Liputan6.com, Cilacap - Tiupan sangkakala Malaikat Israfil menandakan kehancuran jagad raya ini atau populer dengan sebutan hari kiamat.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah tiupan sangkakala ini. Sebagian ulama mengatakan tiupan sangkakala ini sebanyak 2 kali. Sementara sebagian yang lain mengatakan 3 kali.
Terlepas dari perbedaan pendapat ini, yang pasti berdasarkan keterangan Al-Qur’an tiupan sangkakala kiamat ini begitu memekakan telinga sampai-sampai membuat para manusia ketakutan.
Advertisement
Efek dahsyat yang ditimbulkan dari suara sangkakala atau terompet malaikat Israfil ini rupanya membuat para manusia saat ini bertingkah aneh yang belum pernah dilakukan selama mereka hidup di dunia.
Baca Juga
Lantas perilaku aneh apa yang dilakukan para manusia saat itu? Simak ulasannya berikut ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Al-Qur
Menukil Republika, hari Kiamat disebut juga dengan nama As-Sakhkhahi karena teriakan dan gelegar suara yang timbul saat itu sangat memekakkan telinga hingga hampir-hampir membuat tuli.
Kata As-Sakhkhah berasal dari sakhkha – yasukhkhu – sakhkhan, artinya bunyi benturan besi dengan besi yang keras sekali, bencana atau malapetaka yang sangat besar, juga berarti kiamat.
Kata As-Sakhkhah hanya disebut satu kali dalam Alquran, yaitu dalam Surat Abasa Ayat 33-37.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ
وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ
وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ
Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (Quran Surat Abasa Ayat 33-37).
Advertisement
Perilaku Aneh Manusia saat Sangkakala Ditiup
Ayat tersebut menjelaskan bahwa suara sangat keras dari tiupan sangkakala Malaikat Israfil yang kedua merupakan tanda datangnya hari kiamat (hancurnya alam semesta).
Saat suara itu terdengar, semua orang akan sibuk dengan diri mereka sendiri, melupakan yang lain.
Orang-orang akan melupakan anak, istri, orang tua, dan yang lainnya. Mereka hanya memperhatikan nasib atau keadaan masing-masing yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sejalan dengan datangnya hari kiamat.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul