Liputan6.com, Jakarta - Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah untuk senantiasa mendekatkan diri dengan berdoa kepada- Nya. Sebagaimana perintah berdoa yang terdapat dalam QS. Ghafir ayat 60,
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: “Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
Advertisement
Baca Juga
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah akan mengabulkan setiap keinginan bagi hamba-nya yang tulus dalam berdoa, termasuk perihal meminta jodoh.
Namun, ketika kita menyukai seseorang, kemudian berharap dan ber-doa minta jodoh dengan menyebut namanya, apakah hal itu diperbolehkan dan tidak berlawanan dengan akhlak kita terhadap Allah?
Saksikan Video Pilihan ini:
Hukum Doa Minta Jodoh dengan Menyebut Nama
Mengutip dari laman bincangsyariah.com, secara umum sebenarnya kita boleh meminta apapun kepada Allah, bahkan boleh berangan-angan akan sesuatu dan mengharap Allah mengabulkannya. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Barangsiapa yang mengangankan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan tersebut. Karena ia sedang meminta kepada Allah Azza wa Jalla” (HR. Ibnu Hibban no. 889).
Hadis diatas didukung pula oleh pernyataan Ibunda kaum muslimin, Aisyah RA, yang mengatakan,
سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ
“Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun” (HR. Al Baihaqi)
Para ulama pun dalam kesehariannya, tidak jarang meminta sesuatu yang terkesan remeh seperti diceritakan oleh Ibn Rajab al-Hanbali dalam Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam (j. 1 h. 225),
وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته
“Dahulu para salaf meminta kepada Allah dalam shalatnya, semua kebutuhannya sampai-sampai garam untuk adonannya dan tali kekang untuk kambingnya”
Dari keterangan-keterangan diatas, seyogyanya kita bisa menyatakan bahwa tidak masalah apabila kita berangan-angan berjodoh dengan seseorang yang kita sukai, kemudian berdoa, meminta kepada Allah agar dijodohkan dengan orang tersebut.
Advertisement
Perhatikan Adab dan Tata Krama dalam Berdoa
Namun demikian, dalam keterangan yang lain, ada penjelasan soal adab atau tata krama dalam berdoa. Salah satu diantara tata krama tersebut ialah jangan berlebihan dalam berdoa. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf: 55,
ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ
Ud’ụ rabbakum taḍarru’aw wa khufyah, innahụ lā yuḥibbul-mu’tadīn
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Maksud daripada “melampaui batas” dalam ayat diatas, dijelaskan oleh para ulama diantaranya ialah dengan terlalu terperinci dalam berdoa. Sebagaimana dikisahkan dalam riwayat tentang perbincangan antara Abdullah bin Mughoffal dan putranya,
“Abdullah bin Mughoffal pernah mendengar puteranya berdoa, “Ya Allah, jika aku masuk surga berikanlah kepadaku istana berwarna putih di sebelah kanan surga.” Abdullah lalu berkata pada puteranya, “Wahai anakku jika berdoa mintalah pada Allah surga dan mintalah agar dijauhkan dari neraka karena aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Akan datang pada umat ini orang-orang yang berlebihan dalam bersuci dan dalam berdoa.” (HR. Abu Daud, no. 96; Ibnu Majah, no. 3864)
Dikhawatirkan, dengan berdoa meminta jodoh sambil menyebutkan nama, akan bisa masuk kategori berlebihan dalam berdoa karena terlalu spesifik. Apalagi dalam persoalan jodoh dan persoalan lainnya apapun itu, kita tahu bahwa ilmu Allah, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan kita. Bisa jadi yang menurut kita baik, menurut Allah justru tidak baik. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 216,
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Wa ‘asā an takrahụ syai`aw wa huwa khairul lakum, wa ‘asā an tuḥibbụ syai`aw wa huwa syarrul lakum, wallāhu ya’lamu wa antum lā ta’lamụn
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Bacaan Doa Minta Jodoh
Dengan pertimbangan tersebut, para ulama berpendapat bahwa sebaiknya doa itu menggunakan kalimat yang jami’ul kalim, artinya singkat namun sarat akan makna. Kita meminta sesuatu secara umum, kemudian menyerahkan pilihan apa yang terbaik kepada Allah SWT.
Kesimpulannya, meskipun diperbolehkan, namun secara adab ataupun tatakrama, berdoa meminta jodoh dengan menyebutkan nama agar kurang baik. Oleh karena itu, disarankan untuk membaca doa meminta jodoh sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Nabi Zakaria dan tertuang dalam firman Allah QS. Al-Anbiya: 89,
رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ
Rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.”
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab.
Advertisement