Liputan6.com, Cilacap - Kiai nyentrik asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa orang Islam jika ia masuk neraka maka tidak akan lama.
Santri senior kesayangan Mbah Moen menyampaikan hal ini dalam sebuah kesempatan tausiyahnya di hadapan para jemaahnya.
Menurutnya orang Islam yang masuk neraka itu durasinya tidak lama ini berdasarkan ijma’ atau kesepakatan para ulama.
Advertisement
Baca Juga
"Semua ulama itu ijma’ (sepakat-pen), selama-lamanya orang Islam di neraka itu tidak lebih dari 7 hari,” terangnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Rabu (18/09/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Lamanya di Neraka
Gus Baha pun kemudian menerangkan durasi waktu di neraka bagi seorang muslim. Menurutnya orang Islam di neraka itu paling lama selama 7 hari.
Gus Baha menambahkan keterangan perihal waktu di akhirat dengan hitungan waktu di dunia yakni di mana 1 harinya itu sama dengan 1.000 tahun hitungan di dunia.
“7 hari di mana 1 harinya itu setara dengan 1.000 tahun, berarti kira-kira sekitar 7.000 tahun,” paparnya.
Setelah mengalami 7 hari di neraka, maka orang Islam ini akan dikeluarkan dari neraka dan masuk surga. Jika dalam rentang waktu 7 hari ternyata tidak dikeluarkan dari neraka, menurut Gus Baha itu pertanda yang sangat buruk yakni akan berada di neraka selama-lamanya.
“Setelah itu langsung keluar, bagi yang tidak keluar berarti selama-lamanya di neraka,” tandasnya.
Namun, menurutnya hal ini tidak mungkin dialami oleh orang Islam yang tentu saja telah berikrar dengan kalimah syahadat perihal pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT.
“Itu tidak mungkin ahlul iman, yang menyaksikan laa ilaaha illallah ikhlas, itu akan masuk surga,” tuturnya.
Advertisement
Golongan Manusia yang Haram Masuk Neraka
Merangkum NU Online, berikut ini golongan manusia yang diharamkan masuk neraka.
Pertama, golongan orang yang rendah hati, tidak sombong, dan tidak meremehkan orang lain.
Menurut Abu Hatim dalam kitab Raudlatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudlala’, wajib bagi orang yang berakal untuk rendah hati (tawadhu’) dan menjauhi sikap sombong terhadap orang lain.
Orang yang rendah hati akan selalu meningkat derajat dan posisinya. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Tiada orang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya (HR Ahmad).
Kedua, layyin, yaitu orang yang lemah lembut dan santun, baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Sifat lemah lembut dan kasih sayang merupakan rahmat dari Allah swt untuk umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Artinya: Dengan rahmat dari Allah engkau (Nabi Muhammad) lemah lembut terhadap umat, seandainya engkau kaku dan keras hati niscaya umat akan menyingkir darimu.
Golongan Manusia yang Haram Masuk Neraka
Ketiga, sahlun, yaitu orang yang mudah, tidak sulit, ringan baginya memberikan bantuan terhadap orang lain, baik dengan tenaga, pikiran, maupun harta. Ia ringan memberikan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang membutuhkan.
Mengapa orang yang ringan membantu saudaranya diharamkan masuk neraka? Karena orang mau memudahkan dan membantu kesulitan orang lain, akan diberikan kemudahan oleh Allah swt, baik di dunia maupun di akhirat kelak, termasuk kemudahan masuk surga dan terhindar dari neraka. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya: Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya (HR Muslim).
Keempat, qarib, yaitu akrab, dekat, pandai berkomunikasi, menyenangkan, dan murah senyum.
Selalu menebar salam jika bertemu dengan orang lain. Banyak ajaran Islam yang mengajarkan agar manusia saling akrab, dekat, dan penuh kekeluargaan. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: Tidak sempurna iman dari kalian hingga kalian mencintai apa-apa bagi saudaranya sebagaimana ia mencintai apa-apa bagi diri sendiri (HR al-Bukhari).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement