Sukses

Top 3 Islami: Sholat Taubat Hanya Dilakukan Setelah Berbuat Dosa atau Bisa Tiap Hari? Simak Penjelasan Buya Yahya

Ulama kharismatik pimpinan LPDP Al-Bahjah KH Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) menjelaskan terkait pertanyaan soal sholat taubat dilakukan setelah berbuat dosa atau bisa dilakukan tiap hari

Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan mengenai apakah sholat taubat hanya dilakukan setelah berbuat dosa atau bisa dilakukan tiap hari menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Jumat (13/9/2024).

Lantas, apa jawabannya? Ulama kharismatik pimpinan LPDP Al-Bahjah KH Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) menjelaskannya dengan gamblang.

Artikel kedua yang juga populer adalah cara rebahan seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Sementara, artikel ketiga yang juga populer adalah Syekh Ali Jaber yang mengungkapkan penyebab malas beribadah.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Sholat Taubat Hanya setelah Berbuat Dosa atau Tiap Malam? Buya Yahya Menjawab

Keseharian seorang muslim tidak lepas dari perbuatan khilaf yang menyebabkan dosa. Meskipun sudah berusaha untuk meninggalkan maksiat, tapi kadang kala setan berhasil menggoda.

Ketika berbuat dosa, maka dianjurkan segera bertaubat kepada Allah SWT. Caranya dapat dilakukan dengan mengerjakan sholat sunnah dua rakaat yang dikenal sholat taubat.

Hukum sholat taubat adalah sunnah. Meski sunnah, tapi sangat dianjurkan dilakukan ketika seseorang berbuat dosa, terlebih lagi dosa besar.

Terkait sholat taubat, muncul satu pertanyaan. Apakah sholat taubat hanya dilakukan setelah berbuat dosa atau justru sebaiknya dikerjakan setiap malam?

Soal ini pernah dibahas oleh Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Simak berikut penjelasan ulama kharismatik kelahiran Blitar, Jawa Timur ini.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Rebahan ala Rasulullah yang Penuh Berkah dan Bisa Dicontoh, UAH Ungkap Caranya

Belakangan, istilah "rebahan" ngetren, terutama karena banyak orang melakukannya sebagai bentuk istirahat atau karena bermalas-malasan. Seringkali sambil scrolling HP.

Namun, jika kita melihat pada zaman Rasulullah SAW, konsep "rebahan" juga ada. Namun dengan tujuan yang sangat berbeda.

Rasulullah SAW sering beristirahat sejenak, namun bukan karena malas, melainkan sebagai bentuk refleksi, ibadah, atau memulihkan energi untuk kembali beraktivitas.

Menyitir ceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang diunggah di kanal YouTube @dakwatoday mengajak umat untuk meneladani kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam mempersiapkan diri menjelang waktu Subuh.

Dalam ceramah bertajuk "Rebahan ala Nabi Muhammad SAW", UAH menjelaskan pentingnya bangun malam dan istighfar sebagai bagian dari persiapan spiritual menuju waktu Fajar.

Menurut Ustadz Adi, salah satu amalan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah rebahan sejenak setelah melaksanakan istighfar di waktu malam.

"Hakikatnya, kita bangun malam itu untuk istighfar di waktu Subuh, sebagai persiapan menuju Fajar," ujar Ustadz Adi dalam ceramahnya.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Malas Beribadah? Syekh Ali Jaber Sarankan Kita Lakukan Ini

Iman yang naik turun adalah hal yang wajar bagi setiap manusia. Ketika sedang dalam kondisi rajin beribadah, seseorang merasakan kedekatan yang lebih kuat dengan Tuhan, sehingga rutinitas ibadah berjalan lancar dan penuh semangat.

Namun, saat iman menurun dan rasa malas beribadah muncul, inilah yang menjadi tantangan besar. Perasaan malas beribadah ini bisa datang tiba-tiba, terutama ketika seseorang berada dalam kondisi lelah, stres, atau tergoda oleh kesenangan duniawi.

Malas dalam beribadah dapat membuat hati terasa jauh dari Tuhan, dan jika dibiarkan, bisa mengakibatkan kebiasaan buruk yang merugikan diri sendiri.

Syekh Ali Jaber, dalam sebuah ceramah yang diuggah di kanal YouTube @dakwatoday, mengajak umat Islam untuk selalu introspeksi diri ketika merasakan kemalasan dalam beribadah.

Ia menegaskan bahwa rasa malas dalam beribadah tidak boleh dianggap sepele, karena bisa jadi ada dosa yang mempengaruhi semangat beribadah seseorang.

"Ketika kita merasa kekurangan dalam ibadah, segera bertaubat dan istighfar. Kekurangan ibadah bukan semata karena malas atau bosan beribadah, tetapi pasti ada dosa yang menjadi penyebabnya," tegas Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya.

Selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.