Liputan6.com, Cilacap - Ulama kondang asal Rembang KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau populer dengan sapaan Gus Baha menceritakan doa salah seorang ulama mazhab yakni Imam Syafi’i untuk mayit.
Namun yang menjadi sorotan murid Mbah Moen ini ialah perihal doa yang dipanjatkan Imam Syafi’i yang tergolong aneh. Namun, meskipun aneh, doa Imam Syaf'i ini menjadi sebab diampuninya dosa-dosa si mayit.
Perintah mendoakan orang yang sudah meninggal sangat dianjurkan oleh agama Islam. Salah satunya sebagimana firman Allah berikut ini:
Advertisement
zوَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.” (QS. Al Hasyr: 10)
Baca Juga
Ayat di atas menerangkan manfaat doa untuk saudara sesama muslim. Menelisik keumuman bunyi ayat tersebut tentu saja doa tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi yang masih hidup tetapi juga untuk yang sudah meninggal dunia.
Simak Video Pilihan Ini:
Doa Aneh Imam Syafi’i untuk menjadi Sebab Diampuninya Dosa-Dosa si Mayit
Gus Baha menerangkan doa Imam Syafi’i yang tergolong unik dan aneh. Namun sayangnya doa ini menurut Gus Baha tidak boleh dilakukan alias haram untuk ditiru.
“Imam Syafi'i itu kalau doain mayit ini sekaligus ijazah tapi haram ditiru ya,” kata Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube @SudarnoPranoto, Kamis (22/08/2024).
Gus Baha mengawali kisahnya tatkala ada seseorang yang meninggal dunia Imam Syafi'i diberitahu. Sebab tidak mau mengecewakan shohibul musibah, Imam Syaf'i pun datang untuk bertakziyah.
“Imam Syafi'i itu pernah ngecewakan seseorang karena beliau itu idola ada orang meninggal beliau diminta datang dan mendoakan,” kisahnya.
Setelah sampai di rumah duka, Imam Syafi'i pun memanjatkan doa yang tergolong tidak biasanya untuk orang yang meninggal dunia.
Sebab keanehan doa Imam Syafi'i ini tentu saja membuat kecewa keluarga s mayit. Namun di luar dugaan, malam harinya satu keluarga mayit bermimpi sama yakni dosa-dosa mayit diampuni Allah SWT berkat dia Imam Syafi'i.
“Doanya begini, 'Ya Allah, Engkau itu tetap menjadi Tuhan, meskipun tidak menyiksa orang ini, jadi menyiksa orang ini tidak kebutuhan engkau, kalau tidak menjadi kebutuhan Engkau, ya gak usah dilakukan',” terangnya.
“Terus pulang, pulang keluarga si mayit kecewa, ini bagaimana berdoa kok cuma seperti itu, Tapi satu keluarga itu mimpi si mayit diampuni sebab doanya Imam Syafi’i,” imbuhnya.
Advertisement
Doa-Doa untuk Mayit
Berikut ini beberapa doa untuk orang yang sudah meninggal dunia, seperti diajarkan Nabi SAW dalam hadisnya.
1. Doa Pertama
Dalam hadits dari Buraidah, Rasulullah SAW mengajarkan doa ketika datang takziah atau melayat ke rumah duka.
السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُوْنَ، وَ أسألُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُم العَافِيَةَ
Arab Latin: Assalaamu 'alaykum 'ala ahlid diyaari minal mu'miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun wa asalu Allahu lanaa wa lakumul 'aafiyah
Artinya: "Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Aku mohon kepada Allah untuk kami dan kamu afiat." (HR Muslim, dari Buraidah)
2. Doa Kedua
Rasulullah SAW memberikan doa untuk orang meninggal dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُوْنَ أنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ، وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ
Arab Latin: Assalaamu 'alaykum 'ala ahlid diyaari minal mu'miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun, antum lanaa farathun wa nahnu lakum taba'un
Artinya: "Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Kalian adalah pendahulu kami, dan kami akan mengikuti kalian." (HR Nasa'i dan Ibnu Majah)
3. Doa Ketiga
Rasulullah SAW memberikan doa spesifik untuk orang meninggal.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً
Arab Latin: Allahummaghfirli wa lahu wa'qibni minhu 'uqba hasanah
Artinya: "Ya Allah, ampuni diriku dan dia dan berikan kepadaku darinya pengganti yang baik." (HR Muslim)
4. Doa Keempat
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk membacakan doa khusus saat berkunjung ke rumah duka.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Arab Latin: Allahummaghfirla-hu warham-hu wa 'aafi-hi wa'fu 'an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi' madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a'idz-hu min 'adzabil qobri wa 'adzabin naar.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, berilah kekuatan padanya, maafkanlah dia, berikanlah tempat tinggal yang mulia baginya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan es. Bersihkanlah dia dari segala dosa sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantilah tempat tinggalnya dengan tempat yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan hidupnya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dia dari siksa kubur dan api neraka." (HR Muslim)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul