Sukses

Cerita Lucu saat Syekh Ali Jaber Pertama Kali Jadi Imam di Indonesia, Ditinggal Jemaah Gara-Gara Ini

Begini cerita kocak Syekh Ali Jaber saat jadi imam sholat subuh di Indonesia, ia ditinggal jemaah

Liputan6.com, Jakarta - Syekh Ali Jaber, seorang ulama terkenal, menceritakan pengalaman lucu saat pertama kali tiba di Indonesia. Dalam ceramahnya, ia mengisahkan betapa dirinya belum memahami budaya Indonesia saat itu.

"Begitu saya datang ke Indonesia pertama kali, saya belum paham budaya Indonesia," katanya sambil tersenyum. Cerita ini kemudian menjadi salah satu anekdot yang sering diceritakannya untuk menghibur jemaah.

Mengutip tayangan video pendek di laman Youtube kanal @dakwahnyapengopi, dikisahkan, pada suatu kesempatan, Syekh Ali Jaber diminta untuk menjadi imam sholat subuh di sebuah masjid.

Ia menerima permintaan tersebut dengan senang hati dan maju sebagai imam. "Saya baca surat Ar-Rahman di rakaat pertama," kenangnya. Saat itu, ia masih belum mengetahui bahwa membaca surat yang panjang dalam sholat subuh bukanlah kebiasaan umum di Indonesia.

Di rakaat kedua, Syekh Ali Jaber melanjutkan dengan membaca surat Al-Waqiah. Ia menyelesaikan sholat dengan tenang. Tetapi betapa terkejutnya ia ketika menoleh ke belakang dan melihat hanya satu shaf yang tersisa dari jamaah sholat yang awalnya cukup banyak.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dikira Sakit atau Pingsan Semua

"Awal-awalnya saya rasa shaf masjid cukup banyak, pas begitu salam saya lihat sisanya cuma satu shaf," ujarnya sambil tertawa.

Kejadian itu membuat Syekh Ali Jaber merasa heran. Ia bahkan sempat berpikir apakah semua jamaah tiba-tiba sakit atau pingsan.

"Saya kaget, masa semuanya sakit? Masa semuanya pingsan?" ungkapnya, masih dalam nada bercanda. Rupanya, jamaah yang tidak terbiasa dengan bacaan panjang dalam sholat subuh memilih untuk tidak melanjutkan sholat bersama.

Setelah beberapa lama tinggal di Indonesia, Syekh Ali Jaber mulai memahami kebiasaan dan budaya setempat.

"Oh, sudah paham, Indonesia seperti ini," ujarnya. Ia menyadari bahwa setiap negara memiliki kebiasaan dan tradisi yang berbeda, termasuk dalam hal durasi bacaan dalam sholat.

Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga baginya dalam menyesuaikan diri dengan budaya lokal.

3 dari 3 halaman

Ini Penyebab Syekh Ali Jaber Senang Orang Indonesia

Dalam ceramahnya, Syekh Ali Jaber sering menceritakan kejadian ini sebagai bahan lelucon, tetapi juga sebagai pengingat untuk selalu memahami konteks budaya di mana pun ia berada.

"Makanya saya bilang sama diri saya, orang Indonesia senang kalau Qulhu bisa dibagi dua," tambahnya dengan nada bercanda. Kejadian tersebut membuatnya semakin menghargai keragaman budaya dalam praktik ibadah.

Meskipun begitu, Syekh Ali Jaber mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat masyarakat Indonesia dalam beribadah. "Tapi yang saya senang di Indonesia itu semangatnya," katanya.

Ia melihat bahwa meskipun ada perbedaan dalam kebiasaan, semangat untuk beribadah dan berbuat baik sangat kuat di kalangan masyarakat Indonesia.

Kejadian lucu ini juga menjadi cara Syekh Ali Jaber untuk lebih dekat dengan jamaahnya. Dengan cerita yang mengundang tawa, ia menunjukkan sisi manusiawi seorang ulama yang juga bisa mengalami kebingungan dan kejutan budaya.

"Kita semua manusia, dan bisa salah paham," ujarnya, mengajak jamaah untuk selalu terbuka dan fleksibel.

Selain itu, cerita ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya memahami konteks dan kebiasaan lokal, terutama saat berada di lingkungan yang baru.

"Penting untuk selalu belajar dan beradaptasi," pesan Syekh Ali Jaber. Ia berharap pengalaman ini dapat menjadi pelajaran bagi siapa pun yang menghadapi situasi serupa.

Syekh Ali Jaber juga tidak lupa mengajak jamaah untuk terus meningkatkan semangat dalam beribadah, meskipun terkadang mengalami hal-hal yang tidak terduga. "Yang penting adalah niat kita," tegasnya. Dengan niat yang tulus, segala halangan dapat diatasi dan dijadikan pelajaran.

Dengan gayanya yang humoris dan penuh kebijaksanaan, Syekh Ali Jaber berhasil menyampaikan pesan penting melalui cerita-cerita lucu dan menghibur.

Ceramah-ceramahnya selalu dinantikan oleh banyak orang, karena selain memberikan ilmu, juga membawa keceriaan. "Humor itu penting dalam dakwah," ujarnya menutup cerita.

Cerita kocak Syekh Ali Jaber ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mengandung banyak hikmah. Ia mengingatkan kita semua untuk selalu rendah hati, terbuka terhadap pembelajaran baru, dan terus semangat dalam menjalani ibadah, apapun tantangannya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.