Liputan6.com, Cilacap - Terdapat amalan yang berupa wirid yakni membaca lafal tertentu dengan bilangan tertentu yang kerap dilakukan seseorang.
Tujuan seseorang membaca wirid pun beragam. Ada yang ingin hajatnya tercapai, persoalannya menemukan solusi hingga melancarkan rezeki.
Adapun amalan yang berupa wirid yang akan dibahas pada kesempatan kali ini tergolong sangat istimewa. Sebab hanya dibaca 4 kali, namun memperoleh pahala setara ibadah umrah.
Advertisement
Baca Juga
Amalan ini dibagikan oleh kakak kiai tersohor asal Rembang yakni KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, yang bernama KH Cholil Bisri.
SImak Video Pilihan Ini:
Ini Amalannya
Menukil hidayatuna.com, salah satu amalan yang dijazahkan adalah “Membaca Wirid 4 kali berpahala seperti umrah”. Wirid ini di ijazahkan dalam acara tasyakuran jamaah haji desa Growong Lor, Kecamatan Juwana.
Lafal wirid tersebut sebagai berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُلاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ العلي العظيم
Subhanallah, Walhamdulillah Walaa ilaha illallah Wallahu akbar Walaa haula Wala quwwata illa billahil aliyil adziim
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Cara mengamalkannya, baca tawassul illa hadhrari KH. Cholil Bisri lalu baca Fatihah 1 kali. Kemudian dilanjutkan membaca Wirid ini dibaca 4 kalai setiap selesai salat fardhu.
Demikian wirid yang diijzahkan oleh KH. Cholil Bisri semoga kita dapat menjalankannya secara istiqomah dan menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah.
Advertisement
Sekilas tentang KH. Cholil Bisri
KH Cholil Bisri adalah seorang Kiai, Penulis, Budayawan dan Politisi dengan segudang pengalaman. Kakak dari Kiai multi talenta KH Mustofa Bisri atau Gus Mus ini ketika nyantri pernah belajar ilmu kejadugan di Lirboyo.
Bahkan rambutnya yang panjang tidak bisa dipotong oleh orang biasa, sampai akhirnya ayahnya sendiri yaitu KH Bisri Mustofa sendiri yang turun tangan untuk memotong rambutnya.
Beliau juga pernah nyantri di Krapyak di bawah Asuhan Kiai Ali Maksum. Saat menjadi santri di Yogyakarta, kepiawaiannya dibidang tulis menulis diasah karena tiap melakukan kesalahan beliau dihukum. Salah satunya dengan menulis ulang kitab tertentu dua kuras bersama dengan artinya
Sebagai seorang ulama beliau dikenal sangat humoris sekaligus tegas, ketegasan itu terkhusus ketika mengajar dan mendidik santri. Kedisiplinan menjadi dasar pengajaran yang diterapkan di pesantren yang beliau asuh. Pagi-pagi menjelang subuh beliau mendatangi tiap bilik atau kamar santri untuk membangunkan salat subuh.
Pengajiannya di kampung-kampung begitu dinantikan oleh umat, penyampaian dakwahnya begitu lugas sehingga mudah dicerna dan diterima oleh berbagai kalangan. Tidak jarang beliau mengijazahkan amalan-amlan tertentu bagi umat.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul