Sukses

Kisah Gus Maksum Lirboyo Tak Mempan Dibacok, Penyerang Jatuh hanya dengan Pandangan

Gus Maksum, ulama sekaligus pendekar dari Ploso yang punya banyak karomah, ini salah satunya.

Liputan6.com, Jakarta - Kiai Haji Abdullah Maksum Jauhari, yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Maksum, adalah seorang ulama sekaligus pendekar dari Pesantren Lirboyo, Kediri.

Gus Maksum merupakan cucu dari Kiai Haji Abdul Karim, pendiri Pesantren Lirboyo. Selain dikenal sebagai ulama, Gus Maksum juga terkenal sebagai ahli bela diri, khususnya dalam seni pencak silat.

Penampilan Gus Maksum yang nyentrik membuatnya semakin dikenal di kalangan masyarakat. Rambut gondrong, kumis tebal, dan sandal bakiak menjadi ciri khas yang membuat sosoknya lebih mirip pendekar daripada ulama.

Meski dikenal sebagai pendekar silat, Gus Maksum tetap dihormati sebagai seorang ulama besar yang memiliki keilmuan agama yang mendalam.

Menurut informasi yang diungkap dalam video di kanal YouTube @Ceritaislami836, Gus Maksum juga dikenal memiliki sejumlah karomah yang diberikan Allah kepadanya.

Salah satu karamah yang paling terkenal adalah kisah ketika Gus Maksum tidak mempan dibacok saat diserang oleh seseorang.

Kejadian tersebut terjadi ketika Gus Maksum baru saja selesai mengisi pengajian dan hendak berkunjung ke rumah pengasuh Pesantren Al-Bukhari di Ponorogo.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kisah saat Gus Maksum Dibacok

Tanpa diduga, tiba-tiba ada seseorang yang mencoba menyerang Gus Maksum dari belakang dengan sebilah parang. Namun, serangan tersebut tidak melukai Gus Maksum sedikit pun.

Dengan tenang, Gus Maksum menendang penyerangnya hingga jatuh ke dalam parit. Orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut dibuat tercengang karena tidak ada bekas luka sedikit pun di tubuh Gus Maksum, meskipun serangan tersebut cukup keras.

Kejadian ini menjadi bukti nyata akan karomah yang dimiliki Gus Maksum, yang diyakini terjadi atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Setelah insiden tersebut, Gus Maksum melanjutkan perjalanan ke kediaman Kiai Mukrim, pengasuh Pesantren Al-Bukhari, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Ketika tiba di sana, Kiai Mukrim dan santri lainnya dibuat heran karena tidak menemukan bekas luka apa pun di punggung Gus Maksum.

Cerita tentang kebal bacokan yang dialami Gus Maksum ini menyebar luas di kalangan masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa kekuatan spiritual Gus Maksum sebagai seorang ulama dan pendekar telah melindunginya dari bahaya.

Hal ini juga memperkuat keyakinan masyarakat akan karamah yang dimiliki oleh Gus Maksum.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Ada yang Patut Dibanggakan dari Karomah, Kata Gus Maksum

Gus Maksum tidak hanya dihormati sebagai ulama dan pendekar, tetapi juga sebagai figur yang mampu menunjukkan kekuatan ilahi melalui tindakan-tindakannya.

Karomah yang dimiliki Gus Maksum menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang dari berbagai kalangan datang untuk berguru kepadanya, baik untuk mendalami ilmu agama maupun ilmu bela diri.

Keberanian dan ketenangan yang dimiliki Gus Maksum dalam menghadapi situasi berbahaya seperti itu menunjukkan betapa kuatnya iman dan kedekatannya kepada Allah.

Banyak yang percaya bahwa karamah tersebut tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari amal ibadah dan ketakwaan yang dijaga dengan baik oleh Gus Maksum sepanjang hidupnya.

Gus Maksum juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri atas karamah yang dimilikinya.

Bahkan, Gus Maksum seringkali mengingatkan orang-orang di sekitarnya bahwa semua karamah yang terjadi adalah murni atas kehendak Allah, dan tidak ada yang patut dibanggakan dari hal tersebut.

Kisah-kisah seperti ini tidak hanya menginspirasi para santri dan pengikut Gus Maksum, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam secara keseluruhan.

Keberanian, ketenangan, dan ketakwaan yang ditunjukkan Gus Maksum dalam menghadapi cobaan hidup menjadi teladan yang patut diikuti oleh siapa pun yang ingin mendekatkan diri kepada Allah.

Hingga kini, nama Gus Maksum masih harum dan dikenang dengan penuh rasa hormat oleh masyarakat, terutama di kalangan santri dan pendekar pencak silat.

Karomah yang dimilikinya menjadi bukti nyata bahwa seseorang yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah akan selalu dilindungi dalam berbagai situasi, bahkan dalam situasi yang paling berbahaya sekalipun.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â