Sukses

Masalah Hidup Terus Berdatangan, Ini Saran Ustadz Hanan Attaki agar Ujian Hidup Segera Berhenti

Kunci dari mengurangi ujian hgidup menurut Ustadz Hanan Attaki ternyata ini

Liputan6.com, Jakarta - Kadang kita merasa beban masalah seolah bertumpuk tanpa henti, semakin hari semakin berat, dan ujian hidup datang bertubi-tubi tanpa memberi ruang untuk bernapas.

Perasaan ini bisa membuat kita merasa tertekan dan putus asa, seolah semua jalan keluar tertutup rapat. Namun, di tengah himpitan masalah tersebut, penting untuk diingat bahwa setiap ujian memiliki makna dan hikmah.

Selain itu juga merupakan bagian dari perjalanan hidup yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal.

Mengutip pandangan Ustadz Hanan Attaki tentang bagaimana cara mengurangi ujian hidup, ternyata kuncinya ada pada istighfar.

Ustadz Hanan Attaki menjelaskan bahwa setiap orang yang menghadapi masalah atau ujian dalam hidupnya harus segera berintrospeksi diri.

"Kalau kita punya masalah, coba bangun niat dalam hati untuk membersihkan dosa-dosa," ujar Ustadz Hanan, dikutip melalui kanal YouTube @ChargeIman, Sabtu (31/08/2024)

Menurut Ustadz Hanan, salah satu cara terbaik untuk membersihkan diri dari dosa adalah dengan memperbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Istighfar yang Kuat Dapat Mencegah Datangnya Ujian dari Allah SWT

"Terus kita berdoa, 'Ya Allah, bantu saya, tolong saya.' Dengan istighfar, kita minta ampun atas dosa-dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan," katanya.

Ia juga menekankan bahwa istighfar yang kuat dapat mencegah datangnya ujian dari Allah. "Kadang-kadang saya merasa, kalau ada dosa atau kesalahan yang saya lakukan, dan kalau istighfarnya nggak kuat, sebentar lagi akan diuji sama Allah," jelas Ustadz Hanan.

Ujian yang diberikan Allah, menurut Ustadz Hanan, bisa datang dalam berbagai bentuk. Namun, ia juga bersyukur bahwa ujian tersebut masih dapat ditahan dan dijalani.

"Alhamdulillah, ujiannya masih bisa ketahan, tapi pasti diuji sama Allah kalau istighfarnya nggak kuat," tambahnya.

Ustadz Hanan juga mengingatkan bahwa setiap kali kita merasa diuji, itu adalah tanda bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa kita.

"Kalau tiba-tiba diuji, saya langsung sadar, 'Oh benar, berarti yang tadi ini lagi dihapus sama Allah.' Maka, perkencang lagi istighfarnya," tegasnya.

Ia menekankan pentingnya memperkuat istighfar untuk meringankan atau bahkan menghilangkan ujian yang sedang dihadapi.

"Perkuat lagi istighfarnya. Kenapa? Karena kalau istighfar kita kuat, berarti dosa kita dihapus dengan istighfar. Otomatis ujian kita durasinya berkurang," kata Ustadz Hanan.

3 dari 3 halaman

Lakukan Secara Konsisten

Lebih lanjut, Ustadz Hanan menjelaskan bahwa semakin konsisten seseorang dalam beristighfar, semakin berkurang pula ujian yang akan mereka hadapi.

"Makin konsisten istighfar, makin berkurang ujian yang datang. Kalau istighfarnya sudah mantap, selesai, Allah akan mencabut ujian tersebut," ungkapnya.

Selain itu, Ustadz Hanan menyebutkan bahwa setelah ujian dicabut, Allah akan menggantinya dengan kebaikan.

"Ujian kita diganti dengan kebaikan setelah kita memperkuat istighfar," ujar Ustadz Hanan, menekankan bahwa ini adalah salah satu cara Allah mengampuni dan memperbaiki hamba-Nya.

Ustadz Hanan juga mengajak umat Islam untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah melalui istighfar, karena dengan demikian, Allah akan senantiasa memberikan kemudahan dan mengurangi ujian dalam hidup.

"Jaga hubungan kita dengan Allah melalui istighfar. Insya Allah, ujian akan berkurang dan diganti dengan kebaikan," ajaknya.

Di akhir penjelasannya, Ustadz Hanan menegaskan bahwa istighfar bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk nyata dari upaya seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampun atas segala dosa.

"Istighfar bukan hanya ritual, tapi bukti nyata usaha kita untuk mendekat kepada Allah dan memohon ampun," tutupnya.

Penjelasan Ustadz Hanan Attaki ini memberikan panduan praktis bagi umat Islam yang ingin mengurangi ujian dalam hidupnya dengan cara memperbanyak istighfar, serta mengingatkan pentingnya introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Â