Sukses

Kisah Keramat Sunan Geseng sang Penunggu Tongkat Sunan Kalijaga, Tak Terbakar di Tengah Kobaran Api

Sunan Geseng merupakan salah seorang waliyullah yang memiliki beberapa karomah.

Liputan6.com, Cilacap - Sunan Geseng merupakan salah seorang yang diyakini sebagai waliyullah yang memiliki beberapa karomah dahsyat dan menakjubkan.

Sunan Geseng sendiri bukan merupakan nama aslinya. Nama aslinya ialah Eyang Cokrojoyo atau Ki Cokrojoyo.

Ki Cokrojoyo sendiri merupakan orang biasa yang sehari-harinya menyadap nira. Dalam istilah Jawa pekerjaan Ki Cokrojoyo ini ialah seorang tukang deres legen.

Meski secara kasat mata dia adalah seorang yang biasa-biasa saja dan memiliki profesi yang biasa juga, namun dirinya merupakan salah seorang Pengeran Mataram yang mengasingkan diri di Tuban.

Berdasarkan riwayat yang sangat masyhur, beliau berguru kepada salah seorang wali.

Dia adalah anggota Walisongo. Namanya Sunan Kalijaga.

Seperti gurunya, Sunan Geseng pada akhirnya juga mencapai derajat wali. Lazimnya wali, dia juga dienugerahi karomah atau keramat dalam bahasa lokal Indonesia. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Karomah dan Awal Mula Disebut Sunan Geseng

Menukil iainutuban.ac.id, pada siang hari yang terik Sunan Kalijaga melewati pohon siwalan. Di atas ada seorang lelaki tua bernama Cokrojoyo dari Desa Gesing sedang memgambil sari siwalan utuk dibuat gula.

Sambil melepas lelah di bawah pohon itu Sunan Kalijaga mendengar Cokrojoyo menyanyikan sebuah tembang yaitu “ lilo, lilo, lilo” yang artiya disabar-sabarkan, disabarkan diri.

Sunan Kalijaga menikmati lagu yang diyanyikan Cokrojoyo tadi. Tetapi Sunan Kalijaga ingin lagunya digelanti dengan laa..illaaha..illallah. Selanjutnya Cokrojoyo ingin menjadi murid Sunan Kalijaga.

Menurut cerita dari juru kunci, setelah perjumpaan secara singkat itu, mereka berpisah, setelah beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi ,dan pada saat itu Cokrojoyo nekat mau berguru kepada Sunan Kalijaga.

Lalu Sunan Kalijaga pun menancapkan sebatang bambu di depan Cokrojoyo dan meminta untuk dijaga batang bambu tersebut sehingga kembali .

Cokrojoyo pun taat dengan perintah dari Sunan Kalijaga dan selalu menunggu sehingga batang bambu tersebut menjadi rerimbun pohon bambu.

Sekian lama kemudian kembalilah Sunan Kalijaga dan melihat kalau Cokrojoyo tetap setia di tempat itu. Kemudian Sunan Kalijaga membakar rerimbunan bambu itu hingga lantak.

Akibatnya, tubuh Cokrojoyo hangus seperti arang namun tidak terbakar. Sejak itu Cokrojoyo disebut Sunan Geseng.

3 dari 3 halaman

Makam Sunan Geseng

Menukil wikipedia, makam Sunan Geseng terletak di Dusun Jolosutro, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya kira-kira 2 km di sebelah kanan Jalan Yogyakarta-Wonosari Km. 14 (kalau datang dari Yogyakarta).

Setiap tahun ada perayaan dari warga setempat untuk menghormati Sunan Geseng. Selain di dekat Pantai Parangtritis, Jogjakarta, makam Sunan Geseng juga dipercaya terdapat di sebuah desa yang bernama Desa Tirto, di kaki Gunung Andong-dekat Gungung Telomoyo-secara administratif di bawah Kecamaan Grabag, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Masyarakat sekitar makam khususnya, dan Grabag pada umumnya, sangat mempercayai bahwa makam yang ada di puncak bukit dengan bangunan cungkup dan makam di dalamnya adalah sarean (makam) Sunan Geseng.

Pada Bulan Ramadhan, pada hari ke-20 malam masyarakat banyak yang berkumpul di sekitar makam untuk bermunajat. Selain itu, di Desa Kleteran (terletak di bawah Desa Tirt) juga terdapat sebuah Pondok Pesantren yang dinamai Ponpes Sunan Geseng.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul