Sukses

Kisah KH Hasyim Asy’ari Cari Cincin Mbah Kholil Bangkalan di Septic Tank

Dalam beberapa kesempatan, Mbah Hasyim selalu inisiatif berkhidmah tanpa harus diperintah. Salah satunya pernah ketika Kiai Hasyim mencarikan cincin Mbah Kholil di septic tank.

Liputan6.com, Jakarta - Ulama yang diyakini sebagai waliyullah asal Bangkalan, Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif memiliki banyak murid semasa hidupnya. Santri-santri itu datang dari berbagai daerah untuk berguru kepada Syaikhona Kholil di Bangkalan.

Keturunan Mbah Kholil generasi kelima, Lora Akhmad Kholily Kholil menyebut murid-murid Mbah Kholil Bangkalan mencapai 500 ribu orang lebih. Dari jumlah tersebut banyak di antaranya yang menjadi ulama berpengaruh di daerahnya.

Melihat fakta ini, tidak heran jika Mbah Kholil sebagai mahaguru ulama Nusantara. Ia menjadi ‘Pintu Gerbang’ para santri yang kemudian menyebarkan kembali ilmunya di daerah masing-masing.

Salah satu murid yang kini namanya terkenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) adalah KH Hasyim Asy’ari. Selam berguru kepada Mbah Kholil, Kiai Hasyim sering berkhidmah kepadanya dengan menjalankan perintah sang guru.

Dalam beberapa kesempatan, Mbah Hasyim selalu inisiatif berkhidmah tanpa harus diperintah. Salah satunya pernah ketika Kiai Hasyim mencarikan cincin Mbah Kholil di septic tank. 

Simak kisah selengkapnya yang dituturkan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an (PPTQ) Asnawiyyah, Abi Cholilullah, dikutip dari YouTube Suara Santri, Selasa (3/9/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Khidmah Kiai Hasyim Cari Cincin Mbah Kholil

Mbah Hasyim termasuk ulama yang sering menggembala semasa menjadi santri seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Jika nabi menggembala kambing pamannya, Kiai Hasyim menggembala hewan ternak gurunya, Mbah Kholil Bangkalan.

Suatu hari, setelah pulang dari menggembala, Mbah Hasyim melakukan aktivitas biasanya, yakni mandi dan melaksanakan sholat Ashar. Namun, sehabis mandi dia melihat gurunya merenung, tampak sedih dari kejauhan.

Kiai Hasyim bertanya kepada Mbah Kholil. “Ngapunten yai, ada apa?”

Mbah Kholil menceritakan bahwa cincin pemberian istrinya jatuh ke septic tank saat di kamar mandi. Dengan inisiatifnya, Kiai Hasyim langsung mencari cincin tersebut ke septic tank. 

Apa yang dilakukan Mbah Hasyim ini mungkin tidak semua orang mau melakukannya, mengingat harus menahan bau kotoran yang menyengat dan tidak boleh jijik. Karena ingin berkhidmah pada guru, Mbah Hasyim rela melakukannya. 

3 dari 3 halaman

Hikmah

Abi Cholilullah tidak menceritakan bagaimana ending-nya, apakah cincin tersebut ketemu atau tidak. Namun, ia memberikan hikmah yang penting disimak oleh santri-santri zaman sekarang.

“Ini contoh bagaimana seorang santri biar ilmunya berkah, ilmunya bermanfaat, maka sempatkanlah luangkanlah waktu untuk berkhidmah bisa untuk pesantren, bisa untuk mbah yai, bisa untuk ustadz. Jadi sempatkanlah waktunya,” katanya.

“Kalau saya punya teori, sebesar khidmahmu, sebesar itu pulalah keberhasilanmu. Dipegang itu,” pesannya.

Menurutnya, hampir rata-rata kiai yang menjadi ulama besar pasti pernah meluangkan waktu untuk berkhidmah, terutama kepada gurunya. Contoh realitanya adalah Mbah Hasyim yang kini masyhur sebagai ulama pendiri NU.