Sukses

Top 3 Islami: Rahasia Kesaktian Pangeran Diponegoro yang Kebal Peluru, Kenapa Orang Beriman Tak Merasakan Kengerian Hari Kiamat?

Artikel yang paling populer adalah menguak rahasia kesaktian Pangeran Diponegoro, saat memimpin bala tentaranya dalam perang melawan Belanda.

Liputan6.com, Jakarta - Kiamat adalah hari yang menakutkan. Peristiwa kehancuran dan rangkaian hari-hari selanjutnya membuat orang-orang gelisah dan ketakutan.

Akan tetapi, ada segolongan orang yang tak takut dengan hari kiamat. Mereka adalah orang-orang beriman.

Lantas, bagaimana orang beriman tidak takut datangnya hari kiamat?

Artikel yang mengulas nasib orang beriman di hari kiamat menjadi salah satu artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (26/8/2024).

Artikel lain yang juga menyita perhatian adalah kenapa sekarang banyak janda, penjelasan Buya Yahya.

Artikel yang paling populer adalah menguak rahasia kesaktian Pangeran Diponegoro, saat memimpin bala tentaranya dalam perang melawan Belanda.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Mengapa Orang Beriman Tidak Merasakan Kengerian Kiamat? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah

Hari kiamat adalah suatu keniscayaan. Bagi orang beriman, percaya kepada hari akhir adalah keharusan. Kalau tidak percaya, maka tidak termasuk golongan yang beriman kepada-Nya.

Beriman kepada hari kiamat atau hari akhir merupakan bagian dari Rukun Iman. Meskipun untuk saat ini hari kiamat adalah perkara yang ghaib, tapi sebagai muslim wajib mengimaninya.

Al-Qur’an dan hadis nabi banyak yang menjelaskan tentang kiamat. Ada yang membicarakan tanda-tandanya, waktu terjadinya, hingga gambarannya yang amat mengerikan.

Ketika hari kiamat terjadi, maka alam semesta beserta isinya akan hancur. Termasuk gunung-gunung dan bangunan pencakar langit yang didesain kokoh pun akan berkeping-keping.

Akan tetapi, kengerian hari kiamat tidak akan dirasakan oleh orang-orang beriman. Lantas, mengapa orang beriman tidak ada saat peristiwa hari kiamat? Simak penjelasan Ustadz Khalid Basalamah berikut.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Kenapa Sekarang Banyak Janda? Simak Kata Buya Yahya

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab dikenal sebagai Buya Yahya menjelaskan alasan mengapa banyak perempuan menjadi janda saat ini.

Buya Yahya menekankan pentingnya menyelesaikan masalah dalam rumah tangga tanpa terburu-buru meminta cerai.

Buya Yahya mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama banyaknya wanita yang menjadi janda adalah karena mereka terlalu cepat mengambil keputusan untuk bercerai ketika menghadapi masalah dalam pernikahan.

"Banyak yang menjanda karena kalau punya masalah langsung minta cerai," ujar Buya Yahya dalam dikutip melalui kanal YouTube @albahjah-tv pada Minggu (25/08/2024)

Buya Yahya menegaskan bahwa perceraian bukanlah solusi terbaik. Menurutnya, jika masalah dalam rumah tangga diselesaikan dengan baik, hubungan suami-istri justru bisa menjadi lebih indah.

Ia mengibaratkan permasalahan sesaat dalam rumah tangga seperti rasa lapar yang dirasakan seseorang sebelum berbuka puasa.

“Padahal kalau seandainya diselesaikan, akhir semakin indah. Ibaratnya, permasalahan sesaat seperti orang lapar dahaga sehari, yang indah di waktu maghrib,” jelas Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Kenapa Sekarang Banyak Janda? Simak Kata Buya Yahya

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab dikenal sebagai Buya Yahya menjelaskan alasan mengapa banyak perempuan menjadi janda saat ini.

Buya Yahya menekankan pentingnya menyelesaikan masalah dalam rumah tangga tanpa terburu-buru meminta cerai.

Buya Yahya mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama banyaknya wanita yang menjadi janda adalah karena mereka terlalu cepat mengambil keputusan untuk bercerai ketika menghadapi masalah dalam pernikahan.

"Banyak yang menjanda karena kalau punya masalah langsung minta cerai," ujar Buya Yahya dalam dikutip melalui kanal YouTube @albahjah-tv pada Minggu (25/08/2024)

Buya Yahya menegaskan bahwa perceraian bukanlah solusi terbaik. Menurutnya, jika masalah dalam rumah tangga diselesaikan dengan baik, hubungan suami-istri justru bisa menjadi lebih indah.

Ia mengibaratkan permasalahan sesaat dalam rumah tangga seperti rasa lapar yang dirasakan seseorang sebelum berbuka puasa.

“Padahal kalau seandainya diselesaikan, akhir semakin indah. Ibaratnya, permasalahan sesaat seperti orang lapar dahaga sehari, yang indah di waktu maghrib,” jelas Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini