Sukses

Putri Bisa Tertukar Menteri juga, Tapi Hal Ini Tidak akan Pernah Tertukar

Jangan khawatirkan soal rezeki, UAH sebutkan tak bakal ada yang tertukar, beda dengan jabatan yang bisa ditukar-tukar.

Liputan6.com, Jakarta - Sempat viral beberapa tahun silam sinetron yang dibintangi Nikita Willy bertajuk 'Putri yang Tertukar', geger juga ketika jabatan menteri tertukar di kabinet. Semua bisa tertukar.

Mengutip laman Youtube kanal @jalanhidayah89 Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengatakan, semua bisa tertukar namun ada hal yang tidak bisa ditukar.

Dalam ceramahnya, UAH menekankan bahwa rezeki setiap orang sudah ditetapkan dan tidak akan pernah tertukar dengan milik orang lain.

"Putri boleh tertukar, jabatan menteri bisa ditukar, tapi rezeki tidak akan pernah tertukar," ujar UAH. Ia menjelaskan bahwa dalam kehidupan, banyak hal bisa berubah atau tertukar, seperti posisi dalam pekerjaan atau bahkan peran dalam keluarga, seerti yang tergambar dalam sinetron tadi.

Namun, ada satu hal yang pasti dan tidak bisa berubah, yaitu rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk setiap individu.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Begini Konsep Rezeki Hingga Meninggal Dunia

Ustadz Adi Hidayat mengutip sebuah hadis yang menegaskan bahwa rezeki setiap orang sudah ditetapkan dan tidak akan tertukar.

"Ingat ya, rezeki tidak akan tertukar. Kalau sudah tahu dapat bagiannya, paham hadis ini," jelasnya. Pesan ini diharapkan dapat menenangkan hati umat Islam, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi atau persaingan yang ketat.

Dalam ceramahnya, UAH juga menekankan bahwa pemahaman ini seharusnya membuat orang tidak perlu khawatir akan kekurangan rezeki.

"Tidak perlu takut kekurangan rezeki, karena setiap kita itu sudah dijamin sampai wafatnya," katanya. Menurut UAH, keyakinan ini penting agar seseorang dapat menjalani hidup dengan tenang dan tidak merasa tertekan oleh persaingan ekonomi atau ketidakpastian finansial.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat juga memberikan peringatan agar tidak berusaha mengambil hak orang lain, termasuk dalam hal rezeki.

 

3 dari 3 halaman

Rejeki Itu Sangat Luas

"Tidak perlu iseng mengambil rezeki orang lain, karena setiap kita ada bagiannya," ujar UAH.

Ia menegaskan bahwa setiap orang sudah memiliki bagian rezeki masing-masing, sehingga tidak perlu iri atau mencoba merebut apa yang bukan haknya.

Melalui ceramah ini UAH berharap agar umat Islam dapat lebih memahami konsep rezeki dan menjalani kehidupan dengan penuh syukur dan keikhlasan.

Ia juga mengingatkan bahwa rezeki tidak hanya berupa materi, tetapi juga kesehatan, keluarga, dan kebahagiaan. "Rezeki itu luas, bukan hanya uang. Kesehatan, ketenangan, dan keluarga yang bahagia juga termasuk rezeki," tuturnya.

Dengan pemahaman yang benar tentang rezeki, UAH percaya bahwa umat Islam dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik, tanpa rasa takut atau iri terhadap orang lain. "Kita harus yakin bahwa Allah sudah mengatur yang terbaik untuk kita. Tugas kita adalah berusaha dan bersyukur," pungkasnya.

Ceramah UAH ini menjadi salah satu dari sekian banyak pengajaran yang ia sampaikan untuk memberikan pencerahan kepada umat Islam. "Semoga kita semua bisa lebih memahami dan mengamalkan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari," kata UAH.

UAH juga mengajak umat Islam untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama agar dapat menghadapi hidup dengan lebih bijaksana. "Ilmu adalah cahaya, dan dengan ilmu, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan terarah," tutupnya.

Dengan pesan ini, Ustadz Adi Hidayat berharap agar umat Islam dapat lebih bersyukur dan ikhlas dalam menjalani kehidupan, serta tidak tergoda untuk mengambil apa yang bukan haknya.

"Mari kita jaga keimanan dan keyakinan kita, serta selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan," tambahnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul