Sukses

Benarkah yang Hafal Asmaul Husna Bakal Masuk Surga?

Simak sampai selesai, inilah yang akan terjadi padamu jika hafal Asmaul Husna.

Liputan6.com, Jakarta - Asmaul Husna, yang berarti "nama-nama yang indah," adalah sebutan untuk 99 nama yang dimiliki oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadis.

Nama-nama ini menggambarkan sifat-sifat dan karakteristik Allah yang maha sempurna dan mulia. Setiap nama tidak hanya menjadi bentuk pengenalan terhadap Allah, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mengajarkan nilai-nilai dan prinsip kehidupan bagi umat Islam.

Nama-nama dalam Asmaul Husna mencakup berbagai aspek sifat Allah, seperti Ar-Rahman (Maha Pengasih), Al-Ghaffar (Maha Pengampun), Al-Alim (Maha Mengetahui), dan banyak lagi.

Setiap nama memberikan pemahaman tentang kekuasaan, kebijaksanaan, kasih sayang, dan keadilan Allah. Umat Islam dianjurkan untuk mempelajari dan memahami Asmaul Husna, karena selain menjadi bagian dari ibadah, penghayatan terhadap nama-nama ini juga bisa memperkuat iman dan kepercayaan kepada Allah.

Selain aspek teologis, Asmaul Husna juga memiliki dimensi spiritual yang kuat. Mengingat dan menyebut nama-nama Allah ini dalam doa dan zikir diyakini dapat mendekatkan seseorang kepada Allah dan mendapatkan berkah-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, Asmaul Husna menjadi panduan moral dan etika bagi umat Islam, mendorong mereka untuk meneladani sifat-sifat yang mulia tersebut dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam sekitar.

Lalu, benarkah bagi yang hafal Asmaul Husna ini akan masuk surga?

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Siapa Menghafalnya Pasti Masuk Surga

Menukil voa-islam.com, Allah SWT mengabarkan sendiri tentang diri-Nya dalam kitab-Nya, bahwa Dia memiliki nama-nama Maha Indah. Nama-nama ini dikenal dengan Asmaul Husna. Secara Bahasa, artinya nama-nama Allah yang sangat indah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا

“Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaulhusna) itu.” (QS. Al-A’raf: 180)

Imam al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya menukil perkataan Muqatil tentang sebab turunnya ayat ini. Ada seseorang berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam shalatnya, dia memanggil Ar-Rahman. Sebagian kaum musyrikin Makkah berkata: sesungguhnya Muhammad dan teman-temannya mengaku menyembah tuhan yang satu, lihatlah orang ini menyeru yang tuhan kedua. Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat ini,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا

“Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaulhusna) itu.” Al-husnaa adalah bentuk muannats dari ahsan; seperti kata kubra dan shugra.

Disebutkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, siapa yang 'menghitungnya atau menghafalnya' maka dia masuk surga."

Dalam Riwayat lain disebutkan,

مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“siapa menghafalnya pasti masuk surga.”

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan dalam hadis ini bahwa Allah memiliki 99 nama dan siapa yang menghimpunnya, menghitungnya, dan menjaganya maka akan masuk surga. Ini sebagai balasan atas usaha menghafal dan menghimpunnya.

3 dari 3 halaman

Begini Penjelasan Lebih Lanjutnya

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa “menghitung” dalam hadis di atas memiliki tiga tingkatan. Tingkatan pertama, menghitung (menghafal) lafaz dan bilangannya. Tingkatan ke dua, memahami makna dan kandungan di dalamnya. Tingkatan ke tiga, berdoa atau beribadah dengannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

”Hanya milik Allah-lah nama-nama yang husna. Maka berdoalah kamu dengannya” (QS. Al-A’raf [7]: 180). (Lihat Badaai’ul Fawaaid, 1/171)

Apabila dirinci lagi, bisa kita bagi menjadi empat bagian:

1. Menghafalnya secara laadzi.

2. Mengetahui maknanya.

3. Beramal sesuai dengan kandungannya. Jika dia mengetahui bahwa Allah adalah Esa, maka dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Jika dia mengetahui bahwa Allah maha pemberi rizki, maka dia tidak meminta rizki kepada selain-Nya. Jika dia telah mengetahui bahwa Allah maha kasih sayang, maka dia akan melakukan berbagai ketaatan yang menjadi sebab turunnya rahmat tersebut. Demikian seterusnya.

4. Berdoa dengannya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

"Dan milik Allah nama-nama yang mulia, maka hendaklah kalian berdoa dengannya." (QS. Al-A'raf: 180)

Yaitu dengan berdoa: Ya Rahman, kasihilah aku. Ya Ghafuur, ampunilah aku. Ya Tawwab, terimalah taubatku, dan semacamnya.

Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah berkata, "Makna al-ihshaa, bukan artinya nama-nama tersebut ditulis di sehelai kertas kemudian dibaca berulang-ulang hingga hafal. Akan tetapi maknanya adalah; menghafal lafaznya, memahami maknanya, dan beribadah kepada Allah dengan kandungannya. 

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul