Sukses

UAH Sindir Orang yang Tak Miliki Kompetensi tapi Banyak Suara

Jangan bicara kalau tidak kompeten, Ustadz Adi Hidayat beri pesan penting.

Liputan6.com, Jakarta - Sering kali kita menjumpai orang-orang yang sebenarnya tidak memiliki kompetensi yang memadai, namun tetap lantang dalam menyuarakan pendapat mereka.

Fenomena ini dapat dilihat dalam berbagai situasi, mulai dari diskusi sehari-hari hingga forum-forum publik. Orang-orang semacam ini mungkin terdengar meyakinkan, meskipun kurang memiliki pemahaman mendalam atau keahlian di bidang yang dibicarakan.

Terkadang, keberanian mereka berbicara lebih didasarkan pada kepercayaan diri atau kemampuan retorika, bukan pada kompetensi atau pengetahuan yang sebenarnya.

Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam ceramahnya yang dikutip dari tayangan YouTube kanal @Minaret_Sunnah, menekankan pentingnya kompetensi dalam memberikan pendapat, terutama dalam bidang yang tidak dikuasai.

Dalam ceramah tersebut, UAH mengkritik fenomena di mana individu yang tidak berkompeten dalam bidang tertentu sering kali memberikan komentar atau fatwa tanpa dasar yang kuat.

Ustadz Adi Hidayat memulai ceramahnya dengan mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya orang yang memberikan komentar di luar bidang keahliannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Jangan Bicara Kalau Tidak Kompeten

“Jangan bicara kalau tidak kompeten. Ini adalah prinsip dasar yang harus kita pegang. Banyak orang yang meskipun tidak berkompeten dalam bidangnya, tiba-tiba berkomentar tentang pengetahuan atau memberikan fatwa tanpa pemahaman yang mendalam,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Dalam tayangan tersebut, UAH menyoroti contoh konkret tentang kurangnya kompetensi dalam memberikan komentar.

“Misalnya, ada yang mengklaim memahami dan berkomentar tentang sejarah atau hal-hal yang kompleks tanpa memiliki pemahaman yang memadai. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyesatkan orang lain,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat melanjutkan dengan mencontohkan kasus yang menurutnya sangat mencerminkan ketidakkompetenan dalam memberikan pendapat.

“Tahukah Anda bahwa yang menentukan hari dan waktu proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia bukanlah seorang Habibi bin Abah, seperti yang dikatakan oleh beberapa orang yang tidak kompeten, tetapi adalah Soekarno yang telah memikirkan dan memperjuangkan kemerdekaan selama puluhan tahun?” tegasnya.

 

3 dari 3 halaman

UAH Serempet Soal Kemerdekaan RI yang Diklaim Seseorang

Menurut Ustadz Adi Hidayat, klaim-klaim seperti ini sangat tidak berdasar dan berpotensi membingungkan masyarakat.

“Soekarno sudah berjuang selama bertahun-tahun dalam situasi yang sangat rumit dan penuh tantangan untuk menentukan hari dan waktu proklamasi. Mengklaim sebaliknya tanpa dasar yang kuat adalah bentuk kebohongan,” ungkapnya.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan bahwa memberikan pendapat atau fatwa tanpa kompetensi yang memadai adalah tindakan yang sangat berbahaya.

“Ketidakkompetenan dalam memberikan komentar atau fatwa dapat mengakibatkan dampak yang merugikan, terutama jika pendapat tersebut tidak didasarkan pada pengetahuan yang benar dan mendalam,” katanya.

Dalam ceramah tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan pentingnya belajar dan memahami bidang yang kita komentari.

“Sebelum memberikan pendapat atau komentar, pastikan bahwa kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang topik tersebut. Ini penting untuk menghindari penyebaran informasi yang salah dan untuk menjaga kredibilitas kita,” tambahnya.

UAH menyarankan agar masyarakat selalu mencari informasi dari sumber yang kredibel dan memiliki kompetensi di bidangnya.

“Hindari mempercayai atau menyebarkan informasi dari mereka yang tidak memiliki kompetensi yang memadai. Selalu verifikasi informasi dan cari pendapat dari ahli yang benar-benar paham,” ujarnya.

“Dengan memahami pentingnya kompetensi, kita dapat menjaga kualitas informasi dan mencegah penyebaran informasi yang salah,” tutup Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa setiap individu harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang mereka sampaikan adalah akurat dan berdasarkan pengetahuan yang sahih.

“Mari kita tingkatkan pemahaman dan pengetahuan kita untuk memberikan kontribusi yang lebih positif dalam masyarakat,” pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul