Liputan6.com, Jakarta - Presiden Iran Masoud Pezeshkian bersumpah akan membuat "para penjajah" menyesali tindakan pengecut mereka dengan membunuh kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Baca Juga
Advertisement
"Hubungan antara Iran dan Palestina akan lebih kuat dari sebelumnya. Jalan perlawanan untuk membela mereka yang tertindas akan ditempuh dengan lebih gigih daripada sebelumnya," kata Pezeshkian di media sosial X, Rabu, dikutip Antara.
Dia menegaskan Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, martabat, dan kebanggaannya, serta akan membuat para teroris penjajah menyesali tindakan pengecut mereka.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di ibu kota Iran, Teheran.
Televisi pemerintah Iran juga melaporkan kematian Haniyeh, dengan melaporkan bahwa penyelidikan atas pembunuhan tersebut sedang berlangsung dan hasilnya akan segera diumumkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Indonesia Kecam Keras
Indonesia mengecam keras pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas di Teheran, Iran, pada Rabu.
“Tindakan tersebut merupakan provokasi yang dapat meningkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI melalui media sosial X pada Rabu, dikutip Antara.
Kelompok Hamas sebelumnya memastikan Ismail Haniyeh meninggal dunia pada Rabu awal pagi akibat serangan Israel terhadap kediamannya di Teheran.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar, Ismail Haniyeh," demikian pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya.
Menurut organisasi itu, Haniyeh sedang berada di Ibu Kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran yang baru pada Selasa (30/7).
Advertisement
Kecaman Dunia Internasional
Pembunuhan Haniyeh sontak mengundang kecaman luas dari komunitas internasional. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam pembunuhan pemimpin Hamas tersebut dan menggambarkan aksi Israel sebagai tindakan yang pengecut dan berbahaya.
Sementara, menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pembunuhan Haniyeh adalah tindakan keji untuk melemahkan perjuangan bangsa Palestina dan perlawanan mulia mereka di Jalur Gaza.
Wakil Menteri Urusan Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan insiden tersebut merupakan pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima dan akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri Qatar turut menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai eskalasi yang berbahaya dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kemanusiaan yang meredupkan upaya perdamaian.
Meski demikian, pihak Israel yang dituduh melancarkan serangan yang menewaskan petinggi Hamas tersebut masih belum membuat pernyataan apapun. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pun mengatakan bahwa Washington tidak mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan pimpinan kelompok Hamas itu.
Sementara itu, televisi nasional Iran yang melaporkan kematian Haniyeh menyatakan bahwa penyelidikan atas serangan tersebut tengah berjalan. Hasil dan temuan dari penyelidikan tersebut juga akan segera disampaikan kepada umum.