Sukses

Meninggal karena Bunuh Diri, Apakah Termasuk Takdir?

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kematian seseorang terlepas dari ajal yang sudah menjadi ketetapan. Lantas, bagaimana dengan tindakan mengakhiri hidup atau bunuh diri, apakah juga termasuk takdir?

Liputan6.com, Jakarta - Sesungguhnya setiap manusia sudah mempunyai ajalnya masing-masing. Ketika ajal sudah tiba, tak ada yang dapat menunda atau pun mempercepatnya walaupun hanya sesaat.

Maka tidak heran jika kematian selalu datang mendadak dan mengejutkan. Ajal bisa menjemput dalam kondisi apapun, apakah saat sakit, di perjalanan, atau bahkan dalam kondisi baik-baik saja, kematian senantiasa bisa terjadi.

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ 

Artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami". (QS. Al-Anbiya: 35)

Namun, ada segelintir orang yang nekat untuk mengakhiri hidupnya bisa jadi karena stres atau depresi dalam menjalani kehidupan. Lantas, jika demkian apakah bunuh diri adalah suatu ketetapan atau takdir seseorang?

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tiada Kematian Kecuali karena Datangnya Ajal

Mengutip dari laman suaraislam.id, Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Syaksiyah Islamiyah Jilid 1, mengatakan bahwa tiada kematian kecuali sebab datangnya ajal. Hal demikian diambil dari hasil pemahaman fakta yang dikaitkan dengan nash dan dalil syariat.

Bahwa banyak kondisi yang bisa mengantarkan kematian namun tidak menjadi jaminan terjadinya kematian. Contohnya, tidak semua orang yang sakit payah berakhir dengan kematian, ada pula orang sakit payah bisa sembuh kembali dan hidup secara normal dan sehat kembali.

Artinya sakit bisa menjadi kondisi yang mengantarkan pada kematian namun sakit tidak menjadi jaminan pasti datangnya kematian.

Atau berhentinya detak jantung adalah satu kondisi yang bisa mengantarkan pada kematian, namun tidak menjadi jaminan pasti terjadinya kematian. Sebab tidak semua orang yang detak jantungnya berhenti mengalami kematian, ada pula seseorang yang berhenti detak jangungnya, bisa kembali hidup sebab detak jantungnya kembali hidup dengan sebuah perlakuan tertentu ataupun tidak mendapatkan perlakuan tertentu.

Artinya berhentinya detak jantung pada seseorang bukan jaminan pasti terjadinya kematian, namun berhentinya detak jantung hingga menimbulkan kematian disebabkan oleh faktor lain diluar itu.

Dan satu-satunya faktor lain yang menyebabkan kematian secara pasti pada seseorang adalah sebab datangnya ajal (batas waktu), bukan sebab sakit, tenggelam, terjatuh, atau kondisi lainnya.

3 dari 4 halaman

Dalil Pendukung

Fakta di atas sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam nash-nash berikut:

Allah SWT berfirman:

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 11).

Allah SWT berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).

Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8).

4 dari 4 halaman

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.