Liputan6.com, Jakarta - Ada sebagian muslim yang sangat fokus dengan ibadah sehingga atas kesadaran sendiri, meninggalkan aktivitas bekerja. Bahkan, ada pula yang berpendapat tak perlu bekerja lebih baik beribadah.
Lantas, apa kata Buya Yahya dan Gus Baha?
Baca Juga
Ulasan mengenai respons Gus Baha dan Buya Yahya terkait anjuran tak perlu kerja lebih baik ibadah ini menjadi salah satu artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Rabu (4/9/2024).
Advertisement
Artikel kedua yang juga menyita perhatian pembaca adalah hukum dan tata cara sholat Rabu Wekasan.
Sementara, artikel ketiga yakni amalan Rebo Wekasan, yang dibagikan oleh Abah Guru Sekumpul.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Tak Perlu Kerja Lebih Baik Fokus Ibadah, Begini Kata Buya Yahya dan Gus Baha
Sebagai muslim yang taat menginginkan setiap waktunya dipenuhi dengan ibadah. Namun dikarenakan kondisi finansial yang belum mapan, sehingga mengharuskan dia untuk bekerja.
Manusia pada umumnya bekerja sebagai syariat untuk menghasilkan rezeki yang halal. Bekerja adalah ikhtiar untuk menjemput rezeki yang telah Allah SWT tetapkan bagi setiap hamba-Nya.
Ada pertanyaan menarik dari salah satu jamaah Al-Bahjah yang bisa dijadikan pelajaran bagi umat Islam lainnya. Orang tersebut menginginkan belajar ilmu tasawuf, namun dia berada di situasi yang mengharuskan untuk bekerja mencari rezeki.
Dia bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Antara kerja dan menghabiskan waktunya untuk ibadah, mana yang harus dipilih? Untuk sekadar makan sehari hari, dia merasa cukup.
"Urusan makanan alhamdulillah sudah cukup. Cuma pertanyaannya, siapa yang mencukupi Anda? Jangan-jangan Anda merepoti orang lain. Kalau cukup memang sudah dijamin (oleh Allah)," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (3/9/2024).
Advertisement
2. Hukum dan Tata Cara Sholat Rebo Wekasan 2024 Lengkap Niatnya, Amalkan Kata Mbah Moen
Sebagian besar muslim merayakan Rebo Wekasan pada 4 September 2024. Hal ini merujuk pada tanggal Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) dan Nahdlatul Ulama (NU).
Rebo atau Rabu Wekasan adalah ritual untuk menolak bala yang dilakukan setiap Rabu terakhir Safar. Pada hari Rebo Wekasan dipercaya akan diturunkan berbagai macam bala dan musibah.
Menurut riwayat yang dituturkan oleh ulama besar Kalimantan KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, saat Rebo Wekasan akan turun 360.000 macam bala. Oleh karenanya, muslim dianjurkan melakukan amalan tolak bala.
Ulama kharismatik asal Rembang, KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen membagikan amalan Rebo Wekasan. Salah satunya adalah melaksanakan sholat Rebo Wekasan.
“Sebagian ulama ahli kasyaf mengatakan, pada hari Rebo Wekasan itu tempat tumpuan bala dan cobaan. Makanya kalau Rebo Wekasan disuruh sholat empat rakaat,” kata Mbah Moen, dikutip dari YouTube ppalanwarsarang, Selasa (3/9/2024).
3. Amalan Rebo Wekasan Abah Guru Sekumpul agar Selamat dari Bala, Hari Ini Rabu 4 September 2024
Rabu terakhir Safar diyakini sebagai hari sakral. Pada hari tersebut akan diturunkan bala atau bencana. Oleh karenanya, sebagian muslim mengadakan ritual tolak bala pada hari tersebut dengan melakukan amalan-amalan khusus.
Istilah ritual Rabu terakhir Safar beda-beda. Di masyarakat Jawa dikenal dengan Rebo Wekasan. Sedangkan di Banjar dan sekitarnya disebut Arba Mustamir. Hingga kini, ritual tersebut masih terus dilakukan.
Ulama kharismatik Kalimantan, KH Muhammad Zaini Abdul Ghani alias Abah Guru Sekumpul mengatakan bahwa dalam sebuah riwayat disebutkan pada malam dan hari Rabu terakhir Safar akan turun 360.000 macam bala atau musibah.
Kemudian Guru Sekumpul membagikan amalan yang dapat dikerjakan muslim pada hari tersebut. Tujuan melakukan amalan tersebut agar selamat dari berbagai macam bala atau musibah.
Berikut amalan dari Guru Sekumpul agar selamat dari bala saat Rebo Wekasan. Muslim dapat melakukannya pada hari ini, Rabu 4 September 2024 yang bertepatan 30 Safar 1446 H.
Advertisement