Sukses

Kisah Sayyidina Ali Diludahi Wajahnya oleh Amr bin Abdul Wad dan Hikmahnya

Ada kisah unik yang sangat menonjolkan akhlak mulia Imam Ali yang dikisahkan oleh Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dalam kajiannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu adalah salah satu dari empat sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Ia satu-satunya sahabat yang diberi gelar Karramallahu Wajhah.

Gelar Karramallahu Wajhah disematkan pada Ali bin Abi Thalib lantaran sejak sebelum masuk Islam belum pernah menyembah berhala. Sebab, Ali memeluk agama Islam ketika masih usia tujuh tahun.

Imam Ali merupakan sahabat nabi yang setia kepada Allah dan rasul-Nya. Perjuangannya dalam membela agama Islam sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, ia rela mati demi menegakkan agama islam.

Ada kisah unik yang sangat menonjolkan akhlak mulia Imam Ali yang dikisahkan oleh Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dalam kajiannya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Amr Tantang Imam Ali

Buya Yahya berkisah, dalam sebuah peperangan, Imam Ali harus berhadapan dengan Amr bin Abdul Wud, seorang pemimpin kavaleri suku Quraisy yang menentang kenabian Muhammad. Amr dikenal sebagai orang perkasa yang lihai dalam duel.

Dengan kesombongannya, Amr menentang pasukan muslim untuk berduel. “Siapa yang berani duel dengan saya satu-satu,” kata Amr sebagaimana dikisahkan Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (23/8/2024).

Imam Ali seketika langsung berdiri, siap menerima tantangan Amr. Ia khawatir jika yang menerima tantangannya adalah Rasulullah SAW.

“Aku yang akan menghadapimu!” kata Imam Ali. 

Amr berkata, “Ali lagi, apakah Muhammad tidak punya laki-laki kecuali Ali?” 

Bukan berarti yang lainnya tidak berani, itu nasib Imam Ali waktu itu ditonjolkan keberaniannya oleh Allah SWT.

3 dari 3 halaman

Duel Imam Ali dan Amr

Kemudian duel lah Sayyidina Ali dengan Amr. Imam Ali berhasil menaklukkan Amr hingga jatuh dan lumpuh. Amr saat itu merasa malu dirinya, dia dengan sombongnya menantang dan merasa jagoan, tapi ia harus kalah dari Imam Ali.

Sambil marah, Amr meludah ke wajah Imam Ali. Di saat meludah ke wajahnya, Imam Ali malah tidak jadi membunuh.

“Sudah ada tangannya (Amr) luka, mungkin kepotong kali, dia (Amru) berkata, ‘Ali kenapa kau berhenti? Cepat bunuh aku, jangan kau permalukan aku dengan semacam ini.’ Jadi dia (Amr) malu dengan rasa sakit, mending mati saja biar nggak malu itu," kata Buya Yahya.

Para sahabat lain bertanya, ''Ya Ali kenapa kau tidak membunuh dia? Bukankah dia orang yang paling jahat? Kenapa tidak kau bunuh malah berhenti membunuhnya, tinggal penggal lehernya saja kok.”

Sayyidina Ali berkata, “Aku hampir memenggal lehernya, akan tetapi di saat aku hendak menggoyangkan pedangku ke lehernya, dia meludahi wajahku, dan di saat dia meludahi wajahku, ada marah dalam hatiku, sehingga aku tidak ingin menurunkan pedangku ke lehernya dalam keadaan aku membela diriku. Sebab aku datang kesini hanya membela Allah dan rasul-Nya.”

Imam Ali menahan sejenak agar tertata hatinya. Setelah merasa tentram hatinya, maka ia memenggal Amr.

Hikmah

Dari kisah ini kita semua bisa memetik hikmah bahwa ketika ada yang mengganggu pribadi kita, kehormatan kita, ketika dihinakan oleh orang lain, maka jangan biasakan membela diri, karena itu berarti membela kesombongan.