Sukses

Saat Kewalian Mbah Kholil Bangkalan Diragukan karena Dituduh Mencuri, Kisah Karomah Wali

Ada teman pondok Mbah Kholil yang meragukan kewaliannya gara-gara mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya. Mbah Kholil pun dituduh mencuri.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak mengenal dengan Syaikhona Muhammad Kholil Al-Bangkalani? Bagi orang Madura dan kalangan Nahdliyin sudah tidak asing lagi dengan nama ulama asal Bangkalan itu.

Mbah Kholil Bangkalan adalah salah satu ulama yang sangat berpengaruh. Dengan mencetak santri-santri hebat, Mbah Kholil turut berkontribusi dalam menyebarkan Islam ke berbagai daerah.

Salah satu santri Mbah Kholkl yang menjadi ulama besar adalah KH Hasyim Asy’ari. Kiai Hasyim tidak hanya bermanfaat bagi sosial masyarakat, tapi juga ikut berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi yang didirikannya, Nahdlatul Ulama.

Melihat fakta keberhasilan Mbah Kholil dalam mendidik santrinya, sejatinya sudah tidak diragukan lagi akan kewaliannya. Namun, ternyata tidak sepenuhnya demikian. 

Ada teman pondok Mbah Kholil yang meragukan kewaliannya gara-gara mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya. Mbah Kholil pun dituduh mencuri.

Bagaimana kisah akhirnya? Simak berikut cerita selengkapnya yang dituturkan oleh KH Abdul Adzim Cholili saat haul ke-45 Nyai Hj Imron. Kisah karomah ini didapat dari Habib Abdullah Surabaya dan dinukil dari laman Ponpes Syaichona Moh. Cholil.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Mbah Kholil Dituduh Mencuri

Suatu ketika Mbah Kholil kedatangan salah satu teman pondoknya dan menginap di rumahnya. Temannya tersebut berkunjung karena mendengar kekeramatan dan kewalian Mbah Kholil.

Setelah sholat Isya berjemaah, Mbah Kholil mengajak temannya ke salah satu rumah orang kaya di sebelah utara dari Desa Tonjung, tepatnya di Desa Ghubeng. 

Teman Mbah Kholil enggan masuk ke rumah orang kaya itu. Ia malah mengira Mbah Kholil memiliki niatan mencuri harta-harta rumah itu. Ia juga heran mengapa seseorang yang tingkatannya wali tapi memiliki niatan yang tidak patut ditiru.

“Kak padahal saya mendengar dari orang-orang bahwa kamu adalah seorang waliyullah besar, tapi kenapa kamu mencuri?” kata temannya.

“Sudahlah ayo ikut saja,” ajak Mbah Kholil

Akhirnya temannya Mbah Kholil ikut masuk. Ia melihat Mbah Kholil mengambil sebuah peti yang berisi dinar banyak sekali dan membawanya keluar. Temannya tak bisa lagi memengaruhi Mbah Kholil, ia mengikuti saja dengan perasaan gelisah.

3 dari 3 halaman

Karomah Mbah Kholil

Setelah sekitar satu jam di luar, Mbah Kholil mengajak temannya lagi untuk masuk ke dalam rumah yang dimasukinya tadi, tapi temannya masih tetap tidak mau.

“Sudahlah Kak kamu jangan mencuri lagi,” pintanya yang dihiraukan Mbah Kholil.

Setelah kembali masuk rumah orang kaya tadi, Mbah Kholil lalu menjelaskan apa maksud dari yang dilakukannya. Alasannya itulah membuat temannya mengakui kewalian dan kekeramatan Mbah Kholil.

“Saya di sini bukan untuk mencuri. Jadi begini, tadi itu ada maling yang mau mencuri emas di sini, sebelum emasnya dicuri maka saya amankan terlebih dahulu. Coba lihat di sebelah utara itu ada lubang di sana (menunjukkan ada lubang maling), pemilik rumah ini adalah tetanggaku terhitung 40 rumah dari Demangan rumahku. Jadi, saya ingin menyelamatkannya karena ada haqqul jar bagiku,” jelasnya.

Masya Allah, Mbah Kholil mengetahui bahwa rumah orang kaya itu akan menjadi target pencurian. Dengan kejadian ini kewalian Mbah Kholil semakin terbukti. Semoga dari kisah ini terdapat hikmah yang dapat kita petik yakni pentingnya berhusnudzon. Wallahu a’lam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.