyata baik, asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Pernyataan sekaligus penjelasan menarik menurut Gus Baha.

Liputan6.com, Jakarta - Ulama ahli tafsir Al-Qur'an, Gus Baha dikenal karena sikapnya yang penuh penghargaan terhadap setiap orang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka.

Salah satu contoh nyata adalah bagaimana dia memperlakukan para pengangguran dengan penuh kasih dan rasa hormat. Menurut Gus Baha, setiap individu memiliki nilai dan martabat yang harus dihargai.

Dia sering mengingatkan bahwa pengangguran bukanlah tanda kegagalan, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui dengan sabar dan tawakal.

Pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim juga dikenal sebagai seorang ulama yang pandai menyampaikan hikmah dalam berbagai hal.

Dalam sebuah ceramah yang ssalah satunya turut diunggah di kanal YouTube @PintuHidayah-ko1ht, Gus Baha menguraikan hikmah di balik "nganggur" atau tidak bekerja.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Nganggur Itu Baik, Tidak Selalu Negatif

Menurut Gus Baha, nganggur bukanlah sesuatu yang negatif asalkan dilakukan dengan cara yang benar.

Gus Baha bercerita bahwa ketika ada jenazah di lingkungan sekitarnya, ia sering diminta untuk memberikan sambutan terakhir.

"Biasanya kalau tetangga meninggal, saya sering disuruh ngelepas. Saya bilang orang ini baik karena sering lamun di rumah, sering nganggur di rumah," ungkapnya.

Gus Baha menambahkan bahwa orang yang sering di rumah dan tidak bekerja, cenderung tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum atau maksiat.

Menurut Gus Baha, tidak ada yang salah dengan nganggur selama tidak melakukan hal-hal yang buruk.

"Kalau dia nganggur, artinya juga gak berbuat sesuatu yang maksiat kan? Orang nganggur di rumahnya ya ndak bunuh orang, ndak maling, ndak korupsi. Ya namanya nganggur di rumah," jelasnya.

Pandangan ini menunjukkan bahwa menganggur bisa menjadi jalan untuk menghindari perbuatan dosa.

Gus Baha juga menyoroti pandangan istri yang sering kali menganggap suami nganggur tidak berguna karena tidak menghasilkan uang.

3 dari 3 halaman

Aktivitas Mubah Baik, Bisa Menghindari Perbuatan Haram

"Lah cuma istri cara pandang nganggur gak menghasilkan uang tapi juga gak menghasilkan maksiat kan," tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam Islam, menghargai kegiatan sehari-hari yang mubah atau diperbolehkan sangat penting. Dalam pandangan Islam, tidak melakukan sesuatu yang haram adalah sebuah kebaikan yang besar.

"Sebenarnya Islam itu, makanya kalau sampean ngaji usul fiqih itu ada kitab usul fiqh itu terkenal sekali di pesantren," ujarnya.

Kitab ini mengajarkan bahwa aktivitas sehari-hari yang mubah memiliki nilai yang luar biasa karena bisa menjauhkan dari perbuatan haram.

Gus Baha menekankan bahwa setiap perbuatan yang diperbolehkan, jika dilakukan dengan niat yang baik, bisa menjadi sarana untuk meninggalkan perbuatan haram.

"Ma Min mubahin illa ahaqqu bihi tarku haram mimma," kata Gus Baha, mengutip dari kitab tersebut. Artinya, tidak ada aktivitas yang mubah kecuali di dalamnya terdapat kehebatan meninggalkan perbuatan haram.

Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan agar kita tidak meremehkan kegiatan yang tampak sepele seperti duduk-duduk di rumah. "Keseharian yang mubah saat anda lakukan itu ada kehebatan yang luar biasa yaitu meninggalkan haram," tuturnya.

Dengan demikian, meski tampaknya tidak produktif, nganggur bisa menjadi bentuk ibadah jika diniatkan untuk menghindari dosa.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa kita harus memiliki cara pandang yang luas dalam menilai sebuah perbuatan. "Islam itu sangat menghargai setiap detil kehidupan manusia, termasuk hal-hal yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang," katanya.

Islam mengajarkan untuk selalu mengambil hikmah dari setiap keadaan, termasuk nganggur.

Menurutnya, pandangan masyarakat terhadap orang yang nganggur sering kali keliru.

"Orang sering nganggap nganggur itu negatif, padahal kalau dia nganggur dengan niat yang benar, itu bisa jadi pahala," tegasnya. Gus Baha mengajak kita untuk lebih bijak dalam menilai dan melihat kebaikan di balik setiap perbuatan.

Gus Baha menambahkan bahwa kehidupan manusia penuh dengan pilihan. "Tinggal kita yang menentukan apakah pilihan tersebut membawa kita lebih dekat kepada kebaikan atau malah menjauhkan kita dari-Nya," tuturnya.

Ia mengingatkan bahwa setiap detik dalam hidup ini bisa menjadi ladang pahala jika kita niatkan untuk kebaikan.

Dengan memahami hikmah nganggur yang disampaikan oleh Gus Baha, kita diajak untuk lebih menghargai setiap keadaan dalam hidup. "Jangan meremehkan hal-hal kecil, karena dari yang kecil itu kita bisa belajar banyak," katanya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul