Sukses

Etika Perempuan Beriman dalam Era Digital Menurut UAH

Ketika seseorang menyatakan dirinya beriman, maka ia harus memastikan bahwa setiap tindakannya mencerminkan iman yang diyakininya.

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan yang beriman seharusnya menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan, menjaga kehormatan diri, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama manusia.

Dalam era digital ini, penting bagi seorang Muslimah untuk selalu berhati-hati dalam berperilaku dan berucap di dunia maya, sebagaimana diperintahkan untuk menjaga akhlak di dunia nyata.

Ugal-ugalan dalam berinteraksi di media sosial, seperti menyebar kebencian, hoaks, atau perilaku tidak senonoh, bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Panduan dalam menggunakan media sosial harus didasari oleh niat yang baik, menjaga kehormatan diri, serta menebar manfaat dan kebaikan, sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Al-Qur’an dan hadis untuk senantiasa berakhlak mulia.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam video yang diunggah di kanal YouTube @HijrahProses_ memberikan panduan penting tentang bagaimana seseorang yang mengaku beriman seharusnya mempraktikkan ajaran Islam, khususnya dalam konteks perempuan dan penggunaan media digital.

Menurut UAH, bagi mereka yang mengaku beriman, ada beberapa prinsip dasar yang harus dipegang teguh. “Ketika seseorang menyatakan dirinya beriman, maka ia harus memastikan bahwa setiap tindakannya mencerminkan iman yang diyakininya,” ungkap UAH dalam video tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Pentingnya Perempuan Menggunakan Iman di Era Digital

Ustadz Adi menekankan pentingnya bagi perempuan untuk menggunakan pandangan iman dalam setiap aspek kehidupannya. “Setiap perempuan yang menyatakan iman harus menjadikan panduan iman sebagai bimbingan dalam bertindak, terutama dalam memilih dan menyaring konten yang dikonsumsi,” jelasnya.

Dalam era digital saat ini, Ustadz Adi menyoroti perlunya kehati-hatian dalam mengonsumsi media. “Jika Anda melihat iklan atau konten di YouTube yang tidak sesuai dengan standar iman, secara otomatis Anda harus merasa tidak nyaman dan menghindarinya,” tegas Ustadz Adi.

“Iklan atau konten yang tidak sejalan dengan ajaran Islam seharusnya tidak menarik perhatian kita. Sama seperti ketika kita naik pesawat, tugas kita adalah menjaga iman agar tetap terjaga dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama, termasuk aki-laki yang suka melihat pramugarinya,” ucapnya.

Ustadz Adi menjelaskan bahwa iman harus diperhatikan dari mata turun ke hati, kemudian ke lisan.

“Apa yang kita lihat dengan mata secara langsung mempengaruhi hati kita. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pandangan kita sesuai dengan ajaran iman sebelum mengucapkannya dengan lisan,” jelasnya.

Dia juga mengingatkan bahwa penggunaan lisan harus sesuai dengan nilai-nilai iman. “Mulut kita adalah alat yang penting dalam menyampaikan iman. Ketika digunakan, haruslah berbicara sesuai dengan ajaran agama dan tidak menyalahi prinsip-prinsip iman,” tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Bijaksana dalam Berinteraksi

Lebih lanjut, UAH menegaskan bahwa dalam berinteraksi dengan konten digital, perempuan harus bijaksana dalam memilih dan mengonsumsi informasi.

“Setiap konten yang masuk ke dalam diri kita melalui mata dan telinga akan mempengaruhi tindakan dan ucapan kita. Oleh karena itu, pastikan bahwa semuanya sejalan dengan iman yang diyakini,” ujarnya.

Ustadz Adi juga menekankan pentingnya konsistensi dalam menjaga iman di era digital. “Jangan hanya pada saat tertentu, tetapi jadikan prinsip iman sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan digital Anda,” pesannya.

Ia mendorong para perempuan untuk selalu memperbarui pengetahuan dan pemahaman tentang agama.

“Ikuti kajian dan bimbingan agama secara berkala, agar selalu bisa menyesuaikan diri dengan tuntunan iman dalam setiap situasi,” sarannya.

Dalam video tersebut, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa iman harus menjadi landasan utama dalam setiap tindakan dan keputusan.

“Semoga dengan memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip iman ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan menjaga diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam,” tutupnya.

Dengan penjelasan ini, Ustadz Adi berharap agar umat Islam, khususnya perempuan, dapat lebih bijaksana dalam menggunakan media digital dan selalu menjaga iman dalam setiap aspek kehidupannya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul