Liputan6.com, Jakarta - Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari merupakan ulama yang memiliki pengaruh dan keberanian luar biasa. Pengaruhnya tidak hanya terhadap umat Islam di Tanah Air, bahkan pengaruhnya itu hingga ke Timur Tengah.
Dikisahkan oleh KH Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Gus Muwafiq, KH Hasyim Asy'ari membuktikan pengaruhnya itu ketika makam Rasulullah SAW hendak dbongkar.
Gus Muwafiq mengatakan, keberanian Mbah Hasyim setara seribu orang. Saat makam Rasulullah SAW hendak dibongkar pada 1922, ia satu-satunya ulama dari Indonesia yang berani mengirim santrinya di Tebuireng untuk menentang pembongkaran.
Advertisement
Baca Juga
“Seluruh dunia itu sudah takut semua. Soalnya di Makkah ada orang bawa senjata namanya Ibnu Saud, siapa saja yang menentang akan ditembak, hingga akhirnya tidak ada yang berani. Akhirnya makam nabi akan dibongkar," kata Gus Muwafiq dikutip dari YouTube Universitas Kehidupan, Selasa (27/8/2024).
Karena tidak ada yang berani, akhirnya ulama dari Indonesia merasa prihatin dengan rencana pembongkaran makam nabi. Kemudian KH Hasyim Asy'ari memerintah Kiai Wahab Hasbullah.
"Hab, berangkatlah ke Makkah. Siapa aja ajak, (tapi) ajaknya orang yang berani, jangan yang penakut. Siapapun yang ingin membongkar makam kanjeng nabi labrak, pasrah penuh kepada Allah SWT," kata Gus Muwafiq meniru ucapan Mbah Hasyim.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Siasat Mbah Wahab Ajak Ulama Lain Tolak Pembongkaran Makam Nabi
Sesampainya di Arab Saudi, ternyata benar tidak ada yang berani menentang rencana penggusuran makam Rasulullah SAW. Kiai Wahab menyiasati maksud penolakannya tersebut dengan mencari tokoh-tokoh di Makkah yang mempunyai tujuan sama yaitu menolak pembongkaran makam Rasulullah SAW.
"Siapa ya kira-kira yang mau saya ajak bareng-bareng menolak rencana pembongkaran makam nabi," ucap Kiai Wahab diceritakan Gus Muwafiq.
Ternyata, di Makkah sudah tidak ada bala bantuan. Semua lari. Ada yang ke Mesir, Syiria, sampai Yaman.
Kiai Wahab terus mencari siapa yang bisa diajak bergabung. Tinggal dua kelompok ulama yang berani, ulama Syi'ah dan Sunni. Di sisi lain, Syiah dan Sunni seperti minyak dan air, tidak pernah rukun.
Mbah Wahab lantas mencari cara agar Syiah dan Sunni bisa rukun dan diajak bergabung menolak rencana pembongkaran Rasulullah SAW. Kemudian Mbah Wahab memanggil ulama dari dua golongan tersebut.
Kiai Wahab dibantu oleh ulama-ulama di Timur Tengah, termasuk ulama dari Mesir yang bernama Syekh Ghanaim Al-Misri. Syekh Ghanaim memanggil semua ulama termasuk ulama Syiah dan Sunni untuk berkumpul.
"Ayo kumpul-kumpul, ini ada utusan dari Indonesia, siapa? Ini lho namanya Wahab Hasbullah," kata Syekh Ghanaim.
Advertisement
Makam Nabi Utuh hingga Sekarang
Nama Wahab waktu itu paling anti di Arab Saudi, karena nama Wahab yang mereka kenal adalah Muhammad bin Abdul Wahab yang membuat mazhab Wahabi sekaligus kelompok yang merencanakan pembongkaran makam Nabi SAW.
Anggapan mereka salah. Sebab, Wahab yang dimaksud Syekh Ghanaim adalah Wahab Hasbullah, ulama dari Indonesia. Ulama Syiah dan Sunni pun duduk berdampingan.
"Hadirin, ini (Kiai Wahab) adalah santrinya Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari," kata Syekh Ghanaim
Semua yang hadir di perkumpulan terkejut ketika mendengar perkataan Syekh Ghanaim. Ulama Syiah dan Sunni sangat kenal dengan KH Hasyim Asy'ari, bahkan umumnya orang Makkah mengenal Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari karena satu-satunya ulama Asia waktu dulu yang mendapat gelar Hadratussyaikh hanya KH Hasyim Asy'ari.
Kiai Wahab kemudian mengutarakan maksud tujuan datang ke Makkah. Mbah Wahab menceritakan bahwa dia diutus oleh gurunya yaitu KH Hasyim Asy'ari untuk bergabung dalam penolakan pembongkaran Makam Rasulullah SAW.
Singkat cerita, pembongkaran makam Rasulullah SAW batal dan hingga hari ini bisa diziarahi oleh seluruh umat Islam di dunia. Itu tidak lain berkat jasa KH Hasyim Asy'ari melalui utusannya, Kiai Wahab Hasbullah.
Demikian kisah KH Hasyim Asy'ari menolak rencana pembongkaran makam Rasulullah SAW yang dikisahkan oleh Gus Muwafiq. Wallahu a’lam.