Liputan6.com, Jakarta - Sholat Istikharah adalah salah satu amalan dalam Islam yang dilakukan untuk meminta petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik.
Meskipun banyak orang beranggapan bahwa jawaban dari istikharah akan datang melalui mimpi, persepsi ini tidak sepenuhnya benar dan bisa menimbulkan kebingungan.
Benarkah tidak semua istikharah akan menghasilkan mimpi sebagai jawabannya? Pada kenyataannya, petunjuk dari Allah SWT bisa datang dalam berbagai bentuk dan cara.
Advertisement
Dalam praktiknya, setelah melaksanakan sholat istikharah, seseorang mungkin tidak mendapatkan mimpi sama sekali. Hal ini tidak berarti bahwa istikharah tersebut tidak berhasil atau tidak diterima.
Petunjuk dari Allah bisa hadir melalui perasaan hati yang semakin mantap terhadap salah satu pilihan, munculnya kemudahan dalam menjalani salah satu opsi, atau bahkan nasihat dan saran dari orang-orang yang bijak dan berpengalaman.
Intinya, jawaban dari istikharah bisa berupa berbagai tanda dan perasaan yang membantu seseorang dalam membuat keputusan yang diridhai Allah SWT.
Ketika seseorang tidak mendapatkan mimpi setelah sholat istikharah, ia tetap harus terbuka dan peka terhadap perubahan perasaan, keadaan, dan situasi yang dihadapinya. Tetaplah berusaha, bertawakal, dan memperhatikan tanda-tanda yang ada, serta berkonsultasi dengan orang-orang yang dipercaya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Sholat Istikharah
Mengutip Voa-islam.com, jika seorang muslim dihadapkan pada dua pilihan yang dihajatkannya lalu ia sholat istikharah untuk memilih salah satunya. Kemudian ditetapkan untuknya pilihannya itu maka itu menjadi pilihan yang baik. Jika gagal, tidak terjadi apa yang diinginkannya itu, maka itu pun baik untuknya.
Sholat istikharah adalah bagian sholat nafilah. Bukan fardhu. Tidak wajib. Dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Boleh dikerjakan dari waktu siang dan malam; tidak ditentukan waktunya.
Setelah selesai mengerjakan shalat 2 rakaat ini, dilanjutkan dengan memuji Allah ‘Azza wa Jalla dan bershalat atas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu berdoa dengan redaksi doa yang salah satunya disebutkan dalam Shalih al-Bukhari,
اللهُمَّ إنِّي أسْتَخيرُكَ بعِلْمِكَ، وأسْتَقْدِرُكَ بقُدْرَتِكَ، وأسْألُكَ مِنْ فضلِكَ العَظِيم، فإنَّكَ تَقْدِرُ ولا أقْدِرُ، وتَعْلَمُ ولا أعْلَمُ، وأنْتَ عَلاَّمُ الغُيوبِ، اللهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أن هذَا الأمرَ خَيرٌ لي في دِيني ومَعَاشي وعَاقِبَةِ أمْري عَاجِلهِ وآجِلِهِ فاقْدُرْهُ لي ويَسِّرْهُ لي، ثمَّ بَارِكْ لي فيهِ، وإنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أنَّ هذا الأمْرَ شَرٌّ لي في دِينِي ومَعَاشي وعَاقِبَةِ أمري عَاجِلِهِ وآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي، وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، واقْدُرْ لِيَ الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أرْضِنِي بِهِ
“Ya Allah, aku memohon pilihan yang baik kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Sesungguhnya Engkau Kuasa sementara aku tidak, Engau tahu sementara aku tidak, dan Engkau Maha mengetahui perkara ghaib. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini (-menyebutkan urusannya-) baik untukku dalam agamaku, kehidupankudan kesudahan urusanku dalam waktu dekat atau di masa nanti, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini (-menyebutkan urusannya-) buruk untukku dalam agamaku, jalan hidupku, dan kesudahan urusanku dalam waktu dekat atau di masa nanti maka jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada, dan ridhailah aku dengan kebaikan”.
Advertisement
Haruskah Jawaban Istikharah dengan Mimpi?
Banyak orang berkesimpulan bahwa jawaban istikharahnya berupa mimpi. Artinya setelah seseorang sholat istikharah maka akan diikuti mimpi tentang pilihannya. Terkadang pelakunya bermimpi terkait hajatnya atau bermimpi sesuatu lalu diterjemahkan sesuai mimpinya. Dengan ini diyakini bahwa istikharahnya telah dikabulkan.
Jika sebaliknya, ia tidak bermimpi tentang hajatnya itu atau sesuatu yang tidak bisa dikaitkan dengan hajatnya maka ia merasa bahwa doanya atau istikharahnya tidak diijabah.
Kesimpulan semacam ini salah. Jawaban istkharah bukan berupa mimpi, bayangan lewat, atau semisalnya. Tetapi tawakkal diri kepada Allah dalam menjalankan urusan tersebut, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Jika setelah itu Allah lancarkan usaha, mudahkan sebab, dan beri taufiq menyempurnakannya maka berati urusan kita tersebut baik.
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ
“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 160)
Jika sebaliknya, Allah jauhkan kita dari tujuan tersebut berarti urusa itu tidak baik untuk kita. Kuncinya adalah berbaik sangkat kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul