Sukses

Urusan Duniawi itu Longgar, ini yang Tak Bisa Ditunda Kata Gus Baha

Ketika Gus Baha menyatakan urusan dunia jangan dipikirkan berlebihan, fokus saja ke akhirat.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan, penting untuk tidak terlalu terbebani dengan urusan duniawi. Kehidupan dunia ini sebenarnya longgar dan tidak mendesak.

Jika suatu urusan duniawi tidak berhasil sekarang, masih ada kesempatan di hari-hari berikutnya. Bila tidak bisa hari ini, mungkin bisa esok, atau lusa, karena hidup terus berjalan dan kesempatan selalu ada.

Mengutip pendapat KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, dalam sebuah tayangan YouTube di kanal @AlGhifari27, mengingatkan pentingnya tidak terlalu terbebani dengan urusan duniawi.

"Dunia itu longgar, ya longgar itu tidak mendesak," ujar Gus Baha. Menurutnya, masalah duniawi tidak perlu terlalu dipikirkan secara mendalam karena masih ada waktu untuk menyelesaikannya.

Ia menjelaskan bahwa kata "isu abadan" berarti urusan duniawi tidak harus selesai sekarang, bisa saja besok atau bahkan di masa mendatang.

"Kalau urusan duniawi kalau enggak berhasil sekarang ya bisa berhasil besok," tambahnya. Hal ini menekankan fleksibilitas waktu dalam urusan duniawi.

"Jadi itu justru menunjukkan urusan dunia itu kalau enggak bisa besok ya besoknya besok, kalau enggak bisa ya besoknya besok," lanjut Gus Baha.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Jangan Terlalu Stress atau Khawatir Berlebihan

Dengan demikian, ia mengajak untuk tidak terlalu stres atau khawatir dengan masalah duniawi yang belum terselesaikan.

"Karena masih ada apa? Hidup," tegasnya. Ia menekankan bahwa selama masih hidup, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki dan menyelesaikan urusan duniawi.

Fokus utama seharusnya bukan pada dunia, melainkan pada persiapan akhirat. Gus Baha kemudian membandingkan pentingnya urusan dunia dengan urusan akhirat.

"Kalau urusan akhirat, bayangkan kalau kamu itu besok mati," ujarnya. Menurutnya, urusan akhirat jauh lebih mendesak dan tidak bisa ditunda.

Ia mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, dan fokus utama seharusnya pada persiapan untuk kehidupan setelah mati.

"Jangan sampai kita terlena dengan urusan dunia yang sebenarnya bisa ditunda," katanya. Fokus utama haruslah pada amal dan persiapan untuk akhirat.

3 dari 3 halaman

Kalau Mati Besok Apa yang Dipersiapkan?

Gus Baha juga menegaskan bahwa kesadaran akan kematian seharusnya menjadi motivasi untuk lebih serius dalam beribadah dan beramal.

"Bayangkan kalau besok mati, apa yang sudah kita persiapkan?" tanyanya. Pertanyaan ini menjadi pengingat agar tidak menunda-nunda amal kebaikan.

Ia menyarankan untuk selalu introspeksi diri dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian. "Selalu introspeksi, apa yang sudah kita lakukan untuk akhirat?" tegasnya.

Ini penting agar setiap orang selalu siap menghadapi kematian kapan saja. Dalam tayangan tersebut, Gus Baha juga mengajak untuk lebih memprioritaskan amal kebaikan dan ibadah.

"Jangan sampai kita lebih sibuk dengan urusan dunia daripada ibadah," katanya. Menurutnya, ibadah seharusnya menjadi prioritas utama.

Gus Baha mengingatkan bahwa dunia ini hanya sementara dan tidak ada yang abadi. "Dunia ini fana, yang abadi hanyalah akhirat," ujarnya.

Dengan kesadaran ini, setiap orang seharusnya lebih fokus pada persiapan untuk kehidupan yang abadi.

Ia juga mengajak untuk selalu mengingat bahwa kematian bisa datang kapan saja. "Kematian bisa datang kapan saja, jadi jangan menunda-nunda kebaikan," pesannya. Ini penting agar setiap orang selalu siap menghadapi kematian.

Gus Baha menutup dengan pesan agar selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk beribadah dan beramal. "Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk beribadah dan beramal," katanya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â