Sukses

Peringatan Keras Buya Yahya terkait Sumpah Pocong yang Dilakukan Saka Tatal

Sumpah pocong Saka Tatal bukan solusi, ini yang harus dilakukan, Penjelasan Buya Yahya

Liputan6.com, Jakarta - Sumpah pocong yang dilakukan oleh Saka Tatal dalam kasus Vina Cirebon telah menghebohkan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan keabsahan dan dampak dari ritual sumpah pocong ini.

Salah satu ulama yang memberikan pandangannya adalah Buya Yahya, seorang tokoh agama yang dikenal karena sering memberikan nasihat dan pandangan dalam berbagai isu keagamaan.

KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), menyampaikan pandangannya bahwa sumpah merupakan hal yang serius dan tidak boleh dianggap remeh.

Mengutip tayangan video pendek di YouTube kanal @BuyaYahyaOfficial, ia menjelaskan bahwa sumpah yang diucapkan untuk menumbuhkan kepercayaan dalam suatu perkara masih dibolehkan dalam agama, namun harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Menurut Buya Yahya, sumpah memiliki dampak yang sangat berat, dan Allah SWT tidak menyukai hamba-Nya yang dengan mudah mengucapkan sumpah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Pandangan Buya Yahya soal Sumpah Pocong

Sumpah, dalam pandangan Buya Yahya, seharusnya tidak dilakukan dalam kondisi terdesak. Ia menekankan bahwa sumpah yang diucapkan dalam situasi yang tidak tepat dapat memperburuk masalah dan menimbulkan masalah baru.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa dalam Islam, sumpah memiliki konsekuensi yang berat, sehingga seseorang harus benar-benar mempertimbangkan sebelum mengucapkannya.

Terkait dengan ritual sumpah pocong, Buya Yahya menyatakan bahwa banyak orang yang menganggap ritual ini sebagai tindakan yang mendekati murtad.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa ritual ini sebaiknya dihindari. Buya Yahya berpendapat bahwa sumpah pocong sering kali hanya digunakan sebagai cara untuk meyakinkan orang lain, namun pada kenyataannya, hal ini justru dapat menimbulkan dampak negatif bagi yang melakukannya.

Buya Yahya juga menyoroti bahwa sumpah pocong sering kali membuat seseorang menjadi korban.

Ia mengingatkan bahwa dalam upaya menyelesaikan suatu permasalahan, sumpah pocong bukanlah solusi yang tepat.

3 dari 4 halaman

Jika Cari Jalan Tengah, Ini yang Dilakukan

Sebaliknya, ia menekankan pentingnya mencari jalan tengah dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih bijaksana.

Kasus sumpah pocong yang dilakukan oleh Saka Tatal dalam kasus Vina di Cirebon menjadi contoh betapa ritual ini dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Buya Yahya mengingatkan bahwa sumpah seharusnya tidak digunakan sebagai alat untuk memaksa seseorang atau membuktikan sesuatu dalam situasi yang terdesak.

Buya Yahya juga mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi seperti ini. Ia menyarankan agar sumpah tidak dijadikan sebagai solusi pertama dalam menyelesaikan masalah.

Menurutnya, ada banyak cara lain yang lebih bijaksana dan tidak menimbulkan dampak negatif.

Selain itu, Buya Yahya menegaskan pentingnya pendidikan agama yang baik bagi masyarakat. Ia percaya bahwa dengan pemahaman agama yang kuat, seseorang akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal mengucapkan sumpah.

Buya Yahya juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anak. Ia percaya bahwa keluarga adalah tempat pertama di mana seseorang belajar tentang nilai-nilai agama, dan ini akan mempengaruhi bagaimana mereka menghadapi masalah di masa depan.

Terkait dengan kasus sumpah pocong, Buya Yahya mengingatkan bahwa tindakan ini sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Ia menekankan bahwa penting bagi seseorang untuk memikirkan dampak dari tindakan mereka sebelum melakukannya.

Dalam konteks kasus Vina Cirebon, Buya Yahya berharap agar masyarakat dapat mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

Ia mengingatkan bahwa sumpah pocong bukanlah solusi yang tepat dan dapat menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

4 dari 4 halaman

Pendidikan Keluarga

Buya Yahya juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anak. Ia percaya bahwa keluarga adalah tempat pertama di mana seseorang belajar tentang nilai-nilai agama, dan ini akan mempengaruhi bagaimana mereka menghadapi masalah di masa depan.

Terkait dengan kasus sumpah pocong, Buya Yahya mengingatkan bahwa tindakan ini sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Ia menekankan bahwa penting bagi seseorang untuk memikirkan dampak dari tindakan mereka sebelum melakukannya.

Dalam konteks kasus Vina Cirebon, Buya Yahya berharap agar masyarakat dapat mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

Ia mengingatkan bahwa sumpah pocong bukanlah solusi yang tepat dan dapat menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul