Sukses

Top 3 Islami: Amal Sebanyak Apapun Tak Cukup untuk Masuk Surga, Azab Ngeri Pelaku Maksiat di Alam Kubur

Artikel kedua terpopuler yaitu azab ngeri untuk pelaku maksiat di alam kubur, yang diungkap Ustadz Adi Hidayat (UAH). Sementara, Artikel ketiga yaitu hukum berniat menjadi imam di pertengahan sholat, penjelasan Buya Yahya

Liputan6.com, Jakarta - Umat beragama berlomba-lomba beribadah dan beramal demi masuk surga. Namun, menurut Gus Baha, ibadah dan amal sebanyak apapun tak cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga.

Menurut Gus Baha, seorang hamba beriman tetap membutuhkan syafaat Rasulullah SAW. Syafaat atau pengampunan yang dianugerahkan kepada Nabi Muhammad SAW akan menjamin seseorang masuk surga Allah SWT.

Ulasan mengenai pentingnya syafaat Rasulullah agar seorang muslim bisa masuk surga menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (1/8/2024).

Artikel kedua terpopuler yaitu azab ngeri untuk pelaku maksiat di alam kubur, yang diungkap Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Sementara, Artikel ketiga yaitu hukum berniat menjadi imam di pertengahan sholat, penjelasan Buya Yahya.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Sebanyak Apapun Amal Tak Cukup untuk Tiket Masuk Surga, Kita Butuh Ini Kata Gus Baha

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, dikenal dengan gaya ceramahnya yang ringan namun mendalam. Salah satu ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube @terastajug9536 mengisahkan tentang pentingnya syafaat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam kehidupan umat Islam, terutama dalam konteks akhirat.

Gus Baha menyampaikan bahwa syafaat Nabi Muhammad SAW adalah harapan utama bagi umat Islam untuk masuk surga, terutama ketika amal perbuatan seseorang belum cukup untuk menjamin keselamatan di akhirat.

"Syafaat Rasulullah adalah bentuk kasih sayang yang sangat kita butuhkan," ujarnya.

Menurut Gus Baha, syafaat adalah bentuk kasih sayang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada umatnya, dan ini menjadi alasan mengapa umat Islam selalu berharap mendapatkan syafaat tersebut.

Ia menjelaskan bahwa meskipun seseorang berusaha keras dalam beribadah, seperti berdakwah, melakukan tahlil, atau menangis dalam berdoa, semuanya itu masih belum cukup tanpa syafaat dari Rasulullah.

"Amal kita ini belum tentu cukup, syafaat Rasulullah-lah yang akan menyempurnakan," tegasnya.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Azab Ngeri untuk Para Pelaku Maksiat di Alam Kubur, Ustadz Adi Hidayat sampai Bilang Begini

Pelaku maksiat adalah seseorang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa dan melanggar aturan agama, baik secara terbuka maupun tersembunyi.

Mereka mungkin menutupi perbuatannya dari pandangan orang lain, namun tidak pernah berusaha untuk bertobat atau memperbaiki diri. Hal ini menciptakan bahaya besar bagi mereka karena maksiat yang tidak disertai dengan taubat dapat menyebabkan azab yang berat di akhirat.

Sebagaimana diingatkan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH), bahkan meskipun dosa tersebut ditutupi di dunia, konsekuensinya akan terasa di alam kubur jika tidak diiringi dengan penyesalan dan perbaikan diri yang tulus.

Dalam video dari YouTube @ridayatina1323, UAH memberikan peringatan tegas bagi mereka yang terjebak dalam maksiat. Ia mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak maksiat, terutama ketika dosa-dosa tersebut tidak ditangani dengan tobat yang sungguh-sungguh.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada dua tipe pelaku maksiat yang perlu diwaspadai. Pertama adalah mereka yang terus-menerus berbuat maksiat namun menutupi perbuatannya dari pandangan orang lain tanpa pernah bertaubat.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Bolehkah Niat Jadi Imam di Pertengahan Sholat? Bagaimana Hukumnya?

Perintah sholat selalu diserukan oleh Rasulullah SAW sepanjang dakwahnya. Sholat dapat dikerjakan secara sendiri maupun berjamaah.

Sholat berjamaah memiliki keutamaan lebih daripada sholat sendirian sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

… صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً

”Sholat jama’ah melebihi sholat sendirian dengan (pahala) dua puluh tujuh derajat.”

Dalam sholat berjamaah, terdapat imam dan makmum. Imam bertanggung jawab dalam memimpin pelaksanaan sholat berjamaah sedangkan makmum wajib mengikuti imam.

Seringkali terjadi ketika ada seseorang yang sholat sendirian di masjid atau mushala, kemudian ketika di pertengahan sholat tiba-tiba ada orang lain yang datang, apakah dia boleh berniat menjadi imam saat itu juga?

Berikut penjelasanya mengutip dari laman bincangsyariah.com.

Selengkapnya baca di sini