Sukses

Cerita Gus Baha saat Hadapi Orang yang Kepo, Harus Dikirimi Hadiah Fatihah

Gus Baha mengisahkan pertemuannya dengan seseorang yang memiliki karakter selalu ingin tahu urusan orang lain alias kepo.

Liputan6.com, Cilacap - Ulama nyentrik asal Rembang, Jawa Tengah yang kondang dengan kezuhudannya yakni KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan tatkala dirinya bertemu dengan seseorang yang memiliki karakter selalu ingin tahu urusan orang lain alias kepo.

Santri kinasih Mbah Moen ini mengawali kisahnya tatkala dirina pernah ditanya seseorang perihal banyaknya thariqah yang dianut masyarakat Islam di Indonesia.

“Saya suka kalau ditanya seseorang: “Gus, itu thariqah bagaimana?,” kata Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Short @Alqalbumutayyam89, Minggu (04/08/2024).

“Ya tidak bagaimana-bagaimana,” jawab Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Jangan Mikir Urusan Orang Lain

Dalam hal ini Gus Baha menyarankan agar tidak terlalu memikirkan benar atau tidaknya sesuatu yang dilakukan orang lain. Sebab diri kita juga tidak selamanya selalu benar, terkadang juga melekat siifat khata atau salah pada diri kita.

“Macam-macam luh Gus, yang benar yang mana?” kata Gus Baha menirukan pertanyaan seseorang ini.

“Tidak usah mikir yang benar yang mana, kamu sendiri saja benar atau tidak?” kelakarnya.

“Ha…ha…ha…” sahut tawa para jemaah.

“Tidak usah mikir orang lain benar atau tidak, kamu sendiri benar atau tidak?” tandasnya.

3 dari 3 halaman

Harus Dikirim Hadiah Fatihah

Gus Baha melanjutkan kisahnya tatkala berdialog dengan orang yang selalu ingin tahu kebenaran orang lain. Terungkap setelah beberapa lama berdiskusi perihal dirinya, orang tersebut pun mengakui bahwa dirinya juga terkadang salah dan terkadang juga benar.

“Saya biasa saja Gus, kadang salah kadang benar,” kata Gus Baha menirukan jawaban orang itu.

“Lha iya sama orang lain juga kadang salah, kadang benar,” sergah Gus Baha.

Gus Baha juga mencontohkan perilaku kepo yang selalu saja dalam pikirannya ada celah untuk menyalahkan orang lain.

Di akhir kisahnya terucap guyon khas Gus Baha bahwa orang seperti itu supaya tobat seharusnya diberikan hadiah bacaan Surah Al-Fatihah. 

“Orang kalau mikir diri sendiri tidak kuat senangnya mikiri orang lain," papar Gus Baha.

“Nanti kalau ada mobilnya orang lain lewat dikomentari, mobil bagus-bagus tidak dicuci,” kata Gus Baha mencontohkan.

“Orang seperti itu harus dikirim fatihah," kelakar Gus Baha.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul