Sukses

Alasan Gus Baha Enggan Ceramah dari Podium dan Kursi, Bikin Terharu

Gus Baha ungkap alasannya saat ceramah tidak bersedia berada di podium atau kursi

Liputan6.com, Cilacap - Ulama nyentrik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) membeberkan alasannya perihal dirinya tidak bersedia duduk di kursi atau berada di podium saat ceramah.

Melihat saat ceramah, ulama zuhud ini memang boleh dibilang tidak pernah duduk di kursi atau berada di atas podium.

Sering kali kita melihat beliau saat ceramah duduk tanpa kursi sebagaimana yang lainnya. Hal ini pula yang diakui oleh Gus Baha di sela-sela tausiyahnya.

"Betul ini, saya tidak sombong. Kenapa saya kalau ngaji tidak suka ada podium atau kursi?" ujarnya sembari bertanya kepada para jemaah, dikutip dari tayangan YouTube Santri Gayeng diakses via NU Online, Minggu (11/8/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Supaya Sejajar dengan Lainnya

Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan bahwa, dirinya ingin sejajar dengan jamaah atau pendengar yang hendak menggali ilmu Allah darinya. Pasalnya, mereka adalah umat Nabi Muhammad SAW, satu status yang sama dengannya.

"Saya sampaikan kepada pengeran, paling tidak Allah tahu hati saya jika saya ingin sejajar dengan umat Nabi Muhammad," jelas Gus Baha.

Gus Baha tidak melarang kiai atau ulama duduk lebih tinggi dari jamaahnya. Bahkan menurutnya hal itu adalah salah satu ciri khas ulama.

Pernyataan ini kerap disampaikan Gus Baha kepada orang-orang yang bertanya terkait pilihannya yang tidak berkenan duduk di atas kursi dan di podium saat diundang menyampaikan ilmu.

"Ya saya senang ketika ada kiai yang di atas, karena itu adalah ciri khas ulama yang ada di atas kursi. Tapi (untuk) saya sendiri, Pengeran, yang mengaji ke saya itu umatnya Nabi Muhammad. Satu kelas saja. Mereka sanadnya sampai ke Nabi, saya juga, itu kan satu kelas"," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Tidak Harus Lebih Tinggi

Sikap ini selalu ditanamkan Gus Baha sebagai pengingat pribadinya. Ia tidak harus berada di posisi lebih tinggi dengan memilih duduk di kursi saat berada di hadapan umat Nabi Muhammad yang sudah berusaha menimba ilmu.

"Sebagai pengingat bahwa kami ini sederajat, maka saya tidak perlu duduk lebih tinggi dari mereka," terangnya.

Dengan alasan tersebut, pihak yang mengundang Gus Baha akhirnya memahami saat dirinya meminta tak perlu memakai kursi atau podium di lokasi pengajian.

"Itu rata-rata kiai yang mengundang saya kalau dinasihati patuh, nanti tidak usah pakai podium. Ya gus, yang penting njenengan hadir," ucapnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul