Sukses

Syekh Ali Jaber Ungkap Golongan Istimewa yang Dipanggil Allah sebagai 'Jiwa yang Tenang' dalam Surah Al-Fajr

Jangan sampai kehilangan kesempatan, ini panggilan agung dari Allah SWT. Dijelaskan oleh Syekh Ali Jaber

Liputan6.com, Jakarta - Syekh Ali Jaber dalam salah satu ceramahnya yang ditayangkan di kanal YouTube @petuahchik, mengungkapkan sebuah rahasia agung mengenai panggilan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Ia menjelaskan makna mendalam dari ayat yang sering kita dengar, yaitu "Ya ayyatuha nafsul mutmainnah irji'i ila rabbiki radhiyatan mardhiyyah."

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

Ayat tersebut adalah bagian dari Surah Al-Fajr ayat 27-30 dalam Al-Qur'an:

"Yā ayyatuhā nafsul mutmainnah. Irji'ī ilā rabbiki rādiyatam mardiyyah. Fadkhulī fī 'ibādī. Wadkhulī jannatī."

Artinya:

"Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku."

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Bukan Panggilan Biasa

Ayat ini menggambarkan panggilan Allah SWT kepada jiwa yang telah mencapai ketenangan dan kedamaian, yang selalu ikhlas dalam menerima ketetapan-Nya, dan kini dipanggil untuk kembali kepada-Nya dalam keadaan yang diridhai.

Sebagai balasan, jiwa tersebut dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba yang saleh dan diizinkan masuk ke dalam surga.

Menurut Syekh Ali Jaber, panggilan ini bukanlah panggilan biasa.

"Ini sebuah penghargaan yang luar biasa istimewa dari Allah," tegasnya.

Panggilan tersebut ditujukan khusus kepada jiwa-jiwa yang tenang, yang selama hidupnya selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan segala perjuangannya.

Dalam ceramahnya, Syekh Ali Jaber menggambarkan bagaimana Allah SWT dengan penuh kasih sayang memanggil jiwa yang tenang itu. "Allah panggil, 'Hei jiwa yang tenang, sini sini sini, jangan takut, jangan khawatir'," ujar Syekh Ali, menirukan panggilan Allah dengan penuh kelembutan.

Syekh Ali Jaber juga menjelaskan bahwa panggilan ini menunjukkan betapa besar cinta Allah kepada hamba-Nya yang telah berjuang dalam kehidupan ini dengan niat yang lurus karena Allah semata.

"Allah sambut, Allah jemput, Allah muliakan orang-orang yang berjuang dalam kehidupannya karena Allah," lanjutnya.

Ayat ini, menurut Syekh Ali Jaber, juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu berusaha menjaga ketenangan jiwa dan selalu ikhlas dalam beramal. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang selalu ridha dengan ketetapan Allah, apapun yang terjadi dalam hidupnya.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Sampai Kehilangan Kesempatan Panggilan Ini

Lebih lanjut, Syekh Ali Jaber mengajak umat Islam untuk merenungkan betapa agungnya penghargaan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. "Ini panggilan langsung dari Allah, tidak ada yang lebih mulia dari itu," tegasnya.

Beliau juga menekankan pentingnya untuk selalu menjaga niat yang ikhlas dalam setiap tindakan.

"Karena Allah tidak melihat seberapa besar amal yang kita lakukan, tetapi seberapa ikhlas kita melakukannya," kata Syekh Ali Jaber.

Dalam penutup ceramahnya, Syekh Ali Jaber menyampaikan bahwa setiap hamba yang mendambakan panggilan ini harus senantiasa menjaga hati dan jiwanya tetap tenang, serta berusaha untuk selalu berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

"Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk mendapat panggilan ini," ujarnya.

Syekh Ali Jaber juga menambahkan bahwa kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita dipanggil oleh Allah dengan panggilan ini, karena itu menunjukkan bahwa kita telah berhasil melewati ujian kehidupan dengan baik. "Panggilan ini adalah bukti bahwa Allah ridha kepada kita," tutupnya.

Ceramah yang disampaikan oleh Syekh Ali Jaber ini menjadi pengingat bagi banyak orang untuk selalu menjaga hati dan jiwa agar tetap tenang, serta untuk selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pesan-pesan ini menegaskan pentingnya keikhlasan dan ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan, agar kita termasuk dalam golongan yang mendapat panggilan agung dari Allah SWT di akhirat nanti.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul