Sukses

Golongan Wanita Ini Tak Akan Dipandang Allah di Hari Kiamat, Apa yang Mereka Perbuat?

Wanita durjana ini membuat Allah SWT enggan melihat wajahnya di hari kiamat.

Liputan6.com, Cilacap - Ada golongan wanita yang tidak akan dipandang oleh Allah SWT di hari kiamat. Allah tidak sudi melihat ke wajah wanita ini.

Tentu saja, golongan wanita ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sangat merugi. Sebab perilakunya sewaktu di dunia, golongan wanita ini akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah SWT.

Hal ini tidak ia sadari bahwa perbuatan buruknya akan membawa petaka di kehidupan yang hakiki, yakni di alam akhirat.

Lantas siapa wanita dan perbuatan apa yang ia kerjakan sewaktu di dunia sampai-sampai Allah SWT tidak mau memandang wajahnya kelak di hari kiamat?

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Wanita yang Tak Dipandang Allah di Hari Kiamat

Wanita yang tidak dipandang oleh Allah SWT di hari kiamat ialah mereka para istri yang durhaka kepada suaminya.

Bentuk durhaka kepada suaminya sebab tidak berterima kasih atas pemberian suaminya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini,

"Allah tidak akan pernah mau melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya." (HR. An-Nasa'i).

Tipe istri semacam ini sering berkeluh kesah serta tidak pernah bersyukur atas penghasilan suaminya. Padahal suami telah bekerja susah payah demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya.

Ia juga memiliki sifat suka membanding-bandingkan penghasilan suaminya dengan penghasilan orang lain, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan beban bagi suaminya.

Tidak mengherankan, jika kelak dipenuhi dengan wanita-wanita yang memiliki tipe semacam ini.

3 dari 3 halaman

Azab Istri Durhaka di Neraka

Mengutip kanal Islami Liputan6.com, di dalam riwayat yang lain, Sayidina Ali r.a, bersama istrinya Fatimah r.a, pernah di ceritakan oleh Rasulullah saw, ketika mereka bertemu dengan Rasulullah saw, mengenai siksaan bagi istri yang durhaka kepada suami, Rasulullah saw bersabda, “pada malam mi’raj aku melihat beberapa perempuan dari umatku di dalam siksaan yang bersangatan karena kesalahan perbuatan mereka kepada suaminya.

Adapun siksa-siksaan tersebut yaitu:  

  1. Aku melihat seorang perempuan digantungkan lidahnya dan di tuangkan api neraka ke dalam lehernya, karena dia menyakiti suaminya baik dengan perkataan maupun perbuatan.
  2. Aku melihat perempuan digantungkan rambut dan mendidih otak kepalanya, kerena tidak menutupi auratnya dan di pandang oleh laki-laki lain yang bukan mahramnya.
  3. Aku melihat perempuan digantungkan dua kakinya, dan kedua tangan di ikat ke belakangnya lalu dilumurkan minyak tanah pada badannya serta di tuangkan air panas ke dalam lehernya, karena keluar rumah dengan tanpa izin suami.
  4. Aku melihat seorang perempuan digantungkan dua susunya (payudara) dan di tuangkan ke dalam lehernya buah zaqum (buah kayu yang sangat pahit di dalam neraka) apabila mereka makan buah zaqqum itu hancur segala isi perut, otak, gusi, dan keluar lidah serta api pada mulut mereka, karena dia memberi harta suaminya dengan tanpa izin suami.
  5. Aku melihat seorang perempuan digantungkan dalam keadaan memakan tubuhnya sendiri serta dinyalakan api di bawahnya, kerena menghiasi diri untuk orang lain bukan untuk suaminya.
  6. Aku melihat seorang perempuan di ikatkan dua kaki kepada dua susunya (payudara) sampai kepada ubun-ubunnya oleh Malaikat dan di atas badannya  ada beberapa ekor ular dan kala yang sedang makan daging dan minum darahnya, karena di dunia tidak bersuci badannya, tidak mandi junub, haid, nifas dan meringan-ringankan sembahyang.
  7. Aku melihat seorang perempuan digantungkan kepalanya seperti kepala babi, tubuhnya seperti tubuh keledai dan berbagai macam siksaan lainnya, karena suka mengadu-ngadu dan berdusta.
  8. Aku melihat seorang perempuan digantungkan sebagai rupa anjing, masuk api dari dubur dan keluar dari mulutnya, semua Malaikat memukul kepala dan badan mereka dengan api neraka, kerena dia hasad dan dengki kepada manusia dan suaminya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul