Sukses

Terkuak, Beda Lelah Berbuat Dosa dan Berbuat Baik Menurut Ustadz Hanan Attaki

Meskipun beribadah seperti pergi ke masjid atau berdoa juga melelahkan, tetapi ada perbedaan mendasar dibandingkan dengan lelah yang disebabkan oleh perbuatan dosa.

Liputan6.com, Jakarta - Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata lelah berarti rasa letih atau keletihan yang timbul akibat aktivitas atau usaha yang berat. Biasanya, lelah merujuk pada kondisi fisik atau mental yang merasa tidak berdaya atau kehilangan energi setelah melakukan sesuatu.

Lelah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerja keras, kurang tidur, atau stres. Perasaan lelah sering kali memerlukan istirahat atau pemulihan untuk mengembalikan energi dan keseimbangan.

Sementara mengutip video yang diunggah di kanal YouTube @hananAttaki, Ustadz Hanan Attaki membahas perbedaan antara lelah yang dihasilkan dari berbuat dosa dan lelah yang datang dari berbuat baik.

Menurutnya, kedua jenis lelah ini memiliki dampak yang berbeda pada kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.

Ustadz Hanan Attaki mengawali pembahasannya dengan pertanyaan retoris mengenai pilihan antara lelah yang sia-sia dan lelah yang bermanfaat.

“Apakah kita mau lelah untuk sesuatu yang sia-sia, ataukah kita memilih untuk lelah dalam hal-hal yang bermanfaat? Keduanya pasti melelahkan, tapi hasilnya berbeda,” ujar Ustadz Hanan.

Dia menjelaskan bahwa meskipun beribadah seperti pergi ke masjid atau berdoa juga melelahkan, tetapi ada perbedaan mendasar dibandingkan dengan lelah yang disebabkan oleh perbuatan dosa.

“Lelah dalam beribadah adalah lelah yang kita rasakan ketika kita melakukan sesuatu untuk Allah. Walaupun capek, kita tahu itu adalah untuk kebaikan,” jelasnya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Gambaran Lelah Berbuat Dosa

Ustadz Hanan melanjutkan dengan menggambarkan lelah yang dirasakan oleh mereka yang terjebak dalam perbuatan dosa.

“Banyak orang yang mengalami lelah karena berbuat dosa. Mereka merasa lelah dengan dosa yang dilakukan sehari-hari, dari malam ke siang hari. Lelah yang mereka rasakan mungkin sama, tapi dampaknya jauh berbeda,” katanya.

Dia menegaskan bahwa meskipun lelah berbuat dosa dan berbuat baik sama-sama melelahkan, hasil akhirnya sangat berbeda.

“Lelah dari dosa adalah lelah yang berakhir dengan penyesalan dan dosa yang terus menghantui. Sementara lelah dari ibadah adalah lelah yang disertai dengan pahala dan kepuasan batin,” tambah Ustadz Hanan.

Ustadz Hanan juga mengingatkan bahwa berbuat dosa tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga dapat menimbulkan beban psikologis dan spiritual.

“Lelah dari dosa sering kali membawa beban mental dan hati yang berat. Penyesalan dan rasa bersalah sering menyertai setiap perbuatan dosa,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa lelah dalam beribadah meskipun menguras tenaga, memiliki imbalan yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat.

“Beribadah meskipun melelahkan, akan memberikan kita kepuasan dan keuntungan di akhirat. Setiap kebaikan yang kita lakukan memiliki nilai di sisi Allah,” ujar Ustadz Hanan.

3 dari 3 halaman

Pentingnya Lelah yang Bermanfaat

Lebih lanjut, Ustadz Hanan menekankan pentingnya memilih lelah yang bermanfaat. “Kita memiliki pilihan untuk menghabiskan energi kita dalam hal yang bermanfaat atau yang sia-sia. Pilihlah untuk lelah dalam beribadah, karena itu adalah investasi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat,” katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa lelah dalam ibadah tidak hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga bisa memberikan manfaat kepada orang lain.

“Lelah dalam beribadah bisa membawa kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita, baik melalui amal jariyah atau pengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Ustadz Hanan.

Ustadz Hanan berharap agar umat Islam dapat lebih sadar akan pilihan mereka dalam menghabiskan waktu dan tenaga.

“Semoga kita dapat memilih untuk berlelah-lelah dalam hal yang mendatangkan kebaikan dan pahala, bukan dalam dosa yang hanya mengantarkan kita pada penyesalan,” tutupnya.

Dengan penjelasan ini, Ustadz Hanan Attaki ingin menekankan betapa pentingnya memilih lelah yang bermanfaat dan menghindari lelah yang sia-sia, agar kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan dan kepuasan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul