Liputan6.com, Jakarta - Dalam khazanah Jawa, falsafah "Urip iku mung mampir ngombe" mengandung makna bahwa hidup ini bersifat sementara. Seperti hanya mampir sejenak untuk minum.
Falsafah ini mengajarkan bahwa kita seharusnya tidak terlalu terikat atau tergantung pada dunia materi dan kesenangan sementara, melainkan lebih fokus pada makna sejati dan tujuan hidup yang lebih mendalam.
Ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana, rendah hati, dan memanfaatkan waktu kita dengan baik. Sebab kehidupan ini hanyalah singgah sejenak sebelum kita melanjutkan perjalanan yang lebih abadi.
Advertisement
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, memberikan pesan mendalam dalam salah satu ceramahnya. Ia menekankan bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara.
"Ning dunyo mung mampir ngumbe, hidup hanya mampir minum," kata Gus Baha saat memberikan pengajian, dikutip dari tayangan video di YoTube kanal @Bungato82.
Gus Baha menjelaskan bahwa usia manusia rata-rata hanya mencapai sekitar 60 hingga 70 tahun. "Awake dewe diluk kas, yo mati misale umur paling roto-roto sewidak pitungpuluh," jelasnya.
Menurutnya, usia yang terbatas ini seharusnya membuat kita lebih sadar akan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kita Hidup Sejatinya Hanya Disuruh Sujud
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengajak jamaah untuk merenungkan apa yang akan dikenang setelah kita meninggal dunia. "Bar iku mati (setelah itu mati)," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa setelah kematian, hal yang akan kita kenang bukanlah harta atau jabatan, melainkan sujud kita kepada Allah.
Gus Baha juga mengutip perintah Allah yang termuat dalam Al-Qur’an tentang pentingnya sujud. "Ketika kita mati yang kita kenang di dunia itu hanya sujud karena itu perintahnya Allah 'wasjud' waktarib," ujar Gus Baha, mengingatkan bahwa perintah sujud merupakan salah satu perintah terpenting dari Allah.
Santri Mbah Moen ini menekankan bahwa selama hidup di dunia, manusia harus memperbanyak sujud dan mendekatkan diri kepada Allah.
"Kita ini di dunia disuruh sujud bukan disuruh yang lain-lain," tambahnya. Gus Baha mengingatkan bahwa sujud merupakan wujud penghambaan dan ketaatan kita kepada Sang Pencipta.
Advertisement
Jangan Terlalu Fokus Dunia
Selain itu, Gus Baha juga mengingatkan jamaah bahwa kehidupan dunia hanya sementara, dan bahwa tujuan akhir kita adalah kehidupan di akhirat.
"Sujud itu yang akan kita kenang setelah mati, karena itu bentuk ketaatan kita yang paling tulus kepada Allah," jelasnya. Menurut beliau, sujud adalah ibadah yang harus kita prioritaskan selama hidup di dunia.
Lebih lanjut, Gus Baha menyampaikan bahwa banyak orang yang terlalu fokus pada dunia, hingga melupakan tujuan sebenarnya dari kehidupan ini.
"Kadang kita terlalu sibuk dengan dunia, sampai lupa bahwa hidup ini hanya sementara," ujarnya. Ia mengajak semua orang untuk kembali merenungkan arti kehidupan dan pentingnya beribadah dengan sungguh-sungguh.
Gus Baha juga menekankan bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kesadaran akan kematian. Menurutnya, mengingat kematian bukanlah hal yang menakutkan, melainkan motivasi untuk memperbaiki diri.
"Hidup ini seperti mampir minum, jangan sampai kita terlena dan lupa akan kematian," pesannya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â