Liputan6.com, Cilacap - Belakangan beredar kabar akan terjadi gempa megathrust yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Isu ini muncul bertalian dengan gempa dahsyat berkekuatan 7,1 SR yang melanda Pulau Kyushu, Jepang pada 8 Agutus yang lalu.
Gempa bumi yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia tergolong sangat besar karena rata-rata berada di kisaran angka 8,7 SR bahkan di beberapa wilayah ada yang mencapai angka 9 SR.
Sebagai informasi, gempa megathrust ialah gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Terlepas dengan gempa megathrust yang dikabarkan akan melanja sejumlah wilayah di Indonesia, Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah kesempatan ceramahnya membahas tentang perilaku manusia saat terjadi gempa skala besar.
Simak Video Pilihan Ini:
Perilaku Manusia saat Hadapi Gempa
UAH menerangkan perilaku manusia yang masih terlihat biasa-biasa saja saat menghadapi gempa bumi, padahal tergolong besar ini menyebabkan kemurkaan Allah SWT.
“Kata Allah, kalau semua orang sudah tidak peduli dan menganggap biasa-biasa saja gempa dengan skala tinggi yang menghancurkan, yang atas hancur ke bawah,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @mr.kabayanteaa9978, Senin (26/08/2024).
Sikap biasa-biasa saja terlihat dari sikap acuh akan perisiwa alam yang dahsyat ini. Peristiwa sebesar ini masih belum membuat mereka sadar akan kekuatan Allah SWT.
“Sudah tidak peduli dianggap biasa saja, jadi berita saja, gempa Ambon sekian, gempa Palu sekian, gempa Aceh sekian, sudah biasa,” sambungnya.
Advertisement
Akan Didatangkan Gempa yang Lebih Dahsyat Lagi
Sebab peristiwa gempa yang telah terjadi berulang kali dan menyebabkan banyak korban tak membuat manusia menyadari kekhilafannya, maka Allah akan kirimkan gempa yang lebih besar dan dahsyat (megathrust).
“Saya (kata Allah SWT---pen) akan datangkan gempa yang tidak biasa, yang membuat semua orang baru merasakan apa yang terjadi,” tuturnya.
“Saya naikan, saya bawa ke atas, waakhrajatil ardlu atsqaalahaa," sambungnya.
“Baru orang berkata, wa qaalal insaanu maa lahaa, ini ada apa ya, ada apa ya?” pungkasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul