Liputan6.com, Jakarta KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha, memberikan penjelasan menarik terkait perilaku perempuan di hadapan laki-laki.
Dalam sebuah pengajian yang diunggah di kanal YouTube @NgajiGusbaha., Gus Baha mengutip firman Allah dalam Surah Al-Ahzab ayat 32, yang membahas tentang perilaku istri-istri Nabi Muhammad SAW.
Dalam ayat tersebut, perempuan dianjurkan untuk tidak bersikap lembut atau tunduk dalam berbicara kepada laki-laki yang memiliki penyakit di hatinya.
Advertisement
Dalam ayat tersebut disebutkan,
يَٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ ۚ إِنِ ٱتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِٱلْقَوْلِ فَيَطْمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلْبِهِۦ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا
Arab-Latin: Yā nisā`an-nabiyyi lastunna ka`a'adim minan-nisā`i inittaqaitunna fa lā takh'a'na bil-qauli fa ya'ma'allażī fī qalbihī mara'uw wa qulna qaulam ma'rụfā
Artinya: "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain. Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik."
Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun ayat ini khusus ditujukan kepada istri-istri Nabi, maknanya relevan bagi semua muslimah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Terlalu Sopan, Bikin Salah Tafsir
Dia menegaskan bahwa perempuan yang cantik sebaiknya tidak selalu bersikap sopan kepada laki-laki, terutama jika laki-laki tersebut memiliki niat buruk.
Menurut Gus Baha, dalam tafsir Al-Qur’an, perempuan dianjurkan untuk menebalkan suaranya saat berbicara dengan laki-laki yang memiliki penyakit di hatinya.
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan syahwat dan menjaga kehormatan perempuan tersebut.
“Sopan dan berakhlak terpuji memang ajaran agama Islam. Namun, sopan juga harus tahu kondisi dan situasi,” ujar Gus Baha.
Ia menjelaskan bahwa seorang perempuan harus berhati-hati dalam bersikap sopan, terutama jika sikap tersebut bisa disalahartikan oleh laki-laki yang tidak memiliki niat baik.
Gus Baha juga memberikan contoh sederhana, seorang murid perempuan yang terlalu tunduk di hadapan guru laki-laki bisa saja menimbulkan kesalahpahaman.
Hal ini dapat mengarah pada pemanfaatan situasi oleh laki-laki tersebut, yang kemudian dapat menimbulkan masalah yang lebih besar.
Advertisement
Dikira Ikuti Keinginan Laki-laki
Menurut Gus Baha, berbicara dengan lemah lembut adalah salah satu bentuk kesopanan yang sebaiknya dihindari oleh perempuan, terutama ketika berhadapan dengan laki-laki yang memiliki pikiran kotor.
Sikap lembut dan halus ini bisa memancing pikiran negatif dan bahkan nafsu syahwat, yang pada akhirnya dapat membahayakan perempuan itu sendiri.
“Bisa jadi perempuan yang bicara lembut dan halus kepada laki-laki itu nanti dianggap bahwa ia mau mengikuti keinginan laki-laki tersebut,” tambah Gus Baha. Hal ini, menurutnya, sangat berbahaya karena bisa menyebabkan perempuan kehilangan kendali atas situasi.
Gus Baha menekankan pentingnya memahami psikologi laki-laki dalam berinteraksi. Ketika seorang perempuan sopan dan memberikan harapan kepada laki-laki yang memiliki niat buruk, laki-laki tersebut bisa salah paham dan berusaha mengejar perempuan tersebut untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Namun, Gus Baha juga menekankan bahwa mengajarkan sopan santun tetap penting. Hanya saja, dalam situasi tertentu, kesopanan perlu disertai dengan kewaspadaan agar tidak merugikan diri sendiri.
Ia mencontohkan, biasanya seorang santri akan menunduk sopan ketika bertemu kiai, namun dalam keadaan darurat seperti ketika kiai terpeleset, santri harus segera mendekat untuk memberikan pertolongan.
Gus Baha menegaskan bahwa perempuan harus bijak dalam bersikap sopan. Tidak semua laki-laki layak diperlakukan dengan kelembutan, terutama jika ada indikasi niat buruk. Sikap waspada dan tegas justru bisa menjadi pelindung bagi perempuan dari niat jahat yang mungkin muncul.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul