Liputan6.com, Jakarta - Persoalan dalam keluarga seperti cekcok antara suami dan istri adalah hal yang lumrah terjadi. Ketidaksepahaman dan perbedaan pandangan sering kali menjadi pemicu utama konflik.
Meski demikian, penting bagi pasangan untuk terus berkomunikasi dengan baik dan mencari solusi bersama demi menjaga keharmonisan keluarga.
Dengan saling menghargai dan memahami, suami istri bisa menemukan jalan tengah yang memungkinkan hubungan tetap harmonis meski dihadapkan pada berbagai persoalan.
Advertisement
Ketika istri marah, sering kali ada kecenderungan untuk mengekspresikan perasaannya melalui media sosial, bercerita kepada orang lain, atau melakukan tindakan lain yang menunjukkan ketidakpuasan.
Hal ini bisa memperburuk situasi, karena masalah pribadi menjadi konsumsi publik dan bisa menambah ketegangan dalam hubungan.
Mengungkapkan kemarahan secara terbuka di media sosial atau kepada orang luar tidak akan menyelesaikan masalah dan sering kali malah memperumit keadaan.
Baca Juga
Persoalan semacam ini dijawab oleh KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. Ia memberikan nasihat tentang bagaimana wanita seharusnya memperlakukan suami mereka, meskipun menghadapi masalah dalam rumah tangga.
Simak Video Pilihan Ini:
Menempatkan Suami Sebagai Pelindung
Mengutip pendapatnya yang diunggah di Youtube kanal @MurafTeboy, Buya Yahya menyatakan jika seorang wanita yang hebat harus tetap menganggap suaminya sebagai pelindung dan imam keluarga.
Buya Yahya menjelaskan bahwa wanita seharusnya tidak mudah menceritakan masalah rumah tangga mereka kepada orang lain.
“Wanita yang hebat dan bijaksana seharusnya tidak cepat membagikan masalah pribadi kepada tetangga atau publik. Ini hanya akan membuat masalah semakin rumit,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa status media sosial yang menunjukkan kemarahan atau ketidakbahagiaan juga tidak disarankan.
“Jangan mudah mengungkapkan rasa frustrasi di media sosial. Ini hanya akan merendahkan harga diri dan membuat masalah keluarga menjadi konsumsi publik,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan bahwa perbuatan tersebut dapat menurunkan martabat dan kehormatan.
“Jika seorang wanita memperlihatkan kemarahan atau masalahnya di media sosial, ia akan terlihat murah dan rendah. Ini tidak mencerminkan kualitas seorang istri yang baik,” jelasnya.
Advertisement
Bisa Jadi Teladan Kisah Siti Aisyah RA
Dalam kesempatan tersebut ia memberi contoh Siti Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, yang meskipun menghadapi masalah, tetap memperlakukan suaminya dengan penuh penghormatan.
“Siti Aisyah, meskipun memiliki masalah dengan Nabi Muhammad SAW, tetap menganggap beliau sebagai pelindung dan pemimpin. Ini adalah contoh teladan bagi kita semua,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya menekankan pentingnya menjaga perasaan dan hubungan dalam rumah tangga tanpa menyimpan dendam.
“Seorang wanita harus mampu melihat suami sebagai pelindung dan tidak menyimpan dendam. Ini akan membantu menjaga keharmonisan dalam keluarga,” ujarnya.
Ia kembali menambahkan bahwa masalah dalam rumah tangga adalah hal yang wajar, namun cara menanganinya yang penting.
“Menghadapi masalah adalah bagian dari kehidupan. Namun, cara kita menghadapinya dan menjaga hubungan dengan pasangan sangatlah penting,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya juga menyarankan agar wanita berbicara langsung dengan suami mereka untuk menyelesaikan masalah, bukan kepada orang lain.
“Jika ada masalah, sebaiknya diskusikan langsung dengan suami. Ini akan lebih efektif daripada menceritakannya kepada orang lain,” jelasnya.
Menurut Buya, sikap saling menghargai dan pengertian dalam keluarga adalah kunci utama. “Menghargai dan memahami satu sama lain dalam rumah tangga adalah fondasi penting untuk keharmonisan keluarga,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa menjaga kehormatan keluarga merupakan tanggung jawab bersama. “Kehormatan keluarga adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Menjaga nama baik keluarga adalah hal yang sangat penting,” ujarnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul