Liputan6.com, Jakarta - Iman yang naik turun adalah hal yang wajar bagi setiap manusia. Ketika sedang dalam kondisi rajin beribadah, seseorang merasakan kedekatan yang lebih kuat dengan Tuhan, sehingga rutinitas ibadah berjalan lancar dan penuh semangat.
Namun, saat iman menurun dan rasa malas beribadah muncul, inilah yang menjadi tantangan besar. Perasaan malas beribadah ini bisa datang tiba-tiba, terutama ketika seseorang berada dalam kondisi lelah, stres, atau tergoda oleh kesenangan duniawi.
Malas dalam beribadah dapat membuat hati terasa jauh dari Tuhan, dan jika dibiarkan, bisa mengakibatkan kebiasaan buruk yang merugikan diri sendiri.
Advertisement
Syekh Ali Jaber, dalam sebuah ceramah yang diuggah di kanal YouTube @dakwatoday, mengajak umat Islam untuk selalu introspeksi diri ketika merasakan kemalasan dalam beribadah.
Ia menegaskan bahwa rasa malas dalam beribadah tidak boleh dianggap sepele, karena bisa jadi ada dosa yang mempengaruhi semangat beribadah seseorang.
"Ketika kita merasa kekurangan dalam ibadah, segera bertaubat dan istighfar. Kekurangan ibadah bukan semata karena malas atau bosan beribadah, tetapi pasti ada dosa yang menjadi penyebabnya," tegas Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Butuh Introspeksi Diri
Menurut Syekh Ali Jaber, setiap Muslim harus berani mengakui bahwa dosa memiliki pengaruh besar terhadap spiritualitas seseorang. Ia mengajak setiap orang untuk bertanya pada diri sendiri, dosa apa yang mungkin telah dilakukan sehingga menurunkan semangat beribadah.
"Tanyakan pada diri, dosa apa yang saya lakukan sampai saya malas beribadah? Kenapa dulu saya rajin sholat di masjid, tapi sekarang tidak? Apa yang berubah?" lanjutnya.
Perubahan sikap dalam beribadah ini, menurut Syekh Ali Jaber, merupakan salah satu tanda bahaya dari dosa yang tidak segera disadari dan diatasi. Dosa bisa mengikis kebiasaan baik yang sebelumnya sudah tertanam, seperti rajin salat berjamaah di masjid atau berzikir.
"Dosa itu berbahaya sekali, bisa mempengaruhi kehidupan kita secara keseluruhan, termasuk dalam hal ibadah," katanya.
Untuk melawan dampak dosa, Syekh Ali Jaber menekankan pentingnya memperbanyak istighfar, atau memohon ampunan kepada Allah. Ia menjelaskan bahwa istighfar bukan hanya dilakukan setelah melakukan maksiat, tetapi juga sangat dibutuhkan bahkan ketika seseorang sedang beribadah.
Â
Advertisement
Jangankan Habis Maksiat, Habis Ibadah saja Istighfar
"Jangankan berbuat maksiat, setelah beribadah pun kita perlu beristighfar," ujarnya.
Syekh Ali Jaber juga mengingatkan bahwa istighfar bukan hanya sekadar ucapan, tetapi harus dilakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh kesadaran. Istighfar membantu membersihkan hati dari noda dosa, yang seringkali menjadi penghalang utama dalam memperkuat ibadah seseorang.
"Beristighfarlah dengan sepenuh hati, karena hanya dengan cara ini kita bisa melawan pengaruh dosa yang membuat kita malas ibadah," pesan Syekh Ali Jaber.
Menurutnya, istighfar yang dilakukan dengan ikhlas akan membuka pintu-pintu rahmat dan memberikan kekuatan untuk kembali beribadah dengan semangat yang tinggi.
Lebih lanjut, Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa dosa yang tidak disadari bisa mengubah kebiasaan baik seseorang. Ia mengingatkan agar tidak meremehkan dosa kecil, karena dosa kecil yang terus-menerus dilakukan bisa menumpuk dan mengganggu kedekatan dengan Allah.
"Dosa kecil yang terus kita biarkan akan menjadi besar, dan itu yang bisa mengubah sikap kita dalam beribadah," jelasnya.
Syekh Ali Jaber juga menyebutkan bahwa kemalasan dalam beribadah adalah salah satu tanda bahwa seseorang harus segera bertaubat. Menurutnya, taubat adalah langkah awal untuk membersihkan diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
"Kalau kita mulai merasa malas ibadah, jangan tunda untuk bertaubat. Itu pertanda kita harus segera kembali kepada Allah," tegasnya.
Taubat dan istighfar, menurut Syekh Ali Jaber, tidak hanya akan menghapus dosa, tetapi juga akan membangkitkan kembali semangat dalam beribadah. "Ketika kita bertaubat dengan tulus, Allah akan membersihkan hati kita dan memberi kekuatan untuk terus beribadah," ujarnya.
Dengan terus memperbanyak istighfar dan taubat, setiap orang akan merasakan dampak positifnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam meningkatkan kualitas ibadah. "Teruslah beristighfar, teruslah bertaubat, dan insyaAllah, Allah akan memberikan kekuatan untuk menjadi lebih baik," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â