Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan untuk mengamalkan wirid setiap harinya. Wirid atau yang disebut juga dengan dzikir merupakan salah satu cara untuk mendekat diri kepada Allah SWT.
Wirid biasanya dapat dibaca setelah selesai sholat. Amalan ini menjadi penting dalam kehidupan spiritual bagi seorang muslim.
Berikut ini adalah 7 bacaan wirid istimewa yang dapat menghapus dosa dan meraih ketenangan dalam hidup serta meningggal dalam keadaan baik.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman NU Online, terdapat tujuh (7) wirid istimewa yang hendaknya diketahui oleh setiap muslim. Utamanya terkait tempat dan sebab dianjurkan untuk membacanya yang berasal dari Al-Faqih Abu Al-Laits rahimahullahu ta’ala.
قال الفقيه أبي الليث رحمه الله تعالى: مَنْ حَفِظَ سَبْعَ كَلِماَتٍ فَهُوَ شَرِيْفٌ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى وَالْمَلَائِكَةِ وَيَغْفِرُ اللهُ ذُنُوْبَهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَحْرِ وَيَجِدُ حَلَاوَةَ الطَّاعَةِ وَيَكُونُ حَيَاتُهُ وَمَمَاتُهُ خَيْرًا
Artinya: “Al-Faqih Abil Laits rahimahullahu ta’ala berkata: ‘Barangsiapa yang menghafal tujuh (7) kalimat, maka dia dimuliakan oleh Allah Ta’ala dan para malaikat. Allah akan mengampuni dosanya meskipun sebanyak buih di lautan dan dia akan menemukan manisnya ketaatan, serta hidup dan matinya akan dalam keadaan baik’.” (Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani, Nashaihul Ibad, halaman 33).
Berikut adalah tujuh bacaan wirid yang dimaksud dalam keterangan tersebut:
Saksikan Video Pilihan ini:
7 Bacaan Wirid Istimewa
Pertama adalah basmalah. Hendaknya seseorang ketika akan mengawali sesuatu, khususnya suatu kebaikan dilakukan dengan membaca basmalah. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW:
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ فَهُوَ أَقْطَعْ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda: ‘Tiap urusan penting yang tidak diawali dengan ‘bismillaahir rahmaanir rahiim’, maka akan terputus dari rahmat Allah.”
Kedua adalah hamdalah. Orang yang telah menyelesaikan suatu aktivitas hendaknya mengucapkan ‘alhamdulillah’. Di keterangan lain yang diunggah NU Online dengan judul “Disunnahkan Membaca Alhamdulillah dalam 11 Kondisi Ini”, disebutkan bahwa disunahkan membaca ‘alhamdulillah’ dalam 11 kondisi.
Ketiga adalah istighfar. Hendaknya orang mengucap istighfar (astaghfirullah) saat lisannya mengucap sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Kenapa demikian? Harapannya adalah supaya kita mendapatkan ampunan atas ucapan kita tersebut.
Salah satu dalil yang sering digunakan untuk melakukan istighfar adalah Al-Qur’an surah Nuh ayat 10:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًا
Artinya: “Lalu, aku (Nabi Nuh) berkata (kepada mereka): ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun’.”
Selain itu, membaca istighfar juga bisa menghindarkan dari bala’, sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 33:
وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya: “Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.”
Advertisement
Lanjutan Bacaan Wirid
Keempat bacaan insyaallah. Seseorang yang menginginkan sesuatu, hendaknya mengucap Insyaallah. Mengucapkan kata Insyaallah sesungguhnya bersumber dari perintah Al-Qur’an. Secara literal ia berarti ‘jika Allah menghendaki’.
Al-Qur’an juga menjelaskannya dalam surah Al-Kahfi ayat 23 dan ayat 24:
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا، اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ
Artinya: “Jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, ‘Aku pasti melakukan hal itu besok’. Kecuali (dengan mengatakan) ‘Insyaallah’.”
Kelima adalah bacaan hauqalah atau ‘la hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim’. Hendaknya orang mengucap ‘La hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim’ saat menghadapi perkara yang makruh atau dibenci.
Menurut Syekh Nawawi, hauqalah merupakan lafal yang baik dibaca ketika seseorang tengah dirundung kesulitan dan kebuntuan.
وروي في الخبر أيضا إذا نزل بالإنسان مهم وتلا لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ثلا ثمائة فرج الله عنه أي أقلها ذلك ذكره شيخنا يوسف في حاشيته على المعراج
Artinya: “Diriwayatkan di dalam hadis juga bahwa bila kebimbangan hinggap di hati seseorang, lalu ia membaca Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi sebanyak 300 kali, niscaya Allah membukakan jalan keluar baginya. Maksudnya Allah mengurangi beban kesulitannya. Hal ini disebutkan oleh guru kami, Syekh Yusuf dalam kitab Hasyiyah Mi’raj-nya”.
Keenam adalah bacaan tarji’. Saat ditimpa musibah, hendaknya seseorang mengucap ‘innalillahi wa inna ilaihi raji’un’. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 156:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn’ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”
Ketujuh adalah kalimat tauhid. Menurutnya, hendaknya lisan seseorang selalu membaca kalimat ‘laa ilaaha illallaah Muhammadur rasulullah’ tiap harinya. Hal ini dikarenakan kalimat tersebut merupakan kalimat yang amat baik, dan dikatakan merupakan kunci surga..
عَنْ مُعَاذَ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha illallah maka ia masuk surga’.”
Demikian tujuh kalimat wirid istimewa. Semoga kita dapat mengamalkannya sehingga menjadi hamba-hamba Allah yang beruntung. Aamiin