Sukses

Bacaan Sholawat Munjiyat agar Hajat Cepat Dikabulkan, Amalkan setelah Sholat Kata Habib Novel

Dalam salah satu ceramahnya, Habib Novel menjelaskan tentang keutamaan sholawat Munjiyat yang luar biasa, yakni mempercepat terkabulnya hajat setiap muslim.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia memiliki hajat tertentu, baik keinginan untuk memenuhi kebutuhan duniawinya maupun akhiratnya. Pada dasarnya, hajat-hajat tersebut ingin segera terwujud agar dapat menikmatinya.

Ulama asal Surakarta Habib Novel Alaydrus membagikan satu amalan yang dapat mempercepat terkabulnya hajat-hajat umat Islam. Amalan tersebut adalah membaca sholawat.

Sholawat merupakan pujian untuk Rasulullah SAW. Selain itu, sholawat juga sebagai wujud penghormatan dan kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Banyak jenis bacaan sholawat yang bisa diamalkan untuk mempercepat terkabulnya hajat. Salah satunya ialah sholawat Munjiyat.

Dalam salah satu ceramahnya, Habib Novel menjelaskan tentang keutamaan sholawat Munjiyat yang luar biasa, yakni mempercepat terkabulnya hajat setiap muslim. Sebab, sholawat ini berisi tentang doa-doa yang lengkap.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Keutamaan Sholawat Munjiyat

Menurut Habib Novel, orang yang membaca sholawat Munjiyat akan diselamatkan dari bencana, musibah, dan juga segala hal yang membahayakan baginya. Ia menganjurkan sholawat ini dibaca setiap selesai sholat.

Dengan membaca sholawat Munjiyat, muslim memohon kepada Allah SWT agar segala hajat diwujudkan juga dihapus dosa-dosanya.

"Ini satu sholawat dan berikut doa di dalamnya,” kata Habib Novel dikutip dari YouTube Vhajhar69, Jumat (30/8/2024).

3 dari 4 halaman

Bacaan Sholawat Munjiyat

Berikut redaksi sholawat Munjiyat.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَـــا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَـــاتِ

Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala ali Sayyidina Muhammadin shalatan tunjina biha min jami’il ahwali wal afat wa taqdhi lana biha jami'al hajat wa tuthahhiruna biha min jami'is sayyiat wa tarfa’una biha ‘indaka a’lad darajat wa tuballighuna biha aqshal ghayat min jami’il khairati fil hayati wa ba’dal mamaat.

Artinya: "Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan shalawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan shalawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan shalawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati."

4 dari 4 halaman

Arti dan Kisah Sholawat Munjiyat

Mengutip NU Online, arti dari sholawat Munjiyat adalah sholawat penyelamat. Penamaan bacaan sholawat Munjiyat tidak terlepas dari kronologi terciptanya bacaan sholawat tersebut yang berasal dari sebuah peristiwa yang dialami oleh salah satu orang ‘arif. Berikut kisahnya:

Sebagian orang arif berkata: ‘aku berada di kapal, kemudian badai berembus kencang, hampir saja menyebabkan kami tenggelam. Lalu aku (tertidur dan) melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpi, beliau bersabda: Katakan pada mereka ‘Bacalah doa Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala ali Sayyidina Muhammadin shalatan tunjina biha min jami’il ahwali wal afat wa taqdhi lana biha jami'al hajat wa tuthahhiruna biha min jami'is sayyiat wa tarfa’una biha ‘indaka a’lad darajat wa tuballighuna biha aqshal ghayat min jami’il khairati fil hayati wa ba’dal mamaat, lalu aku terbangun dan kami ucapkan bacaan sholawat tersebut, lalu angin pun terdiam atas seizin Allah ta’ala.” (Abdurrahman bin Abdissalam Ash-Shafuri, Nudhah al-Majâlis wa Muntakhab an-Nafâis, hal. 284).

Wallahu a’lam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.