Sukses

Saat Istighfar Tak Mampu Menghapus Dosa-Dosa Kita, Amalkan Ini Kata Imam al-Ghazali

Imam al-Ghazali menerangkan dalam kitab Ihya Ulumuddin bahwa terdapat satu amalan yang dahsyat yang fungsinya untuk penebus dosa yang tidak bisa dihapus oleh istighfar.

Liputan6.com, Cilacap - Terdapat amalan ampuh untuk penghapus dosa yang jarang diketahui banyak orang. Padahal amalan bisa mengalahkan keutamaan istighfar untuk menghapus dosa-dosa kita.

Dengan kata lain, di saat istighfar tidak mampu menghapus dosa-dosa seseorang, terdapat amalan lain yang dahsyat sehingga mampu menghapus dosa-dosa seseorang.  

Sebagaimana diketahui, bahwa mengucapkan istighfar tidak serta-merta dosa-dosa kita semuanya akan diampuni. Ada beberapa dosa yang tidak bisa diampuni hanya dengan mengucapkan istighfar.

Amalan ini termaktub dalam salah satu karya sang Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali yang sangat monumental dan masyhur yakni Ihya Ulumuddin.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Ini Amalannya

Menukil NU Online, sebagian ulama mengatakan, istighfar memang amalan untuk menghapus dosa. Tetapi istighfar tidak dapat menghapus semua jenis dosa.

Ada jenis dosa tertentu yang hanya dapat dihapus oleh amalan selain istighfar. Sebagian ulama tidak menyebutkan dosa apa yang tidak dapat dihapus oleh istighfar.

Mereka hanya menyebut amalan utama penghapus dosa tersebut, yaitu perjuangan dalam memenuhi nafkah untuk keluarga.

وقال بعض السلف من الذنوب ذنوب لا يكفرها إلا الغم بالعيال وفيه أثر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال من الذنوب ذنوب لا يكفرها إلا الهم بطلب المعيشة

Artinya: “Sebagian ulama mengatakan, ada jenis dosa yang tidak dapat dihapus kecuali oleh keresahan perihal nafkah keluarga. Perihal ini terdapat hadits Rasulullah saw dari (sahabat Abu Hurairah ra), ‘Dari sekian dosa terdapat jenis dosa yang tidak dapat ditebus kecuali dengan kebimbangan untuk mencari penghidupan (keluarga), (HR At-Thabarani, Abu Nu’aim, dan Al-Khatib),” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 37).

3 dari 4 halaman

Mencari Nafkah Keluarga Mengantarkan Seseorang ke Surga

Dari hadits tersebut, kita dapat menarik pengertian bahwa perjuangan dalam mencukupi kebutuhan nafkah keluarga dengan jalan yang halal tentunya memiliki nilai istimewa dalam Islam.

Perjuangan pemenuhan nafkah keluarga ini dapat mengantarkan seseorang ke dalam surga sebagaimana keterangan hadits berikut perihal perjuangan orang tua dalam membesarkan dan mendidik anaknya sampai mereka mandiri.

وقال صلى الله عليه و سلم من كان له ثلاث بنات فأنفق عليهن وأحسن إليهن حتى يغنيهن الله عنه أوجب الله له الجنة ألبتة ألبتة إلا أن يعمل عملا لا يغفر له

Artinya: “Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang memiliki tiga putri, lalu memenuhi nafkah mereka dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga Allah menjadikan mereka mandiri terhadap ayahnya, niscaya Allah jadikan surga untuknya sama sekali kecuali ia mengamalkan jenis dosa yang tidak dapat diampuni (seperti syirik),’ (HR Al-Kharaithi).” (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: II/37). Ibnu Majah, Abu Dawud, At-Tirmidzi dari Abu Said ra, Ahmad, Abu Ya’la, Abus Syekh, Al-Kharaithi dari sahabat Anas ra, dan At-Thabarani dari sahabat Jabir ra meriwayatkan hadits serupa dengan lafal berbeda. (Sayyid Muhammad Az-Zabidi, Kitab Ithafus Sadatil Muttaqin bi Syarhi Ihya’i Ulumiddin, [Beirut, Muassasatut Tarikh Al-Arabi: 1994 M/1414 H], juz V, halaman 315).

 

4 dari 4 halaman

Apresiasi Tinggi Rasulullah kepada Para Pejuang Nafkah

Rasulullah saw tidak kurang-kurang mengapresiasi dan membesarkan hati umatnya yang berjuang mencari nafkah yang halal untuk anak, istri, dan orang tua yang menjadi tanggungan mereka. Rasulullah mengerti benar bahwa ikhtiar pemenuhan kehidupan sehari-hari dengan jalan halal di samping mendidik anak-anak membutuhkan upaya keras.

Perjuangan mencari nafkah keluarga tidak mudah bagi banyak umatnya. Rasulullah mengabarkan bahwa para pejuang nafkah mendapatkan tempat VVIP di surga kelak.

وروى الديلمى من حديث أبى هريرة إن فى الجنة درجة لا ينالها إلا أصحاب الهموم يعنى في المعيشة

Artinya: “Ad-Dailami meriwayatkan hadits Rasulullah saw dari sahabat Abu Hurairah ra, ‘Di surga terdapat sebuah tingkat yang tidak akan dicapai kecuali orang yang bimbang,’ yakni resah memikirkan penghidupan nafkah keluarga.” (Az-Zabidi, 1994 M/1414 H: V/315).

Pejuang nafkah keluarga jelas mendapat tempat istimewa dalam Islam. Perjuangan nafkah keluarga mulai dari pemenuhan logistik sehari-hari sampai menemani pertumbuhan anak-anak hingga mereka menjadi pribadi yang mandiri merupakan amal ibadah yang sangat mulia sehingga dapat menghapus dosa yang tidak terhapus oleh istighfar.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul