Sukses

Menurut Buya Yahya Anak Yatim Nakal bukan karena Salah Mereka, Lantas Siapa?

Jangan salahkan anak yatim, ini alasan mereka nakal menurut Buya Yahya

Liputan6.com, Jakarta - Sering kali, anak yatim dianggap memiliki kecenderungan nakal, namun pandangan ini seringkali tidak tepat.

Fenomena ini sebenarnya lebih berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi yang mereka hadapi.

Anak yatim sering mengalami kesulitan setelah kehilangan orang tua, yang dapat menyebabkan kurangnya perhatian dan pengasuhan yang memadai.

Buya Yahya, ulama terkemuka, mengajak kita untuk memahami dengan lebih dalam mengenai perilaku anak yatim, terutama ketika mereka menunjukkan sikap yang kurang baik.

Dalam pandangannya, perilaku anak yatim yang dianggap nakal sering kali merupakan akibat dari situasi dan kondisi yang mereka alami, bukan karakter bawaan mereka.

"Mungkin ada sebagian orang yang kesal dengan anak yatim karena dianggap nakal. Namun, penting untuk diingat bahwa anak yatim tidak harus nakal," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Setelah Ayahnya Meninggal, Ibunya Seperti Ini

Ia menekankan bahwa seringkali penilaian negatif terhadap anak yatim tidak mempertimbangkan latar belakang dan tantangan yang mereka hadapi setelah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka.

"Kalau kita telusuri lebih dalam, kita bisa melihat kenapa anak yatim bisa jadi nakal. Setelah ayahnya meninggal, ibunya mungkin mengalami kesulitan dalam mencari nafkah," ujarnya.

Keadaan ini menunjukkan bahwa tantangan finansial dan emosional yang dihadapi ibu setelah kehilangan suami dapat memengaruhi kualitas pengasuhan anak, yang pada gilirannya dapat memengaruhi perilaku anak.

"Ibunya harus mencari uang untuk keluarga, dan anak yatim menjadi kurang terawat. Ini adalah situasi yang harus kita pertimbangkan," lanjutnya.

Kesulitan ekonomi dan beban tanggung jawab yang besar dapat menyebabkan perhatian terhadap anak menjadi terbagi, dan ini bisa berpengaruh pada perilaku mereka.

Buya Yahya menekankan pentingnya pemahaman yang lebih dalam tentang situasi anak yatim.

"Kalau kita melihat anak yatim yang nakal, jangan langsung menyalahkan mereka. Kita harus melihat situasi di sekitar mereka," katanya.

Ini adalah ajakan untuk lebih bijaksana dalam menilai perilaku anak yatim dengan mempertimbangkan kondisi yang mereka alami.

"Anak yatim mungkin kurang terawat karena ibunya sibuk mencari nafkah," tambah Buya Yahya.

3 dari 3 halaman

Jangan Salahkan Anak Yatim, dengan Perilakunya

Kekurangan dalam pengasuhan dan perhatian yang memadai dapat mempengaruhi perkembangan perilaku anak, dan ini adalah masalah yang memerlukan perhatian dan dukungan dari masyarakat.

"Jangan salahkan anak yatim karena perilaku mereka. Kita harus mencari cara untuk membantu mereka, bukan hanya mengkritik," imbuhnya.

"Jika masih ada ayahnya, mungkin keadaan berbeda karena bapaknya bisa bekerja dan ibunya lebih fokus pada pengasuhan," jelas Buya Yahya.

Buya Yahya juga menekankan pentingnya peran komunitas dalam mendukung anak yatim.

"Kita harus bersama-sama memperhatikan dan mendukung anak yatim, agar mereka bisa tumbuh dengan baik dan mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan. Sebenarnya kalua ada anak Yatim nakal di sekitar kita, yang salah kita karena tak membantuy orang tuanya dan tak memberikan perhatian," tegas Buya.

Dukungan dari masyarakat dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi anak yatim.

Dengan panduan Buya Yahya, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami situasi anak yatim dan memberikan dukungan yang diperlukan.

"Mari kita tidak hanya melihat dari luar, tapi juga mencoba memahami dan membantu anak yatim dengan penuh kasih sayang dan perhatian," tutupnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.