Liputan6.com, Jakarta - Sebuah demonstrasi besar-besaran yang mendukung Palestina digelar pada Sabtu di Jenewa saat serangan Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki semakin meningkat.
Baca Juga
Advertisement
Para pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun dekat Kantor Pos Jenewa sebelum berbaris menuju Palais Wilson yang bersejarah, lokasi Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, di tepi Danau Jenewa.
Pengunjuk rasa yang membawa bendera Palestina menyuarakan kemarahan atas serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, serta menyoroti korban sipil, termasuk anak-anak, akibat kekerasan tersebut.
Sambil meneriakkan slogan-slogan yang mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden, serta negara-negara yang mendukung serangan itu, para pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata segera dan diakhirinya "genosida" di Gaza.
Aksi yang berlangsung sekitar dua setengah jam ini berakhir dengan damai saat para peserta membubarkan diri.
Demonstrasi di Jenewa itu merupakan salah satu dari sejumlah aksi yang digelar di berbagai belahan dunia sebagai respons masyarakat internasional untuk menghentikan krisis yang semakin memanas di kawasan tersebut.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Demo Rakyat Inggris di Kedubes Israel
Ribuan orang pada Sabtu ( 7/9) menggelar aksi unjuk rasa menuju Kedutaan Besar Israel di London untuk menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan penghentian pasokan senjata ke Israel.
Berkumpul di Piccadilly Circus, pusat kota London, massa kemudian berjalan menuju Kedutaan Besar Israel sebagai bagian dari demonstrasi nasional ke-19 sejak Oktober.
Membawa bendera Palestina, para pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan penghentian total pasokan senjata ke Israel, mengingat lebih dari 40.000 orang telah tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Pada Senin, pemerintah mengumumkan bahwa mereka menangguhkan 30 dari 350 lisensi ekspor senjata ke Israel setelah tinjauan, dengan peringatan bahwa ada risiko jelas bahwa ekspor senjata tertentu dari Inggris ke Israel mungkin digunakan untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius hukum humaniter internasional.
Ke-30 lisensi tersebut mencakup komponen untuk pesawat militer, helikopter, drone, dan item yang mendukung penargetan darat, kecuali komponen Inggris untuk program jet tempur F-35.
Sambil meneriakkan slogan pro-Palestina, para pengunjuk rasa mendesak pemerintah Inggris untuk berbuat lebih banyak guna menghentikan pembunuhan yang sedang berlangsung.
Israel telah menghujani Jalur Gaza dengan serangan berkelanjutan sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Selain menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, kampanye militer tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah yang dihuni 2,3 juta orang, membuat sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan terancam kelaparan.
Advertisement